Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Ayo Giat Berolahraga Agar Tubuh Sehat dan bugar.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Tingkatkan Literasi Digital.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Gapai Impian dan Cita-Cita dengan Tubuh yang Bugar.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Rajin Olahraga bisa meningkatkan kualitas hidup.

Kesehatan adalah mahkota yang dikenakan oleh orang sehat yang hanya terlihat oleh orang sakit

Tolak Peluru



Pengertian Tolak Peluru

Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik dalam nomor lempar. Atlet tolak peluru melemparkan bola besi yang berat sejauh mungkin. Peluru ini merupakan peralatan utama dalam olahraga ini. 


Bentuknya bulat seperti bola dan terbuat dari besi. yang telah dipertandingkan nasional maupun internasional. Oleh karena itu, tolak peluru sudah mulai diajarkan dalam beberapa sekolah.



Sejarah Tolak Peluru di Dunia

Dalam sejarahnya ternyata tolak peluru telah ada sejak 2000 tahun lalu. Olahraga tolak peluru populer di kalangan pria Britania atau Inggris untuk menguji kekuatan para pria. 


Peluru yang digunakan masih berupa batu bukan bola besi seperti halnya sekarang ini. Di zaman pertengahan, meriam adalah salah satu senjata paling mematikan. Dari peluru meriam inilah inspirasi dari tolak peluru modern, yakni perlombaan melempat peluru meriam sejauh mungkin. 


Pada tahun 1866 tolak peluru mulai diperlombakan dalam kejuaraan amator. Barulah pada tahun 1896 olahraga tolak peluru dimasukkan dalam perlombaan olahraga skala besar yakni di Olimpiade Athena, Yunani.


Kemajuan terbesar dalam olahraga tolak peluru terjadi di tahun1950, ketika Parry O'Brien memulai tolakannya menghadap bagian belakang ring, metode ini dikenal sebagai metode O'Brien atau lebih di kenal dengan teknik meluncur. 


Teknik yang mendapat popularitas adalah teknik berputar yang menggunakan lemparan cakram melintasi ring tolak peluru bukan bergerak ke arah belakang yang telah dilakukan oleh O'Brien dan kedua teknik ini sama-sama mencapai keberhasilan.


Lapangan Tolak Peluru

 


Lapangan tolak peluru berbentuk lingkaran yang berdiameter 2,135 m. Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja atau bahan lain yang cocok dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. 


Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari semen, aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar antara 20 mm-6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi. 


Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0,75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu. Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m.


Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus dicat putih. Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh. 

Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.



Bola Tolak Peluru

Adapun Ukuran dan berat olahraga tolak peluru yaitu disesuaikan dengan kebutuhan yaitu:

# Untuk senior putra = 7,257 kg

# Untuk senior putri = 4 kg

# Untuk junior putra = 5 kg

# Untuk junior putri = 3 kg



Baca juga :         





Teknik Dasar Tolak Peluru

Dalam Permainan olahraga tolak peluru terdapat beberapa teknik dasar, yaitu: teknik memegang peluru, teknik meletakan peluru pada bahu dan teknik menolak peluru.


Teknik Memegang Peluru

Langkah langkah yang dapat dilakukan dalam memegang peluru yaitu:

Jari-jari renggang.
Jari kelingking ditekuk berada disamping peluru,sehingga dapat membantu untuk menahan supaya peluru tidak mudah tergeser dari tempatnya.Untuk menggunakan cara ini penolak harus memiliki jari jari yang kuat dan panjang.


Jari-jari agak rapat
Ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru.
Jari kelingking selain berfungsi untuk menahan jangan sampai peluru mudah bergeser,juga membantu menekan pada waktu peluru ditolakkan. Cara ini lebih banyak dipakai oleh atlit.


Jari-jari agak renggang
Bagi mereka yang tangannya agak kecil dan jari jarinya pendek, dapat menggunakan cara ketiga ini, yaitu jari jari seperti pada cara kedua tetapi lebih renggang, kelingking di belakang peluru sehingga dapat ikut menolak peluru, ibu jari untuk menahan geseran ke samping, karena tangan pelempar kecil dan berjari jari pendek, peluru diletakkan pada seluruh lekuk tangan.


Teknik Meletakan Peluru Pada Bahu

Peluru dipegang dengan salah satu cara di atas, letakkan peluru pada bahu dan menempel pada leher bagian samping. Siku yang memegang peluru agak dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di samping kiri badan.


Teknik Menolak Peluru

Untuk menyiapkan kondisi fisik dapat dilakukan dengan cara seperti dibawah ini:

Menolak Peluru Dengan Dua Tangan


1. Pegang peluru dengan kedua tangan didepan dada, kedua kaki dalam keadaan sejajar, lalu dorong/tolakkan peluru kedepan-atas sejauh mungkin


2.  Pegang peluru dengan kedua tangan , kemudian simpan dibawah perut dengan lengan diluruskan,kedua kaki dalam keadaan sejajar. Kemudian ayun dan lemparkan peluru kedepan.


3. Pegang peluru dengan kedua tangan , kemudian simpan dibawah perut dengan lengan diluruskan,kedua kaki dalam keadaan sejajar. Posisi ini dilakukan dengan membelakangi arah lemparan. Kemudian ayunkan dan lempar peluru kearah belakang atau sektor lemparan.

4. Pada tahap berikutnya doronglah peluru dengan bantuan putaran pinggang. Tolakan masih dengan kedua tangan tetapi beben diutamakan pada tangan tolak atau tangan terkuat. Kaki masih sejajar. Tahapan ini depersiapkan untuk melakukan tolakan yang sebenarnya.


5. Lakukan seperti diatas, hanya sekarang satu kaki berada di depan. Tolakan dilakukan dengan koordinasi bantuan dorong kaki belakang.



Menolak Peluru Dengan Satu Tangan

1.Peganglah peluru dengan tangan kanan dan letakkan dileher. Lanjurkan/rentangkan lengan kiri kedepan dan abadan menghadap depan. 

Tolakkan peluru dengan sudut parabola beberapa meter kedepan sambil melangkahkan kaki kiri kedepan. Jangan lupa kai kanan dihentakkan untuk membantu melakukan tolakan, sesaat sebelum peluru dilepaskan (Carr,1991)


2. Lakukan gerakkan seperti diatas, hanya pada saat akan melakukan tolakan, badan diputar ke kanan untuk mengambil ancang-ancang (Carr,1991)


3. Lakukan gerakan menolak peluru dengan awalan membelakang gunakan bantuan putaran/ pilin tubuh saat melakukan tolakan (carr,1991)


Tips dan Trik dalam Tolak Peluru

Berikut ini adalah tips dan trik dalam melakukan tolak peluru agar hasilnya dapat maksimal.


Lakukan Hal ini :
  • Bawalah tungkai kiri merendah

  • Dapatkan keseimbangan gerak dari kedua tungkai, dengan tungkai kiri memimpin dibelakang

  • Menjaga agar bagian atas badan tetap rileks ketika bagian bawah badan bergerak

  • Hasilkan rangkaian gerak yang cepat dan jauh pada tungkai kanan

  • Putar kaki kanan kearah dalam sewaktu melakukan luncuran

  • Pertahankan pinggul kiri dan bahu menghadap kebelakang selama mungkin. Bawalah tangan kiri dalm sebuah posisi mendekati badan

  • Tahanlah sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri


Dan Hindari ini :

  • Tidak memiliki keseimbangan dalam sikap permulaan
  • Melakukan lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan
  • Mengangkat badan tinggi ketika melakukan luncuran
  • Tidak cukup jauh menarik kaki kanan dibawah badan
  • Mendarap dengan kaki kana menghadap ke belakang
  • Menggerakkkan tungkai kiri terlalu banyak kesamping
  • Terlalu awal membuka badan
  • Mendarat dengan badan menghadap kesamping atau depan

 


Peraturan Tolak Peluru

Adapun berikut ini adalah peraturan dalam permainan olah raga cabang tolak peluru,


Sarana Prasarana

Sarana dan Prasarana yang harus ada dalam melakukan tolak peluru :

  • Sektor lemparan/lapangan dibatasi oleh 2 garis yang menuju ke pusat lingkaran, lewat tepi balok lemparan yang panjangnya 1,22 m; tinggi 10    cm; dan tebalnya 11,4 cm.

  • Berat peluru: pria 7,26 kg dan wanita 4 kg. (sesuai Kebutuhan)

  • Sepatu yang dipergunakan mempunyai alas yang keras dan tanpa paku.



Peraturan Tolak Peluru

Tolakan peluru yang dilakukan oleh peserta dianggap gagal jika (ketentuan pemain di diskualifikasi dalam tolak peluru jika melakukan) :

  • menyentuh balok batas sebelah atas dan menyentuh tanah di luar lingkaran

  • keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah

  • berjalan keluar lingkaran di daerah lemparan

  • peluru jatuh di luar sektor lingkaran

  • peluru diletakkan di muka dada atau belakang kepala

  • dipanggil sudah 2 menit belum melempar

  • peserta gagal melempar setelah 3 kali lemparan



Pengertian dan gaya Lempar Lembing



Lempar lembing secara sederhana bisa diartikan sebagai suatu aktivitas manusia melempar sebuah benda bernama lembing, yakni tongkat panjang berujung runcing, atau lebih familiar disebut sebagai tombak.



Namun pada konteks olah raga, lempar lembing dapat didefinisikan sebagai salah satu nomor atletik melempar di mana sang atlet mempertunjukkan kemampuannya untuk melempar sebuah lembing dengan gaya dan teknik tertentu dengan mengikuti segala peraturan dalam pertandingan tersebut untuk memperoleh jarak lempar terjauh.



Berikut ini merupakan beberapa materi dasar dalam pelajaran lempar lembing, khususnya yang diajarkan di sekolah.
Materi dasar ini mencakup beberapa hal seperti pengertian umum mengenai olah raga atletik lempar lembing, sejarah lempar lembing mulai dari sebelum menjadi olah raga yang diperlombakan hingga menjadi ajang perlombaan internasional.


Terdapat juga penjelasan mengenai gaya lempar lembing beserta teknik dasar dan teknik secara umum dari masing-masing gaya tersebut, materi tentang peralatan dan lapangan yang dibutuhkan dalam lempar lembing beserta ukurannya, dan peraturan lempar lembing.


Semua materi lempar lembing tersebut sekaligus akan dibahas dalam poin-poin pada artikel ini mulai dari poin pertama hingga terakhir.


Gaya lempar lembing
Ada tiga gaya memegang lembing yang bisa dikategorikan juga sebagai gaya lempar lembing, yakni:


1. Gaya Lempar Lembing Amerika

Gaya ini tentu saja berasal dari Amerika, secara lebih spesifik diperkenalkan oleh atlet lempar lembing asal Amerika. Namun kemudian gaya ini diadaptasi di seluruh dunia.


Pada gaya ini, posisi jari ketika memegang lembing adalah jari telunjuk dan jari jempol menggenggam pegangan lembing pada batas tali bagian belakang, tiga jari berikutnya menggenggam pegangan namun tidak terlalu kuat atau renggang yang berfungsi hanya sebagai penjaga keseimbangan lembing ketika dibawa berlari pada saat awalan.


2. Gaya Lempar Lembing Finlandia


Sebagaimana gaya Amerika, gaya Finlandiapun juga diperkenalkan oleh atlet lempar lembing asal Finlandia.


Hampir mirip dengan gaya Amerika, pada gaya Finlandia jari jempol dan jari tengah bertugas menggenggam pegangan lembing paling belakang, sementara jari telunjuk lurus menahan lembing dan jari-jari sisanya hanya menggenggam longgar pegangan lembing bagian depan.


Gaya ini cenderung lebih mudah dipraktikkan oleh pemula karena keseimbangan lembing dijaga oleh jari telunjuk dalam posisi lurus, dan jari manis dan kelingking dalam posisi menggenggam longgar.


3. Gaya Lempar Lembing Penjepit / Tang


Entah darimana asalanya gaya ini, namun gaya penjepit atau tang juga sering dipergunakan oleh atlet untuk memegang lembing.


Posisi tangan pada gaya ini adalah jari telunjuk dan jari tengah menjepit pegangan paling belakang lembing, sementara jari jempol, jari manis dan telunjuk menggenggam longgar lembing bagian pegangan sisanya.


Gaya ini juga bisa dikatakan stabil dan mudah dipraktikkan oleh pemula.



Baca Juga :

Klasifikasi Keterampilan Gerak

Metode Pembelajaran

Tema Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Selain gaya dalam memegang lembing, ada juga gaya dalam memulai awalan hingga melakukan lemparan. Gaya ini fokus pada langkah kaki dengan dua jenis, yakni:


1. Hop Step / Gaya Berjingkat


Teknik ini dimulai dengan melangkahkan kaki dengan cara berjingkat mulai dari kecepatan sedang menuju kecepatan tinggi.


Gaya ini berdampingan dengan gaya memegang lembing cara Finlandia dan tang dimana posisi lembing berada di atas bahu, baik dibawa sejajar bahu pada saat awalan atau berada pada posisi atas lurus ke depan.


Gaya ini dipergunakan untuk menciptakan gaya dorong pada seluruh bagian tubuh ke arah depan yang dipusatkan pada lengan pembawa lembing.


Pada saat melempar, karena saking kuatnya daya dorong yang diciptakan tubuh akan melompat dan jatuh kedepan setelah lembing terlempar.


Gaya ini, secara teori, biasanya akan menghasilkan lemparan ke arah tengah lapangan atau kurang lebih lurus dengan posisi pelempar.


2. Cross Step / Gaya Menyilang


Gaya cross step atau langkah menyilang ini akan tampak pada saat atlet sampai pada 2-3 langkah terakhir sebelum melempar.


Silangan kaki dihasilkan dari putaran badan sejak hendak melempar hingga mulai melempar. Karena badan berputar dari arah kanan ke kiri, demikian pula dengan posisi kaki sehingga tampak menyilang.


Gaya ini biasanya bersanding dengan gaya memegang lembing Amerika yang cenderung mengarahkan ujung tombak ke atas dengan sudut 45 derajad.


Awalan yang digunakan adalah lari biasa dengan kecepatan sedang menuju kecepatan tinggi.


Silangan kaki dan badan yang bersamaan dengan lengan yang melempar akan menghasilkan daya lempar yang kuat dengan arah yang lebih cenderung menyamping alias tidak terlalu ketengah.



Berbeda dengan gaya hop step, pada gaya cross step ini tubuh atlet tak akan jatuh ke depan seusai melemparkan lembing. Kalaupun tubuh jatuh, maka tubuh tersebut akan jatuh ke samping mengikuti arah putaran tubuh dan silangan kaki.


Lempar Cakram




Lempar Cakram Adalah salah satu nomor Atletik yang sudah dikenal sejak zaman prasejarah atau pada zaman Yunani Kuno.


Manusia telah menyadari perlunya ketahanan berjalan jauh, kecepatan lari, ketangkasan melompat dan melempar. 


Sehingga ada sementara orang yang menganggap atletik adalah cabang olahraga yang tertua.Hal ini dapat kita ketahui dari buku karangan Homerus yang berjudul “Odyssy” pada zaman purba.


Dalam buku Odyssy tersebut menceritakan bahwa gerak gerakan dasar dari atletik adalah jalan, lari, lompat dan lempar yang telah dikenal oleh bangsa primitif pada zaman prasejarah. 


Bahkan dapat dikatakan sejak adanya manusia, gerak-gerakan itu dikenal karena gerakan pada  Atletik adalah gerak dasar pada manusia.Gerakan jalan, lari, lompat dan lempar semata-mata untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. 


Didalam usaha ini mereka sangat tergantung dari efiiensi jasmaninya. Mereka yang kurang terampil, kurang tahan berjalan, kurang cepat lari, kurang tangkas melompat atau melempar akan mati karena kelaparan atau menjadi mangsa binatang buas bahkan mungkin menjadi korban bencana alam.


Bangsa Belanda menyebut atletik adalah induk dari semua cabang olahraga (“Atletik is a moerder der sporten” ). Dapat diketahui juga bahwa perlombaan atletik termasuk lempar cakram yang pernah dilakukan dalam cacatan sejarah baru terjadi pada zaman purba sekitar 1000 tahun sebelum masehi. 


Hal ini dapat diketahui dari buku pujangga Yunani yang ditulis oleh Homeros yang menceritakan pertualangan Odysseus. Bahwa pada suatu ketika Odysseus terdampar disebuah kepulauan yang kemudian ternyata bernama Phaeacia, rajanya bernama Alcinaus. 


Setelah Odysseus dibawa menghadap baginda maka diadakan penyambutan yang meriah. Dalam acara itu diadakan serangkaian perlombaan.pemuda-pemuda Phaeacia yang mempertujukan kemahirannya dalam lomba lari cepat, gulat, lompat, tinju, dan lempar cakram.


Setelah perlombaan itu selesai, raja Aleinaus minta agar Odysseus memberikan demotrasi lempar cakram. Semula Odysseus menolaknya dengan halus, tetapi baginda mendesaknya dengan alasan agar pemuda Phaeacia dapat menyaksikan bagaimana cara melempar cakram yang sempurna, maka permintaan raja terpaksa dipenuhi. 


Tanpa melepaskan pakaian perangnya yang terbuat dari logam itu, Odysseus bangkit minta ijin kepada baginda, kemudian masuk gelanggang mengambil cakram yang terberat dan dengan gaya termanis melempar cakram itu,cakram melucur dan jatuh jauh dari jarak yang dicapai atlet-atlet dari Phaeacia (Sunaryo Basuki, 1979 : 24).


Berdasarkan kutipan di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa bangsa Yunani purba telah mengenal atletik, disini terlihat adanya nomor lari, lompat, dan lempar cakram yang merupakan nomor atletik yang kita kenal hingga sekarang ini.



B.    Sejarah Lempar Cakram di Indonesia

Pada zaman Penjajahan Belanda Lempar cakram sudah dikenal Indonesia ,tetapi tidak dikenal secara luas.Kemudian pada zaman pendudukan Jepang mulai awal tahun 1942-1945 kegiatan keolahragawan mengalami perkembangan. 


Hal ini dapat dilihat dipagi hari semua pelajar dan pegawai diwajibkan melakukan senam. Selain itu diberikan pelajaran beladiri dan atletik termasuk lempar cakram. 


Tetapi semua aktivitas jasmani yang dilakukan oleh seluruh bangsa Indonesia itu hanya untuk kepentingan orang-orang Jepang sendiri, dalam usaha memenangkan perang (Drs. Aip Syrifuddin, 1998 : 3).


Kemudian setelah Indonesia merdeka perkembangan olahraga termasuk lempar cakram semakin meluas bahkan setiap orang diberikan kesempatan untuk melakukan latihan-latihan atletik termasuk lempar cakram (Drs. Sunaryo Basuki, 1979 : 37).



Berdasarkan penjelasan diatas, maka dalam kesempatan ini saya akan menguraikan hal-hal sebagai berikut :

Pengaruh panjang lengan terhadap prestasi lempar cakram

Panjangnya  lengan seseorang adalah salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam olahraga khususnya lempar cakram, karena akan memungkinkan dalam pencapaian prestasi yang maksimal. 


Hal ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa bentuk tubuh atau postur tubuh merupakan salah satu faktor penentu dalam pencapaian prestasi yang maksimal (Soeharno H. P. 1985 : 8).



Disamping panjang lengan, dapat juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kekuatan. 


Hal ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa kekuatan lengan adalah kemampuan kelompok otot-otot lengan untuk dapat mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitas (Drs. Soeharno H. P. 1985 : 224),


Standar yang digunakan untuk mengukur panjang lengan menggunakan meteran baja (Antropometer) yang diukur melalui pangkal persendian bahu yang paling atas sampai ujung jari tengah. 


Hal ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa lengan adalah anggota gerak bagian atas mulai dari gelang bahu sampai ujung jari (Soedarminta, 1994 : 108).


Oleh karena itu apabila ada seseoarang yang memiliki lengan panjang kecenderungan akan berpengaruh pada jauhnya lemparan jika didukung oleh kekuatan otot yang baik bila dibandingkan seseorang yang memiliki lengan pendek.



Pengertian lempar cakram

1.    Pengertian lempar cakram 


Lempar adalah olahraga dengan melempar (lembing, peluru, martil, cakram).(W. J. S. Poerwadarminta, 1976 : 584).


Sedangkan cakram sebuah benda kayu yang berbentuk piring berbingkai sabuk besi (Didi Sugandi, 1986 : 51).


Jadi lempar cakram adalah salah satu nomor lomba dalam atletik yang menggunakan sebuah benda kayu yang berbentuk piring bersabuk besi, atau bahan lain yang bundar pipih yang dilemparkan.


2.  Peraturan
1.Atlet yang akan melakukan lemparan harus dimulai dengan sikap berdiri seimbang dengan lingkaran lempar tanpa menginjak garis lingkaran.


2.Pelempar tidak boleh meninggalkan lingkaran lempar sebelum juri mengatakan sah posisi berdirinya melalui setengah lingkaran bagian dalam.


3. Pelempar tidak boleh menyentuh bagian atasujung sektor lemparan.


4.Lemparan akan diukur dengan lemparan yang ditarik dari bekas jatuhnya cakram yang terdekat ketepi dalam balok.


5.Bila peserta lebih dari 8 orang, maka peserta akan diberi hak melempar sebanyak 3 kali, kemudian akan ditentukan 8 pelempar terbaik untuk mengikuti babak berikutnya (final).


6. Bila peserta lomba 8 orang atau kurang, kesempatan melempar sebanyak 6 kali langsung final.



Gaya dalam Lempar Cakram

•    Gaya samping

Sikap permulaan berdiri miring/menyamping kearah sasaran, sesaat akan memulai berputar lengan kanan diayun jauh ke belakang, sumbu putaran pada kaki kiri (telapak kaki bagian depan atau ujung) selama berputar lengan kanan selalu di belakang, pada posisi melempar badan merendah lengan kanan di belakang pandangan ke arah sasaran, setelah cakram lepas dari tangan kaki kanan melangkah ke depan berpijak dibekas telapak kaki kiri yang saat itu telah berayun ke belakang.



•    Gaya belakang

Sikap pertama berdiri membelakangi arah lemparan sesaat akan berputar lengan kanan diayun jauh ke belakang pandangan mulai melirik ke kiri, saat mulai berputar ujung telapak kaki kiri sebagai sumbu dan tolakan kaki kiri itu pula badan meluncur ke arah lemparan, kaki kanan secepatnya diayun memutar ke kiri untuk berpijak, sesaat kaki kanan mendarat kaki kiri dengan cepat pula diayum ke kiri untuk berpijak dan terjadilah sikap lempar, setelah cakram lepas dari tangan kaki kanan segera diayun ke depan dan kaki kiri diayun ke belakang.



"Waktu dan kesehatan adalah dua aset berharga yang tidak dikenali dan dihargai sampai keduanya hilang." - Denis Waitley

Buku PJOK Kurikulum Merdeka

Literasi

Trending Post