Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Ayo Giat Berolahraga Agar Tubuh Sehat dan bugar.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Tingkatkan Literasi Digital.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Gapai Impian dan Cita-Cita dengan Tubuh yang Bugar.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Rajin Olahraga bisa meningkatkan kualitas hidup.

Metode Pembelajaran

 

Selain pendekatan dan model pembelajaran, dalam pembelajaran juga memerlukan metode pembelajaran. 


Metode pembelajaran diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. 


Metode pembelajaran antara lain metode diskusi, metode eksperimen, metode demonstrasi, dan metode simulasi.


Masing-masing dijelaskan sebagai berikut :


a. Metode Diskusi 


Diskusi merupakan suatu kecakapan atau pembahasan terarah tentang suatu topik, masalah atau isu yang menarik perhatian semua siswa.


Pembahasan dapat diarahkan pada klarifikasi (penjelasan) suatu isu atau masalah, menghimpun ide dan pendapat, merancang kegiatan, atau memecahkan masalah. Kegiatan diskusi dapat dilaksanakan dalam kelompok atau klasikal. 


Metode ini dapat mendorong siswa lebih kreatif dalam memberi gagasan/ide, melatih membiasakan bertukar pikiran dalam mengatasi masalah, dan melatih peserta didik untuk mengemukakan pendapat secara verbal.  


b. Metode Eksperimen

Suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajarinya. 


Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami  sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang objek yang dipelajarinya. 


c. Metode Demonstrasi 

Demonstrasi merupakan suatu presentasi yang dipersiapkan untuk memperlihatkan suatu perilaku atau prosedur. Presentasi disertai dengan penjelasan lisan, alat, ilustrasi dan pertanyaaan.


Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan demonstrasi, mendorong siswa melakukan aktivitas demonstrasi dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajarinya.


Metode ini dapat mengurangi terjadinya verbalisme, pembelajaran lebih menarik, dan siswa memiliki kesempatan membandingkan teori dengan kenyataan. 


Tujuan demonstrasi antara lain untuk mengajarkan bagaimana cara membuat sesuatu atau menggunakan alat/prosedur tertentu dengan benar, serta membangkitkan minat siswa untuk mencoba. 


d. Metode Simulasi

Simulasi merupakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan peralatan atau suasana tiruan yang bertujuan agar siswa dapat meningkatkan penguasaannya terhadap konsep serta keterampilan dalam bidang yang dipelajarinya, serta mampu belajar melalui situasi tiruan dengan sistem umpan balik dan penyempurnaan yang berkelanjutan.


Dengan demikian, maka siswa mampu mengembangkan kreativitas, memupuk keberanian dan percaya diri, memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilannya.


Baca Juga:

Buku PJOK Kurikulum Merdeka

Prinsip Projek Profil Pelajar Pancasila

Tema Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Teknik menendang bola dengan kaki bagian dalam, luar, dan punggung kaki.

 

Berikut ini penjelasan dan langkah-langkah dari teknik dasar menendang bola sesuai dengan kondisi yang mesti kamu kuasai untuk dapat menjadi pemain sepak bola yang handal:

Teknik menendang bola dengan kaki bagian dalam:

  1. Berdiri dengan sikap tubuh menghadap ke arah bola.
  2. Posisikan kaki kiri bertumpu di samping bola dengan lutut sedikit ditekuk.
  3. Pastikan tubuh agak sedikit condong ke belakang.
  4. Untuk keseimbangan, tekuk sedikit kedua tangan di samping badan.
  5. Fokuslah ke arah bola dan pada sasaran tembakmu.
  6. Bidiklah bola tepat di bagian tengahnya dengan bagian dalam dari kaki.
  7. Kemudian, ayunkan kaki kanan dari belakang ke depan dan tendang bolanya dengan sasaran bola berada di bagian samping.
  8. Setelah menendang, tumpu berat badan ke kaki kanan atau yang dipakai untuk menendang.
  9. Mendarat dengan baik dengan mendahulukan kaki kanan tersebut.
Teknik menendang bola dengan kaki bagian luar

Teknik ini adalah tendangan yang menggunakan sisi bagian luar dari kaki, dan digunakan untuk menendang dengan jarak tempuh tendangan yang lebih dekat.
Berikut langkah-langkah menendang bola dengan kaki bagian luar:

  1. Sikap awal tubuh adalah berdiri menghadap ke arah bola.
  2. Kaki kiri atau yang menumpu tubuh diletakkan di samping bola yang akan ditendang.
  3. Kedua tangan dirilekskan untuk menjaga keseimbangan tubuh.
  4. Kaki kanan atau yang digunakan untuk menendang bola sedikit diputar ke dalam.
  5. Pandangan mata ke arah bola.
  6. Ayunkan kaki yang digunakan untuk menendang bola ke arah depan.
  7. Kaki bagian luar disentuhkan atau dikenakan pada bola.
  8. Kemudian, geser atau condongkan berat badan ke bagian depan tubuh.
Teknik menendang bola dengan bagian punggung kaki

Menendang bola dengan kaki bagian punggung digunakan untuk jarak tempuh tendangan yang jauh.
Berikut langkah-langkah menendang bola dengan kaki bagian punggung:
  1. Sikap awal tubuh berdiri menghadap bola.
  2. Kaki kiri atau yang digunakan untuk menumpu diletakkan di samping bola dengan sedikit menekuk lutut.
  3. Kedua tangan rileks untuk menjaga keseimbangan tubuh.
  4. Pandangan mata fokus ke arah bola.
  5. Tekuk ke bawah pergelangan kaki yang akan digunakan untuk menendang bola.
  6. Ketika menendang, tekuk menghadap ke depan lutut kaki kanan atau yang digunakan untuk menendang dan ayunkan dari belakang ke arah bola, kemudian sentuhkan kaki pada bola bagian belakang.
  7. Setelah menendang, tumpukan berat badan ke bagian depan.

Baca Juga:

Memahami Projek Profil Pancasila
Contoh Tema P5

Contoh Tema Penerapan P5 sekolah

 Sembilan Tema untuk dilaksanakan di sekolah


SMK wajib memilih tema Kebekerjaan dan tema Budaya Kerja setiap tahun. 

Sekolah menentukan tema dan mengembangkannya untuk setiap kelas/angkatan. 


1. Gaya Hidup Berkelanjutan

Memahami dampak dari aktivitas manusia, baik jangka pendek maupun panjang, terhadap kelangsungan kehidupan di dunia maupun lingkungan sekitarnya. 


• Peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir sistem untuk memahami keterkaitan  aktivitas manusia dengan dampak-dampak global yang menjadi akibatnya, termasuk perubahan iklim. 


• Peserta didik dapat dan membangun kesadaran untuk bersikap dan berperilaku ramah lingkungan serta mencari jalan keluar untuk masalah lingkungan serta mempromosikan gaya hidup serta perilaku yang lebih berkelanjutan dalam keseharian. 


• Peserta didik juga mempelajari potensi krisis keberlanjutan yang terjadi di lingkungan sekitarnya (bencana alam akibat perubahan iklim, krisis ngan, krisis air bersih dan lain sebagainya), serta mengembangkan kesiapan untuk menghadapi dan memitigasinya. 


Contoh muatan lokal: 

• Jakarta : situasi banjir

• Kalimantan : hutan sebagai paru-paru duni


2. Kearifan Lokal 

Membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri melalui eksplorasi tentang budaya dan kearifan lokal masyarakat sekitar atau daerah tersebut, serta perkembangannya. 


• Peserta didik mempelajari bagaimana dan mengapa masyarakat lokal/ daerah berkembang seperti yang ada, bagaimana perkembangan tersebut dipengaruhi oleh situasi/konteks yang lebih besar (nasional dan internasional), serta memahami apa yang berubah dari waktu ke waktu apa yang tetap sama. 


• Peserta didik juga mempelajari konsep dan nilai-nilai dibalik kesenian dan tradisi lokal, serta merefleksikan nilai-nilai apa yang dapat diambil dan diterapkan dalam kehidupan mereka. 


• Peserta didik juga belajar untuk mempromosikan salah satu hal yang menarik tentang budaya dan nilai-nilai luhur yang dipelajarinya. 


Contoh muatan lokal: 

Jawa Barat : Sistem masyarakat di Kampung Naga




3. Bhinneka Tunggal Ika

Mengenal belajar membangun dialog penuh hormat tentang keberagaman kelompok agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat sekitar dan di Indonesia serta nilainilai ajaran yang dianutnya.


• peserta didik mempelajari perspektif berbagai agama dan kepercayaan tentang fenomena global misalnya masalah lingkungan, kemiskinan, dsb. 


• peserta didik secara kritis dan reflektif menelaah berbagai stereotip negatif yang biasanya dilekatkan pada suatu kelompok agama, dan dampaknya terhadap terjadinya konflik dan kekerasan. 


• Melalui projek ini, peserta didik mengenal dan mempromosikan budaya perdamaian dan anti kekerasan di lingkungan sekitar dan mengeksplorasi pemecahannya.


Contoh muatan lokal: 

Menangkap isu-isu atau masalah keberagaman



4. Bangunlah Jiwa dan Raganya 

Membangun kesadaran dan keterampilan untuk memelihara kesehatan fisik dan mental, baik untuk dirinya maupun orang sekitarnya. 


• Peserta didik melakukan penelitian dan mendiskusikan masalah-masalah terkait kesejahteraan diri (wellbeingmereka serta mengkaji fenomena perundungan (bullying) yang terjadi di sekitar mereka, baik dalam lingkungan fisik maupun dunia maya, serta berupaya mencari jalan keluarnya. 


• Peserta didik juga menelaah masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, termasuk isu narkoba, pornografi, dan kesehatan reproduksi. peserta didik merancang kegiatan dan komitmen untuk senantiasa menjaga kesejahteraan dirinya dan orang lain, serta berusaha untuk mengkampanyekan isu terkait. 


Contoh muatan lokal: 

Mencari solusi untuk masalah cyber bullying yang marak dikalangan remaja lokal. 


5. Suara Demokrasi 

Dalam “negara kecil” bernama sekolah, sistem demokrasi dan pemerintahan yang diterapkan di Indonesia dicoba untuk dipraktikkan, seperti proses pemilihan umum, perumusan kebijakan, dan sejenisnya. 


• Peserta didik merefleksikan makna demokrasi dan memahami implementasi demokrasi serta tantangannya dalam konteks yang berbeda, termasuk dalam organisasi sekolah dan/atau dalam dunia kerja. 


• Menggunakan kemampuan berpikir sistem, peserta didik menjelaskan keterkaitan antara peran individu terhadap kelangsungan demokrasi Pancasila. 


Contoh muatan lokal: 

Sistem musyawarah yang dilakukan masyarakat adat tertentuuntuk memilih kepala desa. 



6. Berekayasa dan Berteknologiuntuk Membangun NKRI

 Berkolaborasi dalam melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif,sekaligus kemampuan berempati untuk berekayasa membangun produk berteknologi yang memudahkan kegiatan dirinya dan juga sekitarnya. 


• Peserta didik mengasah berbagai keterampilan berpikir (berpikir sistem, berpikir komputasional, atau design thinking) dalammewujudkan produk berteknologi.


• Peserta didik dapat mempelajari dan mempraktikkan proses rekayasa (engineering process) secara sederhana, mulai dari menentukan spesifikasi sampai dengan uji coba, untuk membangun model atau prototipe produk bidang rekayasa (engineering). 


• peserta didik juga dapat mengasah keterampilan coding untuk menciptakan karya digital, dan berkreasi di bidang robotika. 

Harapannya, para peserta didik dapat membangun budaya smart society dengan menyelesaikan persoalan-persoalan di masyarakat sekitarnya melalui inovasi dan penerapan teknologi, mensinergikan aspek sosial dan aspek teknologi. 


Contoh muatan lokal: 

Membuat desain inovatif sederhana yang menerapkan teknologi yang dapat menjawab permasalahan yang ada di sekitar sekolah. 


Baca juga:

Memahami Projek Profil Pelajar Pancasila

Tiori Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta didik

Prinsip Perkembangan Peserta didik



7. Kewirausahaan 

Mengidentifikasi potensi ekonomi dan peluang usaha ditingkat lokal dan masalah yang ada dalam pengembangan potensi dan pengembangan usaha tersebut, serta kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial dan kesejahteraan masyarakat.


 • Peserta didik merancang strategi untuk meningkatkan potensi ekonomi lokal dan menangkap peluang usaha alam kerangka pembangunan berkelanjutan. 


• Melalui kegiatan dalam projek ini seperti terlibat dalam kegiatan ekonomi rumah tangga, berkreasi untuk menghasilkan karya bernilai jual, dan kegiatan lainnya, yang kemudian diikuti dengan proses analisis dan refleksi hasil kegiatan mereka. 


• Melalui kegiatan ini, kreatifitas dan budaya kewirausahaan akan ditumbuhkembangkan. peserta didik juga membuka wawasan tentang peluang masa depan, peka terhadap kebutuhan masyarakat, menjadi problem solver yang terampil, serta siap untuk menjadi tenaga kerja profesional penuh integritas. 


Contoh muatan lokal: 

Membuat produk dengan konten lokal yang memiliki daya jual. 



8. Kebekerjaan (Tema wajib)

Membangun pemahaman terhadap ketenagakerjaan, peluang kerja, serta kesiapan kerja untuk meningkatkan kapabilitas yang sesuai dengan keahliannya, mengacu pada kebutuhan dunia kerja terkini.


 • Peserta didik melakukan kajian dan mendiskusikan masalah-masalah terkait peluang kerja serta persyaratan kerja sesuai lingkup keahliannya. 


• Peserta didik menelaah masalah-masalah yang berkaitan dengan dunia kerja terkait dengan profesi kejuruannya, termasuk isu kesempatan kerja, profesi yang paling dibutuhkan di masa depan, dan isu terkini lainnya. 


• Peserta didik merancang kegiatan dan komitmen untuk senantiasa menjaga kompetensi diri agar selalu siap menjawab tantangan dunia kerja terkini. 


Contoh muatan lokal: 

• Mencari solusi untuk masalah kesempatan kerja di masa pandemi. 

• Meningkatkan kompetensi dengan mengikuti kegiatan teaching factory.

• Membekali diri dengan kecakapan abad 21 yang diperlukan untuk memasuki dunia kerja. 



9. Budaya Kerja (Tema wajib)

Tema ini akan membangun kesadaran sikap dan perilaku untuk membiasakan diri sebagai budaya kerja positif sesuai dengan standar yang dibutuhkan di dunia kerja. 


• Peserta didik melakukan kajian dan mendiskusikan masalah-masalah terkait dengan etos kerja dan tata tertib yang berlaku di dunia kerja atau industri terkait. 


• Peserta didik menempa diri melalui berbagai kegiatan untuk menyiapkan fisik dan mental agar memiliki etos kerja dan budaya kerja yang sesuai dengan dunia kerja. 


• Peserta didik memiliki kesadaran sikap, perilaku, etika, dan nilai-nilai yang berlaku pada sebuah organisasi (transfer of value) 


Contoh muatan lokal: 

• Mencari solusi untuk menjawab isu terkini tentang etos kerja, etika kerja, dan tata tertib dunia kerja yang berlaku. 

• Mengembangkan diri melalui kegiatan pengembangan sikap kerja, fisik, mental dan kerja sama tim 

• Membiasakan diri untuk menjaga lingkungan kerja agar selalu dalam kondisi ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin serta sesuai tuntutan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup. 



Tema-tema dalam projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja


Kemendikbudristek menentukan tema untuk setiap projek yang diimplementasi di satuan pendidikan yang dapat berubah setiap tahunnya. 

Untuk tahun ajaran 2021/2022, ada tujuh tema yang dikembangkan berdasarkan isu prioritas yang dinyatakan dalam Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035, Sustainable Development Goals dan dokumen lain yang relevan. 

Tujuh tema tersebut adalah: 

1. Gaya Hidup Berkelanjutan

2. Kearifan Lokal

3. Bhinneka Tunggal Ika

4. Bangunlah Jiwa dan Raganya

5. Suara Demokrasi

6. Berekayasa dan Berteknologi untuk Membanguan NKRI 

7. Kewirausahaan 

8. Kebekerjaan 

 

Note:

• Tema 1 sd. 7 merupakan Tema Pilihan. 

• Tema 8 Kebekerjaan  dan tema 9 Budaya Kerja merupakan tema wajib di SMK 


Baca juga :

Projek Penguatan Pelajar Pancasila

Prinsip Perkembangan Peserta didik

Pergaulan Sehat Untuk Remaja




Prinsip-prinsip Kunci Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya. 


Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis projek (project based learning), yang berbeda dengan pembelajaran berbasis projek dalam program intrakurikuler di dalam kelas. 


Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar dalam situasi tidak formal, struktur belajar yang fleksibel, kegiatan belajar yang lebih interaktif, dan juga terlibat langsung dengan lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila. 


Projek adalah serangkaian kegiatan untuk mencapai sebuah tujuan tertentu dengan cara menelaah suatu tema  menantang. 


Projek didesain agar peserta didik dapat melakukan investigasi, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Peserta didik bekerja dalam periode waktu yang telah dijadwalkan untuk menghasilkan produk dan/atau aksi.  



Prinsip-prinsip Kunci Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja


1. Holistik 

Holistik bermakna memandang sesuatu secara utuh dan menyeluruh, tidak parsial atau terpisah- pisah. Dalam konteks perancangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja, kerangka berpikir holistik mendorong kita untuk menelaah sebuah tema secara utuh dan melihat keterhubungan dari berbagai hal untuk memahami sebuah isu secara mendalam. 


Oleh karenanya, setiap tema projek yang dijalankan bukan merupakan sebuah wadah tematik yang menghimpun beragam mata pelajaran, namun lebih kepada wadah untuk meleburkan beragam perspektif dan konten pengetahuan secara terpadu. 


Di samping itu, cara pandang holistik juga mendorong kita untuk dapat melihat koneksi yang bermakna antar komponen dalam pelaksanaan projek, seperti peserta didik, guru, sekolah, masyarakat, dan realitas kehidupan sehari-hari. 



2. Kontekstual 

Prinsip kontekstual berkaitan dengan upaya mendasarkan kegiatan pembelajaran pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam keseharian. 


Prinsip ini mendorong guru dan peserta didik untuk dapat menjadikan lingkungan sekitar dan realitas kehidupan sehari-hari sebagai bahan utama pembelajaran. 


Oleh karenanya, sekolah sebagai penyelenggara kegiatan projek harus membuka ruang dan kesempatan bagi peserta didik untuk dapat mengeksplorasi berbagai hal di luar lingkup sekolah. 


Tema-tema projek yang disajikan sebisa mungkin dapat menyentuh persoalan lokal yang terjadi di daerah masing-masing. 


Dengan mendasarkan projek pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam keseharian, diharapkan peserta didik dapat mengalami pembelajaran yang bermakna untuk secara aktif meningkatkan pemahaman dan kemampuannya. 



Baca Juga :

Memahami Profil Pancasila

Tiori Pertumbuhan

Prinsip Perkembangan Peserta didik



3. Berpusat pada Peserta Didik 

Prinsip berpusat pada peserta didik berkaitan dengan skema pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk menjadi subjek pembelajaran yang aktif mengelola proses belajarnya secara mandiri. 


Guru diharapkan dapat mengurangi peran sebagai aktor utama kegiatan belajar mengajar yang menjelaskan banyak materi dan memberikan banyak instruksi. 


Sebaliknya, guru sebaiknya menjadi fasilitator pembelajaran yang memberikan banyak kesempatan bagi peserta didik untuk mengeksplorasi berbagai hal atas dorongannya sendiri. 


Harapannya, setiap kegiatan pembelajaran dapat mengasah kemampuan peserta didik dalam memunculkan inisiatif serta meningkatkan daya untuk menentukan pilihan dan memecahkan masalah yang dihadapinya. 



4. Eksploratif 

Prinsip eksploratif berkaitan dengan semangat untuk membuka ruang yang lebar bagi proses inkuiri dan pengembangan diri. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja tidak berada dalam struktur intrakurikuler yang terkait dengan berbagai skema formal pengaturan mata pelajaran. 


Oleh karenanya projek ini memiliki area eksplorasi yang luas dari segi jangkauan materi pelajaran, alokasi waktu, dan penyesuaian dengan tujuan pembelajaran. Namun demikian, diharapkan pada perencanaan dan pelaksanaannya, guru tetap dapat merancang kegiatan projek secara sistematis dan terstruktur agar dapat memudahkan pelaksanaannya. 


Prinsip eksploratif juga diharapkan dapat mendorong peran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja untuk menggenapkan dan menguatkan kemampuan yang sudah peserta didik dapatkan dalam pelajaran intrakurikuler. 


Memahami Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja

Projek Penguatan Profil  Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja


Apa itu Profil Pelajar Pancasila? 

"Mengapa Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja diperlukan?”

Profil Pelajar Pancasila dirancang untuk menjawab satu pertanyaan besar, yaitu “Pelajar dengan profil (kompetensi) seperti apa yang ingin dihasilkan oleh sistem pendidikan Indonesia?”


Sekilas Mengenai Profil Pelajar Pancasila

“Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila”


Pernyataan ini berkaitan dengan dua hal, yaitu kompetensi untuk menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan untuk menjadi manusia unggul dan produktif di abad ke-21.


Dalam hal ini, peserta didik Indonesia diharapkan dapat berpartisipasi dalam pembangunan global yang berkelanjutan serta tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan.


Naskah ini menyampaikan hasil rumusan yang menjawab pertanyaan besar tersebut dengan memperhatikan faktor internal yang berkaitan dengan jati diri, ideologi, dan cita-cita bangsa Indonesia; dan juga faktor eksternal yang merupakan konteks kehidupan serta tantangan bangsa Indonesia diabad ke-21 yang menghadapi masa revolusi industri 4.0.



BacaJuga :

Tiori Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik

Prinsip Perkembangan Peserta Didik

Pergaulan Sehat Remaja



Profil Pelajar Pancasila memiliki enam kompetensi yang dirumuskan sebagai dimensi kunci.


Keenamnya saling berkaitan dan menguatkan sehingga upaya mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang utuh membutuhkan berkembangnya keenam dimensi tersebut secara bersamaan, tidak parsial. Keenam dimensi tersebut adalah :


1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. 

2. Berkebinekaan global.

3. Bergotong-royong.
 
4. Mandiri. 

5. Bernalar kritis.

6. Kreatif. 


Dimensi-dimensi tersebut menunjukkan bahwa Profil Pelajar Pancasila tidak hanya fokus pada kemampuan kognitif, tetapi juga sikap dan perilaku sesuai jati diri sebagai bangsa Indonesia sekaligus warga dunia.

 

Buku Kurikulum Merdeka Kelas X






Prinsip Perkembangan Peserta Didik



Perkembangan peserta didik bertujuan untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa memahami hakikat pertumbuhan dan perkembangan peserta didik mulai sejak usia dini, sekolah dasar, menengah dan dewasa. 



Menurut Desmita (2011), pengertian perkembangan menunjuk pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. 


Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.



Prinsip-Prinsip Perkembangan


Proses perkembangan manusia dimulai sejak dalam rahim. Sejak terjadi proses di dalam rahim hingga ajal tiba, manusia tidak pernah dalam keadaan statis, namun selalu berubah dan mengalami perubahan. 



Perubahan tersebut bisa menanjak, kemudian berada di titik puncak dan selanjutnya mengalami kemunduran. Selama proses perkembangan seorang anak ada beberapa ciri perubahan yang mencolok, yaitu:



1. Perubahan fisik :


a. Perubahan tinggi badan, berat badan, dan organ dalam tubuh lainnya misalnya otak, jantung, dan lain sebagainya.


b. Perubahan proporsi, misalnya perubahan perbandingan antara kepala dan tubuh pada seorang anak



2. Perubahan mental :


a. Perubahan yang meliputi : memori, penalaran, persepsi, emosi, sosial, dan imajinasi.


b. Hilangnya ciri-ciri sikap sosial yang lama dan berganti dengan ciri- ciri sikap sosial yang baru, misalnya egosentris yang hilang berganti dengan sikap prososial



Dalam proses kehidupan manusia dalam proses perkembangan pada umumnya mengikuti prinsip seperti yang dinyatak Hurlock (1980) ada sembilan, yaitu:


1. Sikap kritis sebagai dasar-dasar permulaan


Sikap kritis merupakan prinsip pertama dalam perkembangan yang terjadi pada tahun-tahun prasekolah. Pada usia ini diletakkan struktur perilaku yang kompleks yang berpengaruh bagi perkembangan sikap anak pada masa selanjutnya. 


Perubahan cenderung terjadi apabila orang- orang di sekitar anak memperlakukan anak dengan baik dan mendorong anak lebih bebas mengekspresikan dirinya. Sikap ini akan mendorong anak tumbuh dan berkembang.



2. Peran kematangan dan belajar


Perkembangan dapat dipengaruhi oleh kematangan dan belajar. Kematangan adalah terbukanya karateristik yang secara potensial sudah ada pada individu yang berasal dari warisan genetik individu, misalnya dalam fungsi yang telah diwariskan yang disebut phylogenetik (merangkak, duduk, dan berjalan). 


Belajar adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar ini anak-anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan (phylogenetik). 


Hubungan antara kematangan dan hasil belajar dapat dilihat dalam fungsi hasil usaha (ontogenetik) seperti menulis, mengemudi atau bentuk keterampilan lainnya yang merupakan hasil pelatihan.



3. Mengikuti Pola Tertentu yang Dapat Diramalkan


Perkembangan mengikuti pola tertentu yang dapat diramalkan. Misalnya perkembangan motorik akan mengikuti hukum arah perkembangan (cephalocaudal) yaitu perkembangan yang menyebar ke seluruh tubuh dari kepala ke kaki ini berarti bahwa kemajuan dalam berbeda struktur dan fungsi pertama-tama terjadi di bagian kepala kemudian badan dan terakhir kaki. Hukum yang kedua perkembangan menyebar keluar dari titik poros sentral tubuh ke anggota-anggota tubuh (proximodistal).



4. Semua individu berbeda


Setiap individu akan mengalami perkembangan yang meskipun pada anak kembar. Karena perkembangan pada tiap manusia berbeda-beda maka terbentuk individualitas. 


Walaupun pola perkembangan sama bagi semua anak, setiap anak akan mengikuti pola yang dapat diramalkan dengan cara dan kecepatannya sendiri. 



Beberapa anak berkembang dengan lancar, bertahap langkah demi langkah, sedangkan lain bergerak dengan kecepatan yang melonjak, dan pada anak lain terjadi penyimpangan. 



Perbedaan ini disebabkan karena setiap orang memiliki unsur biologis dan genetik yang berbeda, dan juga faktor lingkungan anak yang bebrbeda. 



Meskipun kecepatan perkembangan anak berbeda tapi pola perkembangan tersebut memiliki konsistensi perkembangan tertentu. 


Seorang anak yang memiliki kecerdasan rata-rata akan cenderung memiliki kecerdasan yang rata-rata pula ketika menginjak tahap perkembangan berikutnya. 


Perbedaan perkembangan pada tiap individu mengindikasikan agar guru, orang tua, atau pengasuh untuk menyadari perbedaan tiap anak yang diasuhnya sehingga kemampuan yang diharapkan dari tiap anak seharusnya juga berbeda. 


Pendidikan yang diberikan harus bersifat perseorangan, meskipun dilakukan secara klasikal atau kelompok.



5.Setiap Perkembangan Mempunyai Perilaku Karateristik 


Karateristik tertentu dalam perkembangan juga dapat diramalkan, ini berlaku baik untuk perkembangan fisik maupun mental. 


Semua anak mengikuti pola perkembangan yang sama dari satu tahap menuju tahap berikutnya. Pola perkembangan ini tidak akan berubah sekalipun terdapat variasi individu dalam kecepatan perkembangan. 



Pada anak yang pandai dan tidak pandai akan mengikuti urutan perkembangan yang sama seperti anak yang memiliki kecerdasan rata-rata. 



Namun ada perbedaan mereka yang pandai akan lebih cepat dalam perkembangannya dibandingkan anak yang memiliki kecerdasan rata- rata, sedangkan anak yang bodoh akan berkembang lebih lambat. 



Perkembangan bergerak dari tanggapan umum menuju tanggapan yang lebih khusus. Demikian juga dengan perkembangan emosi, anak secara umum akan merespon dengan rasa takut pada suatu hal yang baru namun selanjutnya akan merepon ketakutan secara khusus pada hal yang baru tersebut. 



Perkembangan berlangsung secara berkesinambungan sejak dari pembuahan hingga kematian, namun hal ini terjadi dalam berbagai kecepatan, kadang lambat tapi kadang cepat. 



Perbedaan kecepatan perkembangan ini terjadi pada setiap bidang perkembangan dan akan mencapai puncaknya pada usia tertentu. Seperti imajinasi kreatif akan menonjol di masa kanak-kanak dan mencapai puncaknya pada masa remaja. 



Berkesinambungan memiliki arti bahwa setiap periode perkembangan akan berpengaruh terhadap perkembangan selanjutnya.



6. Setiap Tahap Perkembangan Mempunyai Risiko


Setiap tahap perkembangan mempunyai risiko. Beberapa hal yang dapat menyebabkannya antara lain dari lingkungan anak itu sendiri. Bahaya ini dapat mengakibatkan terganggunya penyesuaian fisik, psikologis, dan sosial. 


Sehingga pola perkembangan anak tidak menaik tapi datar artinya tidak ada peningkatan perkembangan. Pada saat itu dapat dikatakan bahwa anak sedang mengalami gangguan penyesuaian yang buruk atau ketidakmatangan. 



Peringatan awal adanya hambatan atau berhentinya perkembangan tersebut merupakan hal yang penting karena memungkinkan pengasuh(orangtua, guru, atau pengasuh lainnya) untuk segera mencari penyebab dan memberikan stimulasi yang sesuai.



7. Perkembangan dibantu rangsangan


Perkembangan akan berjalan sebagaimana mestinya jika ada bantuanberbentuk sitmulus dari lingkungan sekitarnya. Misalnya semakin rajin orangtua berbicara dengan anaknya semakin cepat anak- anak belajar berbicara. 


Pengalaman penulis dengan seorang anak yang malas bicara, ketika penulis menjadi guru anak berusia 5 (lima) tahun tersebut, setiap hari penulis menanyakan kabarnya atau menanyakan nama-nama benda kepadanya. Menjelang tamat Taman Kanak-kanak anak tersebut mulai senang berbicara.



8. Perkembangan dipengaruhi Perubahan Budaya


Kebudayaan mempengaruhi perkembangan sikap dan fisik anak. Anak yang hidup dalam budaya yang membedakan sikap dan permainan yang pantas terhadap untuk anak laki-laki dan perempuan akan berpengaruh terhadap perkembangan. 


Anak perempuan akan memilih mainan yang lebih sedikit membutuhkan kemampuan fisik, sehingga pertumbuhan fisiknya tidak sekuat fisik anak laki-laki. 


Anak laki-laki dituntut untuk tidak cengeng seperti anak perempuan, sehingga anak laki-laki menjadi lebih tegar dan pemberani dibandingkan anak perempuan.



9. Harapan sosial pada setiap tahap perkembangan


Orangtua dan masyarakat memiliki harapan tertentu pada tiap tahap perkembangan anak. Jika tahap itu tercapai maka orangtua atau masyarakat akan berbahagia. 


Misalnya anak usia 1 (satu) tahun sudah pandai berjalan, jika sampai usia tersebut anak belum bisa berjalan, maka akan membuat gelisah orang-orang di sekitarnya.


Menurut Crain (2007 dalam Masganti 2012) ada 14 teori perkembangan yang dikemukakan ahli psikologi perkembangan yaitu: enviromentalisme, naturalisme, etologis, komparatif dan organismik, perkembangan kognitif, perkembangan moral, pengondisian klasik, pengondisian operan, pemodelan, sosial-historis, psikonalitik, psiko- sosial, perkembangan bahasa,   dan  humanistik.



Baca juga :

Aktivitas Gerak Ritmik


Gerak dasar Latihan Kebugaran


Pergaulan Sehat untuk Remaja



"Waktu dan kesehatan adalah dua aset berharga yang tidak dikenali dan dihargai sampai keduanya hilang." - Denis Waitley