Kesehatan adalah mahkota yang dikenakan oleh orang sehat yang hanya terlihat oleh orang sakit

Prinsip Perkembangan Peserta Didik



Perkembangan peserta didik bertujuan untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa memahami hakikat pertumbuhan dan perkembangan peserta didik mulai sejak usia dini, sekolah dasar, menengah dan dewasa. 



Menurut Desmita (2011), pengertian perkembangan menunjuk pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. 


Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.



Prinsip-Prinsip Perkembangan


Proses perkembangan manusia dimulai sejak dalam rahim. Sejak terjadi proses di dalam rahim hingga ajal tiba, manusia tidak pernah dalam keadaan statis, namun selalu berubah dan mengalami perubahan. 



Perubahan tersebut bisa menanjak, kemudian berada di titik puncak dan selanjutnya mengalami kemunduran. Selama proses perkembangan seorang anak ada beberapa ciri perubahan yang mencolok, yaitu:



1. Perubahan fisik :


a. Perubahan tinggi badan, berat badan, dan organ dalam tubuh lainnya misalnya otak, jantung, dan lain sebagainya.


b. Perubahan proporsi, misalnya perubahan perbandingan antara kepala dan tubuh pada seorang anak



2. Perubahan mental :


a. Perubahan yang meliputi : memori, penalaran, persepsi, emosi, sosial, dan imajinasi.


b. Hilangnya ciri-ciri sikap sosial yang lama dan berganti dengan ciri- ciri sikap sosial yang baru, misalnya egosentris yang hilang berganti dengan sikap prososial



Dalam proses kehidupan manusia dalam proses perkembangan pada umumnya mengikuti prinsip seperti yang dinyatak Hurlock (1980) ada sembilan, yaitu:


1. Sikap kritis sebagai dasar-dasar permulaan


Sikap kritis merupakan prinsip pertama dalam perkembangan yang terjadi pada tahun-tahun prasekolah. Pada usia ini diletakkan struktur perilaku yang kompleks yang berpengaruh bagi perkembangan sikap anak pada masa selanjutnya. 


Perubahan cenderung terjadi apabila orang- orang di sekitar anak memperlakukan anak dengan baik dan mendorong anak lebih bebas mengekspresikan dirinya. Sikap ini akan mendorong anak tumbuh dan berkembang.



2. Peran kematangan dan belajar


Perkembangan dapat dipengaruhi oleh kematangan dan belajar. Kematangan adalah terbukanya karateristik yang secara potensial sudah ada pada individu yang berasal dari warisan genetik individu, misalnya dalam fungsi yang telah diwariskan yang disebut phylogenetik (merangkak, duduk, dan berjalan). 


Belajar adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar ini anak-anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan (phylogenetik). 


Hubungan antara kematangan dan hasil belajar dapat dilihat dalam fungsi hasil usaha (ontogenetik) seperti menulis, mengemudi atau bentuk keterampilan lainnya yang merupakan hasil pelatihan.



3. Mengikuti Pola Tertentu yang Dapat Diramalkan


Perkembangan mengikuti pola tertentu yang dapat diramalkan. Misalnya perkembangan motorik akan mengikuti hukum arah perkembangan (cephalocaudal) yaitu perkembangan yang menyebar ke seluruh tubuh dari kepala ke kaki ini berarti bahwa kemajuan dalam berbeda struktur dan fungsi pertama-tama terjadi di bagian kepala kemudian badan dan terakhir kaki. Hukum yang kedua perkembangan menyebar keluar dari titik poros sentral tubuh ke anggota-anggota tubuh (proximodistal).



4. Semua individu berbeda


Setiap individu akan mengalami perkembangan yang meskipun pada anak kembar. Karena perkembangan pada tiap manusia berbeda-beda maka terbentuk individualitas. 


Walaupun pola perkembangan sama bagi semua anak, setiap anak akan mengikuti pola yang dapat diramalkan dengan cara dan kecepatannya sendiri. 



Beberapa anak berkembang dengan lancar, bertahap langkah demi langkah, sedangkan lain bergerak dengan kecepatan yang melonjak, dan pada anak lain terjadi penyimpangan. 



Perbedaan ini disebabkan karena setiap orang memiliki unsur biologis dan genetik yang berbeda, dan juga faktor lingkungan anak yang bebrbeda. 



Meskipun kecepatan perkembangan anak berbeda tapi pola perkembangan tersebut memiliki konsistensi perkembangan tertentu. 


Seorang anak yang memiliki kecerdasan rata-rata akan cenderung memiliki kecerdasan yang rata-rata pula ketika menginjak tahap perkembangan berikutnya. 


Perbedaan perkembangan pada tiap individu mengindikasikan agar guru, orang tua, atau pengasuh untuk menyadari perbedaan tiap anak yang diasuhnya sehingga kemampuan yang diharapkan dari tiap anak seharusnya juga berbeda. 


Pendidikan yang diberikan harus bersifat perseorangan, meskipun dilakukan secara klasikal atau kelompok.



5.Setiap Perkembangan Mempunyai Perilaku Karateristik 


Karateristik tertentu dalam perkembangan juga dapat diramalkan, ini berlaku baik untuk perkembangan fisik maupun mental. 


Semua anak mengikuti pola perkembangan yang sama dari satu tahap menuju tahap berikutnya. Pola perkembangan ini tidak akan berubah sekalipun terdapat variasi individu dalam kecepatan perkembangan. 



Pada anak yang pandai dan tidak pandai akan mengikuti urutan perkembangan yang sama seperti anak yang memiliki kecerdasan rata-rata. 



Namun ada perbedaan mereka yang pandai akan lebih cepat dalam perkembangannya dibandingkan anak yang memiliki kecerdasan rata- rata, sedangkan anak yang bodoh akan berkembang lebih lambat. 



Perkembangan bergerak dari tanggapan umum menuju tanggapan yang lebih khusus. Demikian juga dengan perkembangan emosi, anak secara umum akan merespon dengan rasa takut pada suatu hal yang baru namun selanjutnya akan merepon ketakutan secara khusus pada hal yang baru tersebut. 



Perkembangan berlangsung secara berkesinambungan sejak dari pembuahan hingga kematian, namun hal ini terjadi dalam berbagai kecepatan, kadang lambat tapi kadang cepat. 



Perbedaan kecepatan perkembangan ini terjadi pada setiap bidang perkembangan dan akan mencapai puncaknya pada usia tertentu. Seperti imajinasi kreatif akan menonjol di masa kanak-kanak dan mencapai puncaknya pada masa remaja. 



Berkesinambungan memiliki arti bahwa setiap periode perkembangan akan berpengaruh terhadap perkembangan selanjutnya.



6. Setiap Tahap Perkembangan Mempunyai Risiko


Setiap tahap perkembangan mempunyai risiko. Beberapa hal yang dapat menyebabkannya antara lain dari lingkungan anak itu sendiri. Bahaya ini dapat mengakibatkan terganggunya penyesuaian fisik, psikologis, dan sosial. 


Sehingga pola perkembangan anak tidak menaik tapi datar artinya tidak ada peningkatan perkembangan. Pada saat itu dapat dikatakan bahwa anak sedang mengalami gangguan penyesuaian yang buruk atau ketidakmatangan. 



Peringatan awal adanya hambatan atau berhentinya perkembangan tersebut merupakan hal yang penting karena memungkinkan pengasuh(orangtua, guru, atau pengasuh lainnya) untuk segera mencari penyebab dan memberikan stimulasi yang sesuai.



7. Perkembangan dibantu rangsangan


Perkembangan akan berjalan sebagaimana mestinya jika ada bantuanberbentuk sitmulus dari lingkungan sekitarnya. Misalnya semakin rajin orangtua berbicara dengan anaknya semakin cepat anak- anak belajar berbicara. 


Pengalaman penulis dengan seorang anak yang malas bicara, ketika penulis menjadi guru anak berusia 5 (lima) tahun tersebut, setiap hari penulis menanyakan kabarnya atau menanyakan nama-nama benda kepadanya. Menjelang tamat Taman Kanak-kanak anak tersebut mulai senang berbicara.



8. Perkembangan dipengaruhi Perubahan Budaya


Kebudayaan mempengaruhi perkembangan sikap dan fisik anak. Anak yang hidup dalam budaya yang membedakan sikap dan permainan yang pantas terhadap untuk anak laki-laki dan perempuan akan berpengaruh terhadap perkembangan. 


Anak perempuan akan memilih mainan yang lebih sedikit membutuhkan kemampuan fisik, sehingga pertumbuhan fisiknya tidak sekuat fisik anak laki-laki. 


Anak laki-laki dituntut untuk tidak cengeng seperti anak perempuan, sehingga anak laki-laki menjadi lebih tegar dan pemberani dibandingkan anak perempuan.



9. Harapan sosial pada setiap tahap perkembangan


Orangtua dan masyarakat memiliki harapan tertentu pada tiap tahap perkembangan anak. Jika tahap itu tercapai maka orangtua atau masyarakat akan berbahagia. 


Misalnya anak usia 1 (satu) tahun sudah pandai berjalan, jika sampai usia tersebut anak belum bisa berjalan, maka akan membuat gelisah orang-orang di sekitarnya.


Menurut Crain (2007 dalam Masganti 2012) ada 14 teori perkembangan yang dikemukakan ahli psikologi perkembangan yaitu: enviromentalisme, naturalisme, etologis, komparatif dan organismik, perkembangan kognitif, perkembangan moral, pengondisian klasik, pengondisian operan, pemodelan, sosial-historis, psikonalitik, psiko- sosial, perkembangan bahasa,   dan  humanistik.



Baca juga :

Aktivitas Gerak Ritmik


Gerak dasar Latihan Kebugaran


Pergaulan Sehat untuk Remaja



"Waktu dan kesehatan adalah dua aset berharga yang tidak dikenali dan dihargai sampai keduanya hilang." - Denis Waitley

Buku PJOK Kurikulum Merdeka

Literasi

Trending Post