Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Ayo Giat Berolahraga Agar Tubuh Sehat dan bugar.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Tingkatkan Literasi Digital.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Gapai Impian dan Cita-Cita dengan Tubuh yang Bugar.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Rajin Olahraga bisa meningkatkan kualitas hidup.

Tampilkan postingan dengan label Pedagogik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pedagogik. Tampilkan semua postingan

Tips Mengajar Anak Usia Dini dengan Cara Efektif

Mengajar anak usia dini merupakan tugas yang menantang sekaligus menyenangkan. Pada usia ini, anak-anak berada dalam masa emas perkembangan, di mana otak mereka menyerap informasi dengan sangat cepat. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pendidik untuk menerapkan cara mengajar yang efektif agar proses belajar menjadi menyenangkan sekaligus bermakna. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda mengajar anak usia dini dengan lebih efektif.

1. Gunakan Pendekatan Bermain

Anak-anak belajar melalui bermain. Dengan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, anak-anak akan lebih mudah memahami konsep yang diajarkan. Misalnya, gunakan permainan edukatif seperti puzzle, permainan peran, atau lagu-lagu interaktif untuk mengenalkan angka, huruf, atau konsep dasar lainnya.

2. Berikan Perhatian pada Minat Anak

Setiap anak memiliki minat yang berbeda. Amati apa yang menarik perhatian mereka dan gunakan hal tersebut sebagai pintu masuk untuk mengajarkan konsep baru. Misalnya, jika anak menyukai binatang, gunakan gambar binatang untuk mengenalkan warna, bentuk, atau angka.

3. Gunakan Metode Visual dan Audio

Anak usia dini cenderung lebih mudah belajar melalui visual dan audio. Gunakan alat peraga seperti gambar, video, atau kartu flash untuk membantu mereka memahami pelajaran. Anda juga dapat menggunakan lagu atau cerita untuk membuat materi menjadi lebih menarik.

4. Sediakan Lingkungan yang Mendukung

Lingkungan belajar yang nyaman dan aman sangat penting untuk anak usia dini. Pastikan ruang belajar memiliki pencahayaan yang baik, bebas dari gangguan, dan dipenuhi dengan bahan-bahan edukatif yang menarik.

5. Latih dengan Konsistensi dan Repetisi

Anak-anak membutuhkan repetisi untuk memahami sesuatu dengan baik. Ulangi materi secara konsisten, tetapi jangan lupa untuk tetap membuatnya bervariasi agar anak tidak merasa bosan.

6. Berikan Pujian dan Penguatan Positif

Anak usia dini sangat senang mendapatkan apresiasi. Berikan pujian ketika mereka berhasil melakukan sesuatu, sekecil apa pun itu. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan diri mereka dan memotivasi untuk belajar lebih banyak.

7. Ajarkan dengan Kesabaran dan Empati

Mengajar anak usia dini membutuhkan kesabaran ekstra. Mereka mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk memahami sesuatu. Jadilah pendengar yang baik dan tunjukkan empati terhadap kesulitan yang mereka alami.

8. Libatkan Orang Tua dalam Proses Belajar

Kerjasama antara pendidik dan orang tua sangat penting. Libatkan orang tua dalam kegiatan belajar agar mereka dapat melanjutkan pembelajaran di rumah. Berikan saran tentang cara mendukung anak belajar dengan aktivitas sehari-hari.

9. Gunakan Cerita dan Imajinasi

Cerita adalah alat yang sangat kuat untuk mengajar anak usia dini. Dengan menggunakan cerita, Anda dapat menyampaikan nilai-nilai moral, konsep, atau pengetahuan secara menarik. Manfaatkan imajinasi anak untuk melibatkan mereka secara aktif dalam proses belajar.

10. Berikan Waktu untuk Istirahat

Anak usia dini memiliki rentang perhatian yang pendek. Pastikan mereka memiliki waktu untuk beristirahat dan bermain bebas agar tetap bersemangat saat belajar.

Dengan menerapkan tips-tips di atas, Anda dapat membantu anak usia dini belajar dengan cara yang efektif dan menyenangkan. Ingatlah bahwa tujuan utama dari pembelajaran pada usia ini adalah menumbuhkan rasa ingin tahu dan kecintaan mereka terhadap belajar, bukan semata-mata hasil akademis. Selamat mengajar!


Tips Meningkatkan Konsentrasi dan Fokus

Meningkatkan konsentrasi dan fokus sangat penting untuk produktivitas dan kualitas hidup. Konsentrasi yang baik membantu kita bekerja lebih efisien, mengurangi tingkat stres, dan membuat kita lebih cepat mencapai tujuan. Berikut adalah beberapa tips untuk membantu meningkatkan konsentrasi dan fokus dalam kegiatan sehari-hari:

1. Tetapkan Tujuan yang Jelas dan Spesifik

Sebelum memulai pekerjaan, tentukan tujuan yang ingin dicapai. Buatlah daftar tugas dan tetapkan prioritas. Ketika memiliki tujuan yang jelas, pikiran akan lebih mudah terarah dan Anda akan lebih termotivasi untuk tetap fokus pada apa yang harus diselesaikan.

2. Latih Teknik Mindfulness

Mindfulness atau kesadaran penuh adalah teknik yang membantu seseorang tetap berada di saat ini. Dengan berlatih mindfulness, kita dapat melatih pikiran untuk tidak mudah terganggu oleh hal-hal di sekitar. Mulailah dengan latihan pernapasan sederhana atau meditasi selama 5-10 menit setiap hari untuk meningkatkan fokus.

3. Buat Jadwal dan Patuhi Rutinitas

Konsistensi dalam menjalani rutinitas dapat membantu otak beradaptasi untuk bekerja di waktu tertentu setiap hari. Buat jadwal harian, dan tentukan waktu khusus untuk tugas yang memerlukan konsentrasi tinggi. Dengan demikian, otak akan lebih siap ketika tiba waktunya untuk bekerja.

4. Istirahat Secara Teratur

Bekerja tanpa istirahat bisa membuat otak kelelahan dan menurunkan fokus. Terapkan teknik Pomodoro: bekerja selama 25 menit, lalu istirahat selama 5 menit. Setelah empat siklus, ambil istirahat lebih panjang sekitar 15-30 menit. Ini akan membantu menjaga pikiran tetap segar dan konsentrasi tetap tinggi.

5. Kurangi Gangguan

Identifikasi dan hilangkan gangguan yang mungkin menghambat konsentrasi, seperti ponsel, media sosial, atau kebisingan. Jika perlu, matikan notifikasi pada perangkat Anda dan pilih tempat yang tenang untuk bekerja. Anda juga bisa menggunakan aplikasi pemblokir situs tertentu untuk mencegah godaan membuka media sosial saat bekerja.

6. Asupan Nutrisi yang Baik

Nutrisi yang baik sangat penting untuk kesehatan otak. Konsumsi makanan kaya antioksidan, omega-3, vitamin B, dan magnesium seperti ikan, kacang-kacangan, buah-buahan, dan sayuran hijau dapat meningkatkan fungsi otak. Minum cukup air juga penting untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi, karena dehidrasi dapat menyebabkan kelelahan dan menurunkan konsentrasi.

7. Tidur yang Cukup dan Berkualitas

Tidur yang cukup dan berkualitas adalah dasar dari konsentrasi yang baik. Otak memproses informasi dan mengonsolidasikan memori saat tidur. Pastikan Anda tidur 7-8 jam setiap malam untuk meningkatkan kemampuan fokus dan memori.

8. Latih Olahraga Secara Teratur

Olahraga meningkatkan aliran darah ke otak, yang membantu meningkatkan kemampuan kognitif dan fokus. Lakukan olahraga ringan seperti berjalan kaki, jogging, atau yoga selama 20-30 menit setiap hari untuk membantu meningkatkan konsentrasi.

9. Kelola Stres dengan Baik

Stres berlebih dapat menjadi penghalang besar dalam menjaga fokus. Temukan cara untuk mengelola stres, seperti bermeditasi, berbicara dengan teman, atau menyalurkan hobi. Menerapkan teknik relaksasi akan membantu menjaga pikiran tetap tenang dan meningkatkan kemampuan untuk berkonsentrasi.

10. Latih Pikiran dengan Permainan Otak

Permainan otak seperti teka-teki silang, sudoku, atau aplikasi latihan otak dapat membantu melatih kemampuan kognitif dan meningkatkan daya konsentrasi. Dengan melatih otak secara teratur, Anda dapat membangun ketahanan mental yang lebih baik untuk tetap fokus pada tugas.

Kesimpulan

Meningkatkan konsentrasi dan fokus membutuhkan upaya konsisten dan perubahan kebiasaan sehari-hari. Dengan mempraktikkan tips di atas, Anda dapat memperkuat kemampuan konsentrasi secara bertahap. Mulailah dengan mengubah satu atau dua kebiasaan, dan tambahkan lainnya seiring waktu untuk mencapai hasil yang optimal.



Penjelasan TPACK (tehnological pedagogigalk content knowledge) serta contoh penggunaannya

TPACK, atau Technological Pedagogical Content Knowledge, adalah sebuah kerangka kerja yang menggabungkan tiga elemen utama dalam proses pembelajaran: teknologi, pedagogi, dan konten. Dalam pendidikan, ketiga komponen ini harus bekerja secara sinergis untuk menciptakan pengalaman belajar yang efektif dan inovatif. Mari kita bahas lebih dalam tentang setiap elemen dalam TPACK:

1. Content Knowledge (CK)

Content Knowledge adalah pengetahuan yang dimiliki oleh seorang guru tentang subjek atau materi pelajaran yang akan diajarkan. Ini mencakup pemahaman yang mendalam tentang topik atau bidang studi tertentu. Misalnya, seorang guru matematika harus menguasai konsep-konsep seperti aljabar, geometri, dan statistik.

2. Pedagogical Knowledge (PK)

Pedagogical Knowledge adalah pengetahuan tentang bagaimana mengajar. Ini mencakup pemahaman tentang metode pengajaran, strategi, dan pendekatan yang sesuai untuk menyampaikan materi kepada siswa. Guru yang memahami pedagogi tahu bagaimana merancang kurikulum, mengelola kelas, dan menggunakan strategi pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

3. Technological Knowledge (TK)

Technological Knowledge adalah kemampuan untuk menggunakan teknologi dalam pendidikan. Ini bisa berupa pemanfaatan perangkat keras seperti komputer, proyektor, atau smartphone, maupun perangkat lunak dan aplikasi yang mendukung pembelajaran. Guru yang memiliki pengetahuan teknologi mampu memilih dan menggunakan alat teknologi yang tepat untuk meningkatkan proses pembelajaran.

Integrasi Tiga Komponen: TPACK

Kerangka kerja TPACK menggambarkan bagaimana ketiga elemen ini—konten, pedagogi, dan teknologi—harus diintegrasikan secara efektif. Guru yang mampu menggabungkan pengetahuan tentang konten, pedagogi, dan teknologi dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih dinamis dan adaptif terhadap kebutuhan siswa di era digital ini.

Dalam TPACK, bukan hanya penting memahami setiap komponen secara terpisah, tetapi juga bagaimana mereka saling berinteraksi. Misalnya, bagaimana teknologi bisa digunakan untuk mendukung pedagogi tertentu atau bagaimana teknologi bisa memfasilitasi pemahaman konten yang lebih dalam.

Contoh Penggunaan TPACK dalam Kelas

  1. Menggunakan Video Interaktif untuk Mengajarkan Sejarah Seorang guru sejarah bisa menggunakan video interaktif yang tersedia di platform pembelajaran online untuk menjelaskan peristiwa sejarah tertentu. Di sini, pengetahuan konten (sejarah), pengetahuan pedagogis (menggunakan video interaktif sebagai alat bantu pembelajaran), dan pengetahuan teknologi (mengoperasikan perangkat lunak video interaktif) diintegrasikan. Siswa bisa berinteraksi dengan video, mengajukan pertanyaan, atau bahkan berpartisipasi dalam kuis interaktif yang disediakan oleh platform.

  2. Simulasi Matematika dengan Aplikasi Guru matematika dapat memanfaatkan aplikasi simulasi matematika, seperti GeoGebra, untuk menjelaskan konsep geometri yang rumit. Dengan menggunakan aplikasi ini, siswa dapat memvisualisasikan bentuk-bentuk geometris dan melihat bagaimana perubahan angka mempengaruhi bentuk. Di sini, pengetahuan konten matematika digabungkan dengan pengetahuan pedagogis tentang bagaimana mengajarkan geometri secara visual, serta pengetahuan teknologi dalam menggunakan aplikasi simulasi.

  3. Pembelajaran Kolaboratif dengan Google Classroom Seorang guru bahasa bisa menggunakan Google Classroom untuk tugas kolaboratif di mana siswa diminta untuk bekerja sama dalam menulis cerita pendek. Di sini, pengetahuan konten tentang penulisan kreatif, pengetahuan pedagogis tentang pembelajaran kolaboratif, dan pengetahuan teknologi dalam mengelola Google Classroom terintegrasi.

Mengapa TPACK Penting?

TPACK penting karena pendidikan di era digital memerlukan pendekatan yang holistik dan adaptif. Guru tidak hanya dituntut untuk memahami materi pelajaran, tetapi juga harus mampu menggunakan teknologi sebagai alat bantu pengajaran yang efektif. Dengan TPACK, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih menarik, relevan, dan efektif bagi siswa.

Di era di mana teknologi berkembang dengan cepat, TPACK membantu guru untuk tetap up-to-date dan memanfaatkan teknologi dengan bijak dalam proses belajar-mengajar. Melalui integrasi ini, siswa dapat merasakan pengalaman belajar yang lebih kaya dan mendalam.

Kesimpulan

Kerangka kerja TPACK menekankan pentingnya integrasi antara teknologi, pedagogi, dan konten dalam pembelajaran modern. Guru yang mampu menggabungkan ketiga elemen ini akan lebih siap untuk menghadapi tantangan pendidikan di era digital. Dengan penerapan yang tepat, TPACK bisa membawa perubahan signifikan dalam cara guru mengajar dan cara siswa belajar, membuat pendidikan menjadi lebih relevan, efektif, dan menyenangkan.

Kesiapan Mental: Kunci Sukses dalam Prestasi Olahraga

Di dunia olahraga, performa fisik yang optimal memang menjadi faktor penting dalam mencapai prestasi. Namun, tahukah Anda bahwa kesiapan mental juga memegang peranan krusial yang tak kalah penting? Ya, mentalitas yang kuat dan kokoh dapat menjadi kunci pembeda bagi para atlet dalam meraih kesuksesan.

Kesiapan mental merujuk pada kemampuan seorang atlet untuk mengendalikan pikiran, emosi, dan perilakunya selama latihan dan pertandingan. Ini termasuk:

  • Motivasi: Memiliki dorongan dan tekad yang kuat untuk mencapai tujuan.
  • Kepercayaan diri: Percaya pada kemampuan diri sendiri dan yakin untuk meraih kemenangan.
  • Fokus: Mampu memusatkan perhatian pada tugas yang ada dan terhindar dari gangguan.
  • Ketahanan mental: Mampu bangkit dari kegagalan dan tetap fokus pada tujuan meskipun menghadapi rintangan.
  • Pengendalian diri: Mampu mengendalikan emosi dan perilaku agar tidak mengganggu performa.
  • Visualisasi: Mampu membayangkan diri sendiri mencapai kesuksesan dengan jelas dan detail.

Atlet dengan kesiapan mental yang baik mampu:

  • Menampilkan performa terbaiknya di bawah tekanan:

Baik saat latihan maupun pertandingan, mereka tidak mudah terpengaruh oleh rasa cemas, gugup, atau takut.

  • Membuat keputusan yang tepat:

Mereka mampu berpikir jernih dan strategis dalam situasi yang sulit.

  • Belajar dari kesalahan:

Mereka tidak mudah terpuruk oleh kegagalan dan mampu menggunakannya sebagai batu loncatan untuk berkembang.

  • Menjaga konsistensi:

Mereka mampu mempertahankan performa terbaiknya dalam jangka waktu panjang.


Bagaimana Meningkatkan Kesiapan Mental?

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan atlet untuk meningkatkan kesiapan mental mereka, antara lain:

  • Bekerja sama dengan psikolog olahraga: Psikolog olahraga dapat membantu atlet untuk mengidentifikasi kelemahan mental mereka dan mengembangkan strategi untuk mengatasinya.
  • Melatih teknik relaksasi: Teknik seperti meditasi dan yoga dapat membantu atlet untuk mengelola stres dan kecemasan.
  • Mempraktikkan visualisasi: Atlet dapat membayangkan diri mereka mencapai kesuksesan dalam latihan dan pertandingan.
  • Menetapkan tujuan yang realistis: Menetapkan tujuan yang terlalu tinggi dapat membuat atlet merasa tertekan dan mudah menyerah. Sebaiknya, atlet menetapkan tujuan yang realistis dan dapat dicapai.
  • Belajar dari atlet lain: Atlet dapat belajar dari pengalaman atlet lain yang telah sukses dalam mengelola mental mereka.


Kesimpulan:Kesiapan mental merupakan faktor penting yang tak kalah pentingnya dengan performa fisik dalam mencapai prestasi olahraga. Atlet dengan kesiapan mental yang baik mampu menampilkan performa terbaiknya, membuat keputusan yang tepat, belajar dari kesalahan, dan menjaga konsistensi. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan atlet untuk meningkatkan kesiapan mental mereka, seperti bekerja sama dengan psikolog olahraga, melatih teknik relaksasi, mempraktikkan visualisasi, menetapkan tujuan yang realistis, dan belajar dari atlet lain.


Referensi:

https://www.psychologytoday.com/us/blog/sporting-moments/202304/mental-health-in-sports

https://www.ncaa.org/sports/2014/11/3/mind-body-and-sport-the-psychologist-perspective.aspx

https://en.wikipedia.org/wiki/Sport_psychology


Baca Juga

Sistim kekebalan tubuh manusia

Resiko dan pengobatan kanker

Tips menjaga kesehatan reproduksi bagi wanita

Dampak buruk rokok dan alkohol bagi kesehatan

Mengatasi gagal ginjal dengan terapi gizi


Teknik Penilaian ( ASESMEN )

 


Instrumen asesmen dapat dikembangkan berdasarkan teknik penilaian yang digunakan oleh guru. 

Berikut adalah beberapa contoh teknik asesmen yang dapat diadaptasi untuk Melakukan asesmen formatif ataupun somatif:


1. Observasi

Penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan melalui pengamatan perilaku secara berkala. Observasi dapat difokuskan untuk semua murid maupun perindividu, observasi juga dapat dilakukan dalam tugas atau aktivitas rutin/harian.


2.     Kinerja

penilaian yang menuntut murid untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuannya ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Asesmen kinerja dapat berupa praktik,menghasilkan produk,melakukan project atau membuat portofolio.


3.     Project

Kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan dan pelaporan, yang harus  diselesaikan dalam periode/ waktu tertentu.


4.     Tes tertulis

Tes dengan soal dan jawaban yang disajikan secara tertulis, untuk mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan murid. tes tertulis dapat berbentuk Essay, pilihan ganda, uraian atau bentuk-bentuk tes tertulis lainnya.


5.     Tes lisan

Pemberian soal/ pertanyaan yang menuntun murid untuk menjawab secara lisan dan dapat diberikan secara klasikal ( dilakukan untuk seluruh kelas/ kelompok besar) ketika pembelajaran.


6.     Penugasan

Pemberian tugas kepada murid untuk mengukur pengetahuan, serta memfasilitasi murid memperoleh atau meningkatkan pengetahuan.


7.     Portofolio

Kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan dan karya murid dalam bidang tertentu yang mencerminkan perkembangannya secara menyeluruh( holistik) dalam kurun waktu tertentu.



Baca Juga :

Metode Pembelajaran

Asesmen Sumatif

Asesmen Formatif

Prinsip Penilaian (ASESMEN)


Asesmen Sumatif

 


Definisi asesment  sumatif

 

Penilaian atau asesmen sumatif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran atau capaian pembelajaran (CP)  murid sebagai dasar penentuan kenaikan kelas atau kelulusan dari satuan pendidikan.

 

Penilaian pencapaian hasil belajar murid dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar murid dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.

 

Sementara itu, pada pendidikan anak usia dini (PAUD)  assessment sumatif digunakan untuk  mengetahui capaian perkembangan murid dan bukan sebagai hasil evaluasi untuk penentuan kenaikan kelas atau kelulusan.

 

Assessment berbentuk laporan hasil belajar yang berisikan laporan pencapaian pembelajaran dan dapat ditambahkan dengan informasi pertumbuhan dan perkembangan anak.



1.      Asesmen seperti dapat dilakukan setelah pembelajaran berakhir, misalnya pada akhir satu lingkup materi ( dapat terdiri atas satu atau lebih tujuan pembelajaran), pada akhir semester atau pada akhir fase. sementara khusus pada akhir semester, assessment sumatif bersifat pilihan.

 

 

2.    Assessment  bisa dilakukan pada akhir semester jika guru merasa masih memerlukan konfirmasi atau informasi tambahan untuk mengukur pencapaian hasil belajar murid. 

    

     Sebaliknya, jika guru merasa bahwa data hasil asemen jadi diperoleh selama satu semester telah mencukupi, maka tidak perlu lagi dilakukan assessment pada akhir semester. hal ini perlu ditekankan untuk asesment guru dapat menggunakan teknik dan instrumen yang beragam, tidak hanya berupa tes, namun dapat menggunakan observasi dan performa (   praktik, menghasilkan produk, melakukan Project, atau membuat portofolio ).

 


3.     Umpan balik dari assessment hasil akhir ini (  sumatif )  dapat digunakan untuk mengukur perkembangan murid, untuk membantu guru merancang aktivitas pada pembelajaran berikutnya.

 

Pada kurikulum merdeka, guru diharapkan untuk lebih Banyak mengutamakan asesment formatif untuk mendapatkan umpan balik dan mengetahui perkembangan murid. namun asesmen juga tetap digunakan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.


Baca Juga :

Prinsip Pembelajaran

Prinsip Asesmen (Penilaian)

Asesmen Formatif

 


Asesmen Formatif

 


Definisi asesment Formatif

 

Penilaian atau asesmen formatif bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran.

 

Sesuai dengan tujuannya, asesmen informatif dapat dilakukan di awal dan di sepanjang proses pembelajaran.

 

Melalui assessmen ini, guru dapat mengidentifikasi kebutuhan belajar murid, hambatan atau kesulitan yang mereka hadapi, serta untuk mendapatkan informasi perkembangan murid. 

 

Informasi tersebut kemudian dijadikan umpan balik baik bagi murid maupun guru.

 

Bagi murid, asesmen formatif berguna untuk berefleksi, dengan monitor kemajuan belajarnya, tantangan yang dialaminya, serta langkah-langkah yang perlu ia lakukan untuk meningkatkan terus capaiannya.

Hal ini merupakan proses belajar yang penting untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.

 

Bagi guru, asesmen informatif berguna untuk merefleksi strategi pembelajaran yang digunakannya, serta untuk meningkatkan efektivitasnya dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.

Asesmen ini juga memberikan informasi tentang kebutuhan  belajar muridnya agar asesmen bermanfaat bagi murid dan guru.

 

Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam merancang asesmen diantaranya sebagai berikut  : 


1. Asesmen formatif tidak beresiko tinggi (high stake). asesment formatif dirancang untuk tujuan pembelajaran dan tidak seharusnya digunakan untuk menentukan Nilai raport, keputusan kenaikan kelas, kelulusan, atau keputusan- keputusan penting lainnya.

 

2. Asesmen formatif dapat menggunakan Berbagai teknik atau instrumen. suatu asesmen dikategorikan sebagai asesmen informatif jika tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas proses belajar.

 

3. Asesmen formatif dilaksanakan bersama dengan proses pembelajaran yang sedang berlangsung sehingga asesmen formatif dan pembelajaran menjadi suatu kesatuan.

 

4. Asesment formatif dapat menggunakan metode Yang sederhana,sehingga umpan balik hasil asesmen tersebut dapat diperoleh dengan cepat.

 

5. Asesmen formatif yang dilakukan di awal pembelajaran akan memberikan informasi kepada guru tentang kesiapan belajar murid.   berdasarkan asesmen ini, guru perlu menyesuaikan/ memodifikasi rencana pelaksanaan pembelajarannya atau membuat diferensiasi pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan murid.

 

6. Instrumen yang digunakan dapat memberikan informasi tentang kekuatan, hal-hal yang masih perlu ditingkatkan oleh murid, serta mengungkapkan cara untuk meningkatkan kualitas tulisan, karya, atau performa yang diberi terbalik. dengan demikian hasil asesmen tidak sekedar sebuah angka.



Baca Juga :


Prinsip Asesmen (Penilaian)


Prinsip Pembelajaran


Asesmen (penilaian) Sumatif


"Waktu dan kesehatan adalah dua aset berharga yang tidak dikenali dan dihargai sampai keduanya hilang." - Denis Waitley