Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Ayo Giat Berolahraga Agar Tubuh Sehat dan bugar.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Tingkatkan Literasi Digital.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Gapai Impian dan Cita-Cita dengan Tubuh yang Bugar.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Rajin Olahraga bisa meningkatkan kualitas hidup.

Kesehatan adalah mahkota yang dikenakan oleh orang sehat yang hanya terlihat oleh orang sakit
Tampilkan postingan dengan label Kurikulum. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kurikulum. Tampilkan semua postingan

Pembelajaran sosial-emosional



Pembelajaran sosial-emosional di kelas adalah pendekatan pendidikan yang berfokus pada pengembangan keterampilan dan pemahaman siswa dalam mengelola emosi, membangun hubungan sosial yang sehat, mengembangkan empati, dan mengambil keputusan yang baik. 


Tujuannya adalah untuk membantu siswa tumbuh menjadi individu yang seimbang secara emosional, memiliki kemampuan komunikasi yang baik, mampu menyelesaikan konflik dengan bijaksana, dan memiliki hubungan yang positif dengan orang lain.


Beberapa aspek yang dapat dicakup dalam pembelajaran sosial-emosional di kelas meliputi:


  1. Pengenalan Emosi: Mengajarkan siswa untuk mengidentifikasi dan memahami berbagai jenis emosi, serta bagaimana cara mengelolanya dengan baik.


  1. Keterampilan Komunikasi: Mengajarkan siswa keterampilan berbicara dan mendengarkan dengan efektif, sehingga mereka dapat mengkomunikasikan perasaan dan pendapat mereka dengan tepat dan jelas.


  1. Empati: Mendorong siswa untuk memahami perasaan dan pandangan orang lain, serta mengembangkan rasa empati terhadap mereka.


  1. Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan: Mengajarkan siswa cara menghadapi masalah, menganalisis situasi, dan mengambil keputusan yang baik berdasarkan pertimbangan rasional.


  1. Manajemen Konflik: Memberikan keterampilan kepada siswa untuk mengelola konflik dengan cara yang konstruktif dan beradab, serta belajar berbagi dan berkolaborasi dengan orang lain.


  1. Kemandirian: Mengajarkan siswa untuk mengembangkan kemandirian dalam mengelola emosi mereka sendiri, mengatasi tantangan, dan mengambil tanggung jawab atas tindakan mereka.


  1. Pengembangan Hubungan Sosial: Mendorong pembentukan hubungan yang positif dan sehat dengan teman sekelas dan individu lain di sekitar mereka.

  2. Keterampilan Mengatasi Stres: Mengajarkan siswa cara mengelola stres dan tekanan yang mungkin timbul dalam kehidupan sehari-hari.


  1. Pemberdayaan Diri: Mendorong siswa untuk memiliki pandangan positif tentang diri mereka sendiri dan membangun rasa percaya diri.


Pembelajaran sosial-emosional biasanya diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah, dan dapat diajarkan melalui pelajaran khusus, kegiatan kelompok, permainan peran, diskusi, dan berbagai aktivitas interaktif lainnya. Dengan mengembangkan keterampilan sosial-emosional, siswa memiliki dasar yang kuat untuk berhasil dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan pribadi, akademik, dan profesional.


Baca juga:

Prinsip pembelajaran
Metode pembelajaran
Konsep pembelajaran



 

Contoh model pembelajaran PBL mapel pjok.


PBL atau Project-Based Learning merupakan metode pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proyek atau proyek-proyek yang memerlukan solusi atas suatu masalah atau tantangan yang mereka hadapi.

Berikut adalah beberapa contoh penerapan PBL pada pelajaran olahraga:

  • Membuat Program Latihan untuk Tim: Siswa diminta untuk membuat program latihan untuk tim olahraga mereka sendiri. Mereka harus mempelajari jenis-jenis latihan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kekuatan, daya tahan, kecepatan, dan keterampilan lainnya. Siswa juga perlu mempelajari bagaimana memilih latihan yang tepat dan merencanakan jadwal latihan yang efektif.

  • Menganalisis Teknik Pemain Profesional: Siswa diminta untuk memilih pemain olahraga profesional favorit mereka dan mempelajari teknik yang mereka gunakan dalam bermain. Siswa kemudian akan mencoba mempraktikkan teknik-teknik tersebut dan menerapkannya dalam permainan mereka.

  • Menganalisis Permainan Tim: Siswa diminta untuk menganalisis permainan tim olahraga favorit mereka. Mereka harus mempelajari strategi yang digunakan oleh tim dan melihat bagaimana tim bekerja sama untuk mencapai tujuan mereka. Siswa kemudian harus merencanakan dan melatih strategi mereka sendiri untuk diterapkan dalam permainan.

  • Meneliti Efek Olahraga pada Kesehatan: Siswa diminta untuk meneliti efek olahraga pada kesehatan dan kebugaran. Mereka harus mempelajari jenis-jenis olahraga dan manfaat kesehatan yang terkait dengan masing-masing jenis olahraga. Siswa kemudian harus merencanakan program olahraga yang dapat membantu meningkatkan kesehatan dan kebugaran mereka sendiri.

  • Menyusun Panduan Olahraga: Siswa diminta untuk menyusun panduan olahraga untuk pemula. Mereka harus mempelajari dasar-dasar olahraga tertentu dan memberikan saran untuk memulai berolahraga secara aman dan efektif. Panduan tersebut juga harus mencakup informasi tentang nutrisi dan kesehatan yang terkait dengan olahraga.

Literasi numerisasi; tujuannya


Literasi numerasi adalah kemampuan individu untuk memahami, menerapkan, dan berkomunikasi dengan angka dan konsep matematika dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari. 


Kemampuan literasi numerasi mencakup pemahaman konsep matematika dasar seperti operasi hitung, pengukuran, dan geometri, serta kemampuan untuk menggunakan data dan informasi numerik untuk membuat keputusan yang tepat. 


Selain itu, literasi numerasi juga melibatkan kemampuan untuk berpikir kritis, menganalisis masalah, dan mengambil keputusan yang berdasarkan data. Literasi numerasi sangat penting untuk keberhasilan dalam berbagai bidang, termasuk akademik, pekerjaan, dan kehidupan sehari-hari.


Tujuan Literasi numerisasi 

Tujuan literasi numerasi adalah untuk memberikan kemampuan dan keterampilan dasar kepada individu dalam memahami dan menggunakan angka serta konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. 


Beberapa tujuan literasi numerasi meliputi:

  • Membantu individu dalam memahami informasi numerik: Literasi numerasi membantu individu dalam memahami informasi numerik yang ditemukan dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari seperti dalam media, surat kabar, laporan keuangan, dan lainnya.


  • Membantu individu dalam membuat keputusan yang tepat: Literasi numerasi membantu individu dalam memahami data dan informasi numerik untuk membuat keputusan yang tepat dalam berbagai situasi seperti dalam memilih produk, mengelola keuangan, dan lainnya.


  • Meningkatkan kemampuan berpikir kritis: Literasi numerasi melibatkan kemampuan untuk menganalisis dan mengevaluasi data numerik dengan kritis, sehingga membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah.


  • Membantu dalam kehidupan profesional: Literasi numerasi juga penting dalam kehidupan profesional seperti dalam karir di bidang keuangan, bisnis, sains, dan teknologi.


  • Meningkatkan kemandirian: Literasi numerasi membantu individu menjadi mandiri dan mampu mengambil keputusan berdasarkan fakta dan data numerik, sehingga dapat mengurangi risiko kesalahan dalam pengambilan keputusan.



Manfaat literasi numerisasi 

Manfaat literasi numerisasi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam era digital dan globalisasi yang semakin kompleks dan terintegrasi. 


Beberapa manfaat dari literasi numerisasi meliputi:

  • Mampu memahami dan menggunakan informasi numerik dengan baik: Literasi numerasi membantu individu memahami dan menggunakan data dan informasi numerik secara efektif dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam membeli produk, mengelola keuangan, dan membuat keputusan penting lainnya.


  • Mampu memecahkan masalah dengan lebih baik: Kemampuan literasi numerasi membantu individu dalam memecahkan masalah dengan lebih baik dan efektif, karena kemampuan ini melibatkan kemampuan analisis dan penalaran yang tinggi.


  • Meningkatkan kemampuan akademik: Literasi numerasi merupakan keterampilan dasar yang penting untuk kesuksesan akademik, terutama dalam bidang matematika, sains, dan teknologi.


  • Meningkatkan karir dan peluang kerja: Kemampuan literasi numerasi merupakan keterampilan dasar yang sangat penting dalam banyak bidang pekerjaan, seperti bisnis, keuangan, sains, teknologi, dan lainnya.


  • Meningkatkan kesehatan finansial: Kemampuan literasi numerasi membantu individu dalam mengelola keuangan mereka dengan lebih baik, memahami investasi, mengelola hutang, dan membuat keputusan keuangan yang lebih baik secara keseluruhan.


  • Meningkatkan kepercayaan diri: Kemampuan literasi numerasi membantu individu merasa lebih percaya diri dan mampu mengambil keputusan berdasarkan fakta dan data numerik, sehingga meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam menghadapi berbagai situasi kehidupan.


Buku referensi literasi numerisasi 

Berikut ini beberapa buku referensi tentang literasi numerisasi yang dapat membantu meningkatkan pemahaman dan keterampilan numerasi:


"Mathematical Mindsets: Unleashing Students' Potential through Creative Math, Inspiring Messages and Innovative Teaching" karya Jo Boaler. Buku ini membahas strategi dan teknik untuk meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri siswa dalam matematika, serta memberikan contoh pengajaran matematika yang lebih kreatif dan inovatif.


"How to Read and Understand Financial Statements: When You Don't Know What You Are Looking At" karya Brian Kline. Buku ini membantu individu memahami laporan keuangan dan informasi keuangan lainnya, serta memberikan panduan praktis tentang bagaimana membuat keputusan keuangan yang baik.


"Data Smart: Using Data Science to Transform Information into Insight" karya John W. Foreman. Buku ini membahas tentang cara menggunakan data dan informasi numerik dalam mengambil keputusan yang lebih baik dalam bisnis dan kehidupan sehari-hari, serta memberikan contoh teknik analisis data yang praktis dan mudah dipahami.


"The Joy of x: A Guided Tour of Math, from One to Infinity" karya Steven Strogatz. Buku ini membahas tentang konsep matematika dasar dan menarik, dari aritmatika hingga kalkulus, dan memberikan contoh aplikasi matematika dalam kehidupan sehari-hari.


"Numeracy and Beyond: Applying Mathematics in the Primary School" karya Margaret Sangster dan Anne Watson. Buku ini membahas tentang pengajaran matematika di sekolah dasar dan memberikan contoh strategi dan teknik pengajaran matematika yang inovatif dan efektif.


Semua buku di atas dapat ditemukan di toko buku atau situs web penjualan buku online seperti Amazon, Barnes & Noble, dan lainnya.


Baca Juga :

Efek kecanduan media sosial

Efek polusi bagi kulit

Komponen kebugaran jasmani


Contoh penerapan Model PBL


Model pembelajaran projek base learning

Projek base learning (PBL) adalah model pembelajaran yang fokus pada penerapan pengetahuan dan keterampilan dalam suatu proyek atau tugas yang relevan dengan kehidupan nyata.


Dalam model ini, siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran, dimana mereka akan memilih topik atau masalah yang ingin mereka pelajari, merencanakan dan melaksanakan proyek, dan kemudian mengevaluasi hasilnya.


PBL memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial, seperti bekerja dalam tim, berkomunikasi secara efektif, dan menyelesaikan masalah.


Selain itu, model ini juga mempromosikan pemikiran kritis, kreativitas, dan kemampuan untuk menghubungkan konsep-konsep yang berbeda.


Dalam PBL, guru berperan sebagai fasilitator, membantu siswa untuk menentukan tujuan belajar mereka, memberikan sumber daya dan bimbingan selama proses pembelajaran, dan memberikan umpan balik terhadap kinerja siswa.


Secara umum, model pembelajaran projek base learning ini cocok untuk siswa yang ingin belajar dengan cara yang interaktif, praktis, dan aplikatif. 


Dengan mengambil pendekatan ini, siswa dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang topik yang mereka pelajari, dan mengembangkan keterampilan yang berguna dalam kehidupan mereka di masa depan.


Contoh model PBL pada pelajaran bahasa.

Berikut adalah contoh model PBL pada pelajaran bahasa:


Membuat Kampanye Sosial

Siswa dapat diminta untuk membuat kampanye sosial dalam bahasa tertentu yang mempromosikan nilai-nilai positif seperti keberagaman, kesetaraan, atau kepedulian lingkungan. Dalam proyek ini, siswa akan belajar tentang cara-cara untuk mengomunikasikan pesan dengan efektif dalam bahasa target dan mengembangkan keterampilan menulis, berbicara, dan berpikir kritis.



Membuat Podcast atau Video Edukatif

Siswa dapat membuat podcast atau video yang mengajarkan topik yang terkait dengan bahasa tertentu, seperti kosa kata, tata bahasa, atau pengucapan yang benar. Dalam proyek ini, siswa akan belajar tentang produksi media dan bagaimana menggunakan bahasa dengan benar dan efektif dalam konteks yang berbeda.



Mengadakan Simulasi Peran

Siswa dapat diminta untuk memainkan peran dalam situasi tertentu, seperti sebuah toko, restoran, atau bandara, dalam bahasa target. Dalam proyek ini, siswa akan belajar tentang cara-cara untuk mengaplikasikan bahasa dalam situasi kehidupan nyata dan mengembangkan keterampilan berbicara, mendengarkan, dan bekerja dalam tim.



Membuat Buku Cerita atau Komik

Siswa dapat membuat buku cerita atau komik dalam bahasa target. Dalam proyek ini, siswa akan belajar tentang bagaimana mengembangkan karakter dan plot, memilih kata-kata yang tepat, dan menggunakan bahasa dengan benar dan efektif untuk mengkomunikasikan pesan mereka.



Dalam semua contoh di atas, siswa akan memiliki kontrol atas proyek mereka, dimana mereka akan merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya, serta mendapatkan umpan balik dari guru dan teman sekelas.


Dengan cara ini, siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang autentik dan bermanfaat dalam bahasa yang mereka pelajari.

Ilmu keolahragaan


 

Ilmu keolahragaan adalah bidang studi yang berkaitan dengan berbagai aspek olahraga, seperti kebugaran fisik, kesehatan, nutrisi, psikologi, dan teknologi olahraga.

 

Bidang studi ini melibatkan penggunaan metode ilmiah untuk memahami bagaimana olahraga mempengaruhi tubuh manusia dan bagaimana memaksimalkan manfaat olahraga untuk kesehatan dan kinerja fisik.

 

Salah satu tujuan utama dari ilmu keolahragaan adalah meningkatkan kebugaran fisik dan kesehatan manusia. Melalui studi ini, kita dapat memahami cara-cara yang efektif untuk meningkatkan kekuatan, daya tahan, dan kinerja fisik secara keseluruhan.

Selain itu, ilmu keolahragaan juga membahas bagaimana nutrisi yang tepat dapat membantu tubuh memperoleh manfaat maksimal dari olahraga.

 

Psikologi olahraga adalah cabang ilmu keolahragaan yang membahas aspek psikologis dari olahraga. Studi ini membantu para atlet memahami bagaimana faktor-faktor psikologis dapat memengaruhi kinerja mereka, dan bagaimana mereka dapat mengelola emosi dan stres untuk mencapai kinerja yang optimal.

 

Teknologi olahraga juga menjadi bagian penting dari ilmu keolahragaan. Melalui penggunaan sensor, kamera, dan perangkat lunak yang canggih, para ahli keolahragaan dapat memantau kinerja atlet dan mengidentifikasi area-area yang perlu ditingkatkan.

 

Dalam keseluruhan, ilmu keolahragaan sangat penting untuk memahami bagaimana olahraga dapat mempengaruhi kesehatan dan kinerja fisik manusia.

Melalui penggunaan metode ilmiah dan teknologi yang canggih, kita dapat terus meningkatkan pemahaman kita tentang olahraga dan bagaimana memaksimalkan manfaatnya untuk kesehatan dan kinerja fisik kita.

  

Terdapat berbagai cabang ilmu olahraga yang memiliki cakupan yang luas. Cabang ilmu olahraga adalah bidang studi yang membahas berbagai aspek olahraga, termasuk kebugaran fisik, kesehatan, dan psikologis. 


Dalam artikel ini, kami akan membahas beberapa cabang ilmu olahraga yang populer.

1.                 Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Cabang ilmu olahraga ini bertujuan untuk memperkenalkan pentingnya olahraga bagi kesehatan fisik dan mental. Bidang studi ini mencakup berbagai jenis olahraga, seperti senam, atletik, dan kebugaran. Selain itu, ilmu ini juga membahas nutrisi yang tepat untuk mempertahankan kesehatan fisik dan mental.

 

2.     Ilmu Latihan Fisik

Ilmu ini berkaitan dengan pengembangan kekuatan, daya tahan, dan kebugaran fisik. Bidang studi ini mencakup berbagai teknik dan strategi untuk meningkatkan kinerja fisik, termasuk penggunaan latihan beban dan latihan kardiovaskular. Ilmu ini juga membahas nutrisi yang tepat untuk memaksimalkan kinerja fisik.

 

3.     Psikologi Olahraga

Cabang ilmu olahraga ini membahas aspek psikologis dari olahraga, seperti motivasi, stres, dan kepercayaan diri. Ilmu ini membantu para atlet memahami bagaimana faktor-faktor psikologis dapat memengaruhi kinerja mereka, dan bagaimana mereka dapat mengelola emosi dan stres untuk mencapai kinerja yang optimal.

 

4.     Ilmu Kesehatan Masyarakat

Bidang studi ini membahas bagaimana aktivitas fisik dan olahraga dapat mempengaruhi kesehatan populasi secara keseluruhan. Ilmu ini juga membahas kebijakan dan strategi yang diperlukan untuk meningkatkan partisipasi olahraga dan kebugaran fisik dalam masyarakat.

 

5.     Teknologi Olahraga

Cabang ilmu olahraga ini mencakup penggunaan teknologi untuk memantau kinerja atlet dan meningkatkan kinerja fisik. Bidang studi ini mencakup penggunaan sensor, kamera, dan perangkat lunak untuk mengukur data kinerja atlet dan membantu mereka meningkatkan kinerja mereka.

 

Itulah beberapa cabang ilmu olahraga yang populer. Setiap cabang ilmu olahraga memiliki peran penting dalam memperbaiki kesehatan fisik, mental, dan emosional. Oleh karena itu, olahraga dapat menjadi cara yang efektif untuk memperbaiki kualitas hidup.

 

Memahami Capaian Pembelajaran ( CP )

 



Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari fase fondasi pada PAUD.

 

Jika dianalogikan dengan sebuah perjalanan berkendara, CP memberikan  tujuan umum dan ketersediaan waktu yang tersedia untuk mencapai tujuan tersebut (fase).

  

Untuk mencapai garis finish, pemerintah membuatnya ke dalam enam etape yang disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3 tahun.

  


Berikut ini adalah beberapa contoh pemanfaatan fase-fase Capaian Pembelajaran dalam perencanaan pembelajaran:

  

Pembelajaran yang fleksibel.

 

Ada kalanya proses belajar berjalan lebih lambat  pada suatu periode (misalnya, ketika pembelajaran di masa pandemi COVID-19) sehingga dibutuhkan waktu lebih panjang untuk mempelajari suatu konsep.

 

Ketika harus “menggeser” waktu untuk mengajarkan materi-materi pelajaran yang sudah dirancang, pendidik memiliki waktu lebih panjang untuk mengaturnya.

 

Pembelajaran yang sesuai dengan kesiapan peserta didik.

 

Fase belajar seorang peserta didik menunjukkan kompetensinya, sementara kelas menunjukkan kelompok (cohort) berdasarkan usianya.

 

Dengan demikian, ada kemungkinan peserta didik berada di kelas III SD, namun belajar materi pelajaran untuk Fase A (yang umumnya  untuk kelas I dan II) karena ia belum tuntas mempelajarinya.

 

Hal ini berkaitan dengan mekanisme kenaikan kelas yang disampaikan dalam Bab VII (Mekanisme Kenaikan Kelas dan Kelulusan).

 

Pengembangan rencana pembelajaran yang kolaboratif.

 

Satu fase biasanya lintas kelas, misalnya CP Fase D yang berlaku untuk Kelas VII, VIII, dan IX.


Saat merencanakan pembelajaran diawal tahun ajaran, guru kelas VIII perlu berkolaborasi dengan guru kelas VII untuk mendapatkan informasi tentang sampai mana proses belajar sudah ditempuh peserta didik di kelas VII.

 

Selanjutnya ia juga perlu berkolaborasi dengan guru kelas IX untuk menyampaikan bahwa rencana pembelajaran kelas VIII akan berakhir disuatu topik atau materi tertentu, sehingga guru kelas IX dapat merencanakan pembelajaran berdasarkan informasi tersebut.


Baca Juga :

Prinsip Asesmen Kurikulum Merdeka

Prinsip Pembelajaran Kurikulum Merdeka

Pendekatan Pembelajaran

Metode Pembelajaran


Prinsip Pembelajaran Kurikulum Merdeka



A.  Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan;

 

 

Contoh pelaksanaan prinsip pembelajaran 

• Pada awal tahun ajaran, pendidik berusaha mencari tahu kesiapan belajar peserta didik dan pencapaian sebelumnya. 

Misalnya, melalui dialog dengan peserta didik, sesi diskusi kelompok kecil, tanya jawab, pengisian survei/angket, dan/ atau metode lainnya yang sesuai.

   

• Pendidik merancang atau memilih alur tujuan pembelajaran sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik, atau pada tahap awal. Pendidik dapat menggunakan atau mengadaptasi contoh tujuan pembelajaran, alur tujuan pembelajaran dan modul ajar yang disediakan oleh Kemendikbudristek.

  

• Pendidik merancang pembelajaran yang menyenangkan agar peserta didik mengalami proses belajar sebagai pengalaman yang menimbulkan emosi positif.

 

Komponen Kebugaran Jasmani



Kebugaran Jasmani tidak hanya menggambarkan kesehatan. Tetapi lebih merupakan cara mengukur individu melakukan kegiatannya sehari-hari. 


Tiga hal penting dalam kebugaran jasmani, yaitu


1) Fisik, berhubungan dengan otot, tulang, dan bagian lemak. 


2)Fungsi Organ, berhubungan dengan efisiensi sistem jantung,   pembuluh darah, dan paru-paru (pernafasan). 


3)Respon Otot, berhubungan dengan kecepatan, kelenturan,   kelemahan, dan kekuatan.


Hakikat kebugaran jasmani


Kebugaran jasmani atau dikenal dengan istilah physical fitness merupakan kemampuan kondisi fisik seseorang untuk melakukan kerja fisik secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti sehingga mendukung pelaksanaan aktivitas lanjutan. 


Giriwijoyo (2012) secara fisiologis kebugaran jasmani adalah keadaan kemampuan jasmani yang dapat menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya terhadap tugas jasmani tertentu dan terhadap keadaan lingkungan yang harus diatasi dengan cara yang efisien, tanpa kelelahan yang berlebihan dan telah pulih sempurna sebelum datang tugas yang sama pada esok harinya.   


Tingkat kebugaran dipengaruhi oleh kebugaran energi (energy fitness) dan kebugaran otot (muscular fitness). 

Kebugaran energy meliputi sistem energy aerobik dan anaerobik, sedangkan kebugaran otot meliputi komponen dasar biomotorik, yaitu kekuatan, kecepatan, ketahanan, kelentukan dan koordinasi (Sukadiyanto, 2011).


Tingkat kebugaran jasmani sifatnya fluktuatif tergantung pada jumlahlatihan yang dilakukan dan status kesehatan pada  diri seseorang. 


Oleh karena itu berbagai komponen yang mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani perlu dilatih agar selalu dalam kondisi terpelihara komponen fisik tersebut melalui suatu proses yang dinamakan latihan. 


Adapun latihan merupakan suatu proses sistematis yang dilakukan berulang-ulang dengan terdapat peningkatan jumlah beban latihan dengan pelaksanaan minimal 3 sesi per minggu. 


Jumlah pelaksanaan tersebut hanya berlaku untuk menjaga tingkat kebugaran tubuh saja, lain hal ketika latihan yang dilakukan bertujuan untuk pencapaian prestasi, tentu memerlukan jumlah sesi pertemuan yang lebih banyak. 


Di dalam pembelajaran penjas konsep latihan telah diintegrasikan kedalam materi pembelajaran praktek, artinya untuk meningkatkan kebugaran siswa bukan hanya ketika berlangsungnya materi kebugaran jasmani. 


Melainkan telah dilakukan dalam materi praktek lainnya, hanya pengetahuan bagaimana cara meningkatkan dan menjaga tingkat kebugaran tersebut secara khusus dilakukan ketika materi kebugaran jasmani berlangsung. 


Perlu diingat juga bahwa konsep dan tujuan kebugaran jasmani dalam pembelajaran penjas berbeda dengan konsep kebugaran jasmani yang dilakukan diluar pembelajaran penjas. 


Karena dari jumlah pertemuan saja telah berbeda, pembelajaran penjas disekolah diselenggarakan dalam 1-2 kali pertemuan per minggu sementara jika hal itu diterapkan guna mencapai tujuan kebugaran jasmani maka sulit tercapai sebab untuk menjaga kebugaran perlu berlatih minimal 3 kali seminggu.  


Menurut Kockey dalam Sumarjo ( 2002) kesegaran jasmani adalah kemampuan untuk menyelesaikan tugas sehari-hari dengan mudah, tanpa kelelahan yang berarti dan masih dapat menikmati waktu senggangnya serta dalam keadaan darurat masih mampu melakukan pekerjaan yang tak terduga.


Kebugaran jasmani yang dipengaruhi oleh komponen biomotor guna mendukung terbentuknya kemampuan fisik (physical abilities) terwujud dalam suatu aktivitas gerak jasmani seperti berjalan, berlari, melompat, melempar yang merupakan wujud dari kemampuan fisik. 


Oleh karena itu ketika membahas kebugaran jasmani maka akan berkaitan dengan komponen biomotorik seseorang sehingga perlu untuk mengetahui kemampuan biomotorik tersebut terlebih dahulu.


Baca Juga :

Prinsip Pembelajaran

Model Pembelajaran

Metode Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran


Prinsip Pembelajaran

 

Kegiatan pembelajaran menggunakan prinsip sebagai berikut.

1.Siswa difasilitasi untuk mencari tahu dan belajar dari berbagai sumber belajar.


2.Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah, berbasis kompetensi, berbasis keterampilan aplikatif, dan terpadu.


3.Pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran multi dimensi.


4.Peningkatan  keseimbangan,  kesinambungan,  dan  keterkaitan antara hard-skills dan soft-skills.


5.Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan siswa sebagai pembelajar sepanjang hayat.


6.Pembelajaran  yang  menerapkan  nilai-nilai  dengan  memberi keteladanan  (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan(ing madyo mangun karso),  dan mengembangkan  kreativitas  siswa dalam proses pembelajaran (tutwurihandayani); 


7.Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat.


8.Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.


9.Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.


10.Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa. 


Baca Juga :

Model Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran

Metode Pembelajaran


Konsep Pembelajaran


Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengem -bangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Sedangkan Pembelajaran adalah proses terjadinya interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran tersebut dirancang untuk mendukung pemerolehan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. 


Pengertian pembelajaran berdasarkan Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran adalah proses interaksi antarsiswa, antara siswa dengan tenaga guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 


Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi dan pembangunan karakter setiap siswa sebagai hasil dari sinergi antara pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga dan masyarakat.

 

Proses tersebut memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam membangun bertumbuhnya sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. 


Dengan demikian sekolah bekerjasama dengan keluarga dan masyarakat dalam rangka membangun karakter bangsa.


Sekolah merupakan tempat kedua pendidikan siswa yang dilakukan melalui program intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. 


Kegiatan intrakurikuler dilaksanakan melalui mata pelajaran, sedangkan kokurikuler  dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan di luar sekolah yang terkait langsung dengan mata pelajaran, misalnya tugas  individu, tugas  kelompok,  dan  pekerjaan  rumah  berbentuk proyek atau bentuk lainnya. 


Adapun kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik diluar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum. 


Keluarga merupakan tempat pertama bersemainya bibit sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Oleh karena itu, peran keluarga tidak dapat sepenuhnya digantikan oleh sekolah dalam membangun karakter bangsa.  


Sedangkan masyarakat  merupakan salah satu tempat berlangsungya pendidikan yang  beragam yang perlu diselaraskan antara satu dengan yang lain, misalnya media massa, bisnis industri, organisasi kemasyarakatan, dan lembaga keagamaan. 


Untuk itu para tokoh masyarakat dapat saling berkoordinasi dan sinkronisasi dalam memainkan perannya guna mendukung proses pembelajaran yang tengah dijalani siswa. 


Siswa adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan  yang  diberikan kepada  siswa untuk mengkonstruksi  pengetahuan  dalam  proses kognitifnya. 


Agar benar- benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, maka siswa perlu didorong  untuk  bekerja  memecahkan  masalah,  menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ide-idenya. 


Pengalaman belajar ini nantinya akan diterapkan ke dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat dan sebaliknya siswa dapat memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar. 


Siswa membangun pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta menerapkannya dalam  berbagai situasi kehidupan baik di sekolah, keluarga, maupun masyarakat. 


Oleh karena itu, pembelajaran ditujukan untuk mengembangkan potensi siswa agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,produktif, kreatif, inovaif, dan afektif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan masyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. 


Singkatnya, keterjalinan, keterpaduan, dan konsistensi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat harus diupayakan dan diperjuangkan secara terus menerus sebagai tripusat pendidikan sekaligus menjadisumber belajar yang saling menunjang.



Baca Juga :

Metode Pembelajaran


Pendekatan Pembelajaran


Model Pembelajaran


Model-model Pembelajaran


Model pembelajaran sebagaimana dimaksud pada Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 dan Permendibud Nomor 22 Tahun 2016 adalah model pembelajaran yang menonjolkan aktivitas dan kreativitas, menginspirasi, menyenangkan dan berprakarsa, berpusat pada siswa, otentik, kontekstual, dan bermakna bagi kehidupan siswa sehari-hari, antara lain:

(1) Model Penyingkapan (Discovery learning), 

(2) Model Penemuan (Inquiry learning), 

(3) Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), 

(4)Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning), 

dan model pembelajaran lain yang telah lama dikenal dan digunakan oleh guru seperti Jigsaw, TPS (Think Pair Share), GI (Group Investigation), NHT (Number Head Together), Picture and Pigture,  TSTS (Two Stay and Two Stray), dan lain-lain yang bukan berbasis ceramah atau hafalan. 


Berikut penjelasan beberapa model pembelajaran:


1. Model Penyingkapan (Discovery Learning)

Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyingkap atau mencari tahu tentang suatu permasalahan atau sesuatu yang sebenarnya ada namun belum mengemuka dan menemukan solusinya berdasarkan hasil pengolahan informasi yang dicari dan dikumpulkannya sendiri, sehingga siswa memiliki pengetahuan baru yang dapat digunakannya dalam memecahkan persoalan yang relevan dalam kehidupan sehari-hari. 


Alur kegiatan pembelajarannya sebagai berikut. 

  • Memberi stimulus (Stimulation): guru memberikan stimulus berupa masalah untuk diamati dan disimak siswa melalui kegiatan membaca, mengamati situasi atau melihat gambar, dan lain-lain. 

  • Mengidentifikasi masalah (Problem Statement): siswa menemukan permasalahan,  mencari informasi terkait permasalahan, dan merumuskan masalah. 

  • Mengumpulkan data (Data Collecting): siswa mencari dan mengumpulkan data/informasi yang dapat digunakan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang dihadapi (mencari atau merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah, terutama jika satu alternatif mengalami kegagalan). 

  • Mengolah data (Data Processing): siswa mencoba dan mengeksplorasi kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata (melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif). 

  • Memverifikasi (Verification): siswa mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data melalui berbagai kegiatan, atau mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media, serta mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan. 

  • Menyimpulkan (Generalization): siswa digiring untuk menggeneralisasikan hasil berupa kesimpulan pada suatu kejadian atau permasalahan yang sedang dikaji.


2. Model Penemuan (Inquiry Laearing)


Model penemuan merupakan suatu kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistemik, kritis, logis, dan analisis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya. Siswa dilatih dapat mengumpulkan informasi tambahan, membuat hipotesis dan mengujinya. Peran guru selain sebagai pengarah dan pembimbing, juga dapat menjadi sumber informasi data yang diperlukan. 


alur kegiatan pembelajaran dalam menggunakan model penemuan. 


  • Mengamati berbagai fenomena alam yang akan memberikan pengalaman belajar kepada siswa bagaimana mengamati berbagai fakta atau fenomena.

  •  Mengajukan pertanyaan tentang fenomena yang dihadapi untuk melatih siswa mengeksplorasi fenomena melalui berbagai sumber.

  • Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban dapat melatih siswa dalam mengasosiasi atau melakukan penalaran terhadap kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang diajukan.

  • Mengumpulkan data yang terakait dengan dugaan atau pertanyaan yang diajukan, sehingga siswa dapat memprediksi dugaan yang paling tepat sebagai dasar untuk merumuskan suatu kesimpulan
  • Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah atau dianalisis, sehingga siswa dapat mempresentasikan atau menyajikan hasil temuannya 


3. Model Berbasis Masalah (Problem Based Learning/PBL)


Model pembelajaran ini bertujuan mendorong siswa untuk belajar melalui berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari, atau permasalahan yang dikaitkan dengan pengetahuan yang telah atau akan dipelajarinya. Permasalahan yang diajukan pada model PBL, bukanlah permasalahan “biasa” atau bukan sekedar “latihan” yang diberikan setelah conoth-contoh soal disajikan oleh guru. 


Permasalahan dalam PBL menuntut penjelasan atas sebuah fenomena. Fokusnya adalah bagaimana siswa mengidentifikasi isu pembelajaran dan selanjutnya mencarikan alternatif-alternatif penyelesaian. Pada pembelajaran ini melatih siswa terampil menyelesaikan masalah. Oleh karenanya pembelajarannya selalu dihadapkan pada permasalahan-permasalahan kontekstual. 


Alur kegiatan PBL sebagai berikut.


  • Mengorientasi peserta didik pada masalah; Tahap ini untuk memfokuskan peserta didik mengamati masalah yang menjadi objek pembelajaran.
  • Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran; Pengorganisasian pembelajaran merupakan salah satu kegiatan dimana peserta didik menyampaikan berbagai pertanyaan (atau menanya)  terhadap masalah yang dikaji.
  • Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok; Pada tahap ini peserta didik mengumpulkan informasi/melakukan percobaan untuk memperoleh data dalam rangka menjawab atau menyelesaikan masalah yang dikaji. 
  • Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; Peserta didik mengasosiasi data yang ditemukan dari percobaan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
  • Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah; Setelah peserta didik mendapat jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya dianalisis dan dievaluasi.


4. Model Berbasis Proyek (Project- Based Learning/PjBL)


Model pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menerapkan pengetahuan yang sudah dimiliki, melatih berbagai keterampilan berpikir, sikap, dan keterampilan konkret. 

Sedangkan pada permasalahan kompleks, diperlukan pembelajaran melalui investigasi, kolaborasi dan eksperimen dalam membuat suatu proyek, serta mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam pembelajaran. 


Alur Kegiatan pembelajaran dalam PJBL  sebagai berikut.


  • Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek. Tahap ini sebagai langkah awal agar siswa mengamati lebih dalam  terhadap pertanyaan yang muncul dari fenomena yang ada
  • Mendesain perencanaan proyek. Sebagai langkah nyata menjawab pertanyaan yang ada, disusunlah suatu perencanaan proyek bisa melalui percobaan. 
  • Menyusun jadwal sebagai langkah nyata dari sebuah proyek. Penjadwalan sangat penting agar proyek  yang dikerjakan sesuai dengan waktu yang tersedia dan sesuai dengan target. 
  • Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek. Guru melakukan monitoring  terhadap pelaksanaan dan perkembangan proyek. Siswa mengevaluasi proyek yang sedang dikerjakan. 
  • Menguji hasil. Fakta dan data percobaan atau penelitian dihubungkan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
  • Mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang sama atau mata pelajaran lain. 



Baca Juga :





"Waktu dan kesehatan adalah dua aset berharga yang tidak dikenali dan dihargai sampai keduanya hilang." - Denis Waitley

Buku PJOK Kurikulum Merdeka

Literasi

Trending Post