Cara termudah untuk
meningkatkan sitem imun adalah rutin berolahraga dan menjaga asupan nutrisi.
Jika diperlukan, tak ada salahnya untuk mengonsumsi suplemen untuk mendapatkan
vitamin dan mineral tambahan selain banyak makan sayuran dan buah. Terutama vitamin
yang dapat meningkatkan sistem imun berikut ini:
Vitamin A
Vitamin A sangat penting
untuk sistem daya tahan tubuh. Vitamin larut lemak ini dapat melindungi sel-sel
tubuh dari kerusakan dalam proses oksidasi akibat radikal bebas.
Perlindungan
inilah yang kita butuhkan agar terhindar dari serangan penyakit saat usia
bertambah. Vitamin A juga bermanfaat untuk melindungi penglihatan dari
degenerasi makula.
Vitamin A pun dapat
meningkatkan kerja sel darah putih, meningkatkan kekebalan terhadap infeksi dan
karsinogen, serta menjaga kesehatan jaringan lunak, kulit dan membran mukosa
yang menjadi sistem pertahanan terluar tubuh kita.
Penelitian bahkan
menunjukkan bahwa pemberian vitamin A pada anak-anak kurang gizi dapat
menurunkan tingkat kematian akibat infeksi campak.
Sementara itu,
karotenoid dan beta karoten yang dapat dikonversi menjadi vitamin A juga
memiliki manfaat unik bagi sistem imun.
Misalnya saja likopen dan zeaxanthin
yang dapat menurunkan risiko serangan kanker.
Vitamin B kompleks
Vitamin B kompleks
diperlukan dalam pertumbuhan dan perkembangan tubuh kita.
Cara kerjanya adalah
dengan mengubah makanan menjadi energi dan bahan bakar agar fungsi organ dapat
berjalan maksimal.
American Cancer Society pun mengatakan jika vitamin B juga
mampu melindungi kita dari berbagai gangguan kesehatan.
Misalnya saja vitamin B6
yang penting bagi sistem imun. Defisiensi vitamin B6 dapat menurunkan respon
sel darah putih dan menyebabkan penyusutan timus, kelenjar yang memproduksinya.
Vitamin B12 bermanfaat dalam pembelahan dan perkembangan sel. Tanpa B12 yang
cukup, sel darah putih tidak bisa matang dan bertambah banyak.
AIDS bahkan
lebih cepat berkembang pada pasien yang kekurangan vitamin B6 dan B12.
Selain
itu, B9 atau asam folat penting dalam perkembangan dan perawatan sistem imun.
Vitamin C
Vitamin C menjadi salah
satu vitamin yang paling banyak dikaitkan dengan sistem imun.
Vitamin larut air
ini memang digunakan sel darah putih untuk melawan infeksi dan peradangan.
Konsumsi vitamin C secara berkelanjutan juga dapat membantu tubuh mempercepat
penyembuhan luka.
Selain itu, antioksidan
di dalamnya dapat melindungi tubuh dari zat kimia berbahaya dan polusi udara.
Dosis tinggi vitamin C pun diyakini dapat menyembuhkan flu dan demam meski
masih diperlukan penelitian lebih lanjut.
Vitamin D
Sering dikenal akan
manfaatnya untuk tulang, mungkin belum banyak orang tahu bahwa vitamin D juga
dapat meningkatkan sistem imun. Sebagai kalsitriol, vitamin D dapat
mengaktifkan sel T yang diperlukan untuk melawan penyakit sekaligus mencegahnya
membunuh jaringan asli tubuh.
Defisiensi vitamin D bahkan terkait dengan
perkembangan gangguan autoimun.
Peningkatkan sistem imun
oleh vitamin D juga dapat membantu tubuh melawan sel kanker colorectal seperti
diungkap oleh Dana-Farber Cancer Institute.
Penelitian menunjukkan bahwa pasien
yang diberikan vitamin D dosis tinggi sebelum menjalani perawat dapat bertahan
hidup lebih lama daripada mereka yang tidak.
Vitamin E
Sama halnya dengan
vitamin C dan A, vitamin E mampu mengikat radikal bebas yang terbentuk dari
oksidasi dan menyebabkan kerusakan genetik serta kematian sel.
Mencukupi
kebutuhan vitamin E juga dapat melindungi liver dan ginjal dari berbagai
masalah.
Vitamin E pun bermanfaat
bagi penderita diabetes karena membantu mengontrol gula darah dan tingkat
kolesterol. Lebih lanjut,
Maryland Medical Center mengungkap bahwa vitamin E
dapat menurunkan risiko penyakit jantung.
Vitamin K
Vitamin K diperlukan
dalam proses pembekuan darah agar aliran darah tetap berfungsi normal setelah
mengalami cedera.
Namun tak hanya itu, vitamin K juga dapat melindungi tubuh
dari penyakit liver dan kanker prostat.
Vitamin K pun dapat mencegah penumpukan
kalsium seperti diungkap oleh George Matelijan Foundation. Seperti diketahui,
penumpukan kalsium dan senyawa lain pada arteri dapat menyebabkan artesklerosis
atau pengapuran arteri yang memicu penyakit jantung.