Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Ayo Giat Berolahraga Agar Tubuh Sehat dan bugar.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Tingkatkan Literasi Digital.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Gapai Impian dan Cita-Cita dengan Tubuh yang Bugar.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Rajin Olahraga bisa meningkatkan kualitas hidup.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Budayakan Olahraga di sekitar anda.

Jaga kesehatanmu, karena ia yang akan mewadahi umur panjangmu." - Ali bin Abi Talibt
Showing posts with label Pedagogik. Show all posts
Showing posts with label Pedagogik. Show all posts

Kesiapan Mental: Kunci Sukses dalam Prestasi Olahraga

Di dunia olahraga, performa fisik yang optimal memang menjadi faktor penting dalam mencapai prestasi. Namun, tahukah Anda bahwa kesiapan mental juga memegang peranan krusial yang tak kalah penting? Ya, mentalitas yang kuat dan kokoh dapat menjadi kunci pembeda bagi para atlet dalam meraih kesuksesan.

Kesiapan mental merujuk pada kemampuan seorang atlet untuk mengendalikan pikiran, emosi, dan perilakunya selama latihan dan pertandingan. Ini termasuk:

  • Motivasi: Memiliki dorongan dan tekad yang kuat untuk mencapai tujuan.
  • Kepercayaan diri: Percaya pada kemampuan diri sendiri dan yakin untuk meraih kemenangan.
  • Fokus: Mampu memusatkan perhatian pada tugas yang ada dan terhindar dari gangguan.
  • Ketahanan mental: Mampu bangkit dari kegagalan dan tetap fokus pada tujuan meskipun menghadapi rintangan.
  • Pengendalian diri: Mampu mengendalikan emosi dan perilaku agar tidak mengganggu performa.
  • Visualisasi: Mampu membayangkan diri sendiri mencapai kesuksesan dengan jelas dan detail.

Atlet dengan kesiapan mental yang baik mampu:

  • Menampilkan performa terbaiknya di bawah tekanan:

Baik saat latihan maupun pertandingan, mereka tidak mudah terpengaruh oleh rasa cemas, gugup, atau takut.

  • Membuat keputusan yang tepat:

Mereka mampu berpikir jernih dan strategis dalam situasi yang sulit.

  • Belajar dari kesalahan:

Mereka tidak mudah terpuruk oleh kegagalan dan mampu menggunakannya sebagai batu loncatan untuk berkembang.

  • Menjaga konsistensi:

Mereka mampu mempertahankan performa terbaiknya dalam jangka waktu panjang.


Bagaimana Meningkatkan Kesiapan Mental?

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan atlet untuk meningkatkan kesiapan mental mereka, antara lain:

  • Bekerja sama dengan psikolog olahraga: Psikolog olahraga dapat membantu atlet untuk mengidentifikasi kelemahan mental mereka dan mengembangkan strategi untuk mengatasinya.
  • Melatih teknik relaksasi: Teknik seperti meditasi dan yoga dapat membantu atlet untuk mengelola stres dan kecemasan.
  • Mempraktikkan visualisasi: Atlet dapat membayangkan diri mereka mencapai kesuksesan dalam latihan dan pertandingan.
  • Menetapkan tujuan yang realistis: Menetapkan tujuan yang terlalu tinggi dapat membuat atlet merasa tertekan dan mudah menyerah. Sebaiknya, atlet menetapkan tujuan yang realistis dan dapat dicapai.
  • Belajar dari atlet lain: Atlet dapat belajar dari pengalaman atlet lain yang telah sukses dalam mengelola mental mereka.


Kesimpulan:Kesiapan mental merupakan faktor penting yang tak kalah pentingnya dengan performa fisik dalam mencapai prestasi olahraga. Atlet dengan kesiapan mental yang baik mampu menampilkan performa terbaiknya, membuat keputusan yang tepat, belajar dari kesalahan, dan menjaga konsistensi. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan atlet untuk meningkatkan kesiapan mental mereka, seperti bekerja sama dengan psikolog olahraga, melatih teknik relaksasi, mempraktikkan visualisasi, menetapkan tujuan yang realistis, dan belajar dari atlet lain.


Referensi:

https://www.psychologytoday.com/us/blog/sporting-moments/202304/mental-health-in-sports

https://www.ncaa.org/sports/2014/11/3/mind-body-and-sport-the-psychologist-perspective.aspx

https://en.wikipedia.org/wiki/Sport_psychology


Baca Juga

Sistim kekebalan tubuh manusia

Resiko dan pengobatan kanker

Tips menjaga kesehatan reproduksi bagi wanita

Dampak buruk rokok dan alkohol bagi kesehatan

Mengatasi gagal ginjal dengan terapi gizi


Teknik Penilaian ( ASESMEN )

 


Instrumen asesmen dapat dikembangkan berdasarkan teknik penilaian yang digunakan oleh guru. 

Berikut adalah beberapa contoh teknik asesmen yang dapat diadaptasi untuk Melakukan asesmen formatif ataupun somatif:


1. Observasi

Penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan melalui pengamatan perilaku secara berkala. Observasi dapat difokuskan untuk semua murid maupun perindividu, observasi juga dapat dilakukan dalam tugas atau aktivitas rutin/harian.


2.     Kinerja

penilaian yang menuntut murid untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuannya ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Asesmen kinerja dapat berupa praktik,menghasilkan produk,melakukan project atau membuat portofolio.


3.     Project

Kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan dan pelaporan, yang harus  diselesaikan dalam periode/ waktu tertentu.


4.     Tes tertulis

Tes dengan soal dan jawaban yang disajikan secara tertulis, untuk mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan murid. tes tertulis dapat berbentuk Essay, pilihan ganda, uraian atau bentuk-bentuk tes tertulis lainnya.


5.     Tes lisan

Pemberian soal/ pertanyaan yang menuntun murid untuk menjawab secara lisan dan dapat diberikan secara klasikal ( dilakukan untuk seluruh kelas/ kelompok besar) ketika pembelajaran.


6.     Penugasan

Pemberian tugas kepada murid untuk mengukur pengetahuan, serta memfasilitasi murid memperoleh atau meningkatkan pengetahuan.


7.     Portofolio

Kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan dan karya murid dalam bidang tertentu yang mencerminkan perkembangannya secara menyeluruh( holistik) dalam kurun waktu tertentu.



Baca Juga :

Metode Pembelajaran

Asesmen Sumatif

Asesmen Formatif

Prinsip Penilaian (ASESMEN)


Asesmen Sumatif

 


Definisi asesment  sumatif

 

Penilaian atau asesmen sumatif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran atau capaian pembelajaran (CP)  murid sebagai dasar penentuan kenaikan kelas atau kelulusan dari satuan pendidikan.

 

Penilaian pencapaian hasil belajar murid dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar murid dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.

 

Sementara itu, pada pendidikan anak usia dini (PAUD)  assessment sumatif digunakan untuk  mengetahui capaian perkembangan murid dan bukan sebagai hasil evaluasi untuk penentuan kenaikan kelas atau kelulusan.

 

Assessment berbentuk laporan hasil belajar yang berisikan laporan pencapaian pembelajaran dan dapat ditambahkan dengan informasi pertumbuhan dan perkembangan anak.



1.      Asesmen seperti dapat dilakukan setelah pembelajaran berakhir, misalnya pada akhir satu lingkup materi ( dapat terdiri atas satu atau lebih tujuan pembelajaran), pada akhir semester atau pada akhir fase. sementara khusus pada akhir semester, assessment sumatif bersifat pilihan.

 

 

2.    Assessment  bisa dilakukan pada akhir semester jika guru merasa masih memerlukan konfirmasi atau informasi tambahan untuk mengukur pencapaian hasil belajar murid. 

    

     Sebaliknya, jika guru merasa bahwa data hasil asemen jadi diperoleh selama satu semester telah mencukupi, maka tidak perlu lagi dilakukan assessment pada akhir semester. hal ini perlu ditekankan untuk asesment guru dapat menggunakan teknik dan instrumen yang beragam, tidak hanya berupa tes, namun dapat menggunakan observasi dan performa (   praktik, menghasilkan produk, melakukan Project, atau membuat portofolio ).

 


3.     Umpan balik dari assessment hasil akhir ini (  sumatif )  dapat digunakan untuk mengukur perkembangan murid, untuk membantu guru merancang aktivitas pada pembelajaran berikutnya.

 

Pada kurikulum merdeka, guru diharapkan untuk lebih Banyak mengutamakan asesment formatif untuk mendapatkan umpan balik dan mengetahui perkembangan murid. namun asesmen juga tetap digunakan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.


Baca Juga :

Prinsip Pembelajaran

Prinsip Asesmen (Penilaian)

Asesmen Formatif

 


Asesmen Formatif

 


Definisi asesment Formatif

 

Penilaian atau asesmen formatif bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran.

 

Sesuai dengan tujuannya, asesmen informatif dapat dilakukan di awal dan di sepanjang proses pembelajaran.

 

Melalui assessmen ini, guru dapat mengidentifikasi kebutuhan belajar murid, hambatan atau kesulitan yang mereka hadapi, serta untuk mendapatkan informasi perkembangan murid. 

 

Informasi tersebut kemudian dijadikan umpan balik baik bagi murid maupun guru.

 

Bagi murid, asesmen formatif berguna untuk berefleksi, dengan monitor kemajuan belajarnya, tantangan yang dialaminya, serta langkah-langkah yang perlu ia lakukan untuk meningkatkan terus capaiannya.

Hal ini merupakan proses belajar yang penting untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.

 

Bagi guru, asesmen informatif berguna untuk merefleksi strategi pembelajaran yang digunakannya, serta untuk meningkatkan efektivitasnya dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.

Asesmen ini juga memberikan informasi tentang kebutuhan  belajar muridnya agar asesmen bermanfaat bagi murid dan guru.

 

Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam merancang asesmen diantaranya sebagai berikut  : 


1. Asesmen formatif tidak beresiko tinggi (high stake). asesment formatif dirancang untuk tujuan pembelajaran dan tidak seharusnya digunakan untuk menentukan Nilai raport, keputusan kenaikan kelas, kelulusan, atau keputusan- keputusan penting lainnya.

 

2. Asesmen formatif dapat menggunakan Berbagai teknik atau instrumen. suatu asesmen dikategorikan sebagai asesmen informatif jika tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas proses belajar.

 

3. Asesmen formatif dilaksanakan bersama dengan proses pembelajaran yang sedang berlangsung sehingga asesmen formatif dan pembelajaran menjadi suatu kesatuan.

 

4. Asesment formatif dapat menggunakan metode Yang sederhana,sehingga umpan balik hasil asesmen tersebut dapat diperoleh dengan cepat.

 

5. Asesmen formatif yang dilakukan di awal pembelajaran akan memberikan informasi kepada guru tentang kesiapan belajar murid.   berdasarkan asesmen ini, guru perlu menyesuaikan/ memodifikasi rencana pelaksanaan pembelajarannya atau membuat diferensiasi pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan murid.

 

6. Instrumen yang digunakan dapat memberikan informasi tentang kekuatan, hal-hal yang masih perlu ditingkatkan oleh murid, serta mengungkapkan cara untuk meningkatkan kualitas tulisan, karya, atau performa yang diberi terbalik. dengan demikian hasil asesmen tidak sekedar sebuah angka.



Baca Juga :


Prinsip Asesmen (Penilaian)


Prinsip Pembelajaran


Asesmen (penilaian) Sumatif


Prinsip Asesmen Kurikulum Merdeka

 


1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran,fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya;

  

Contoh Pelaksanaan Prinsip Asesmen

 

• Pendidik menguatkan asesmen di awal pembelajaran yang digunakan untuk merancang pembelajaran sesuai dengan kesiapan peserta didik.

 

• Pendidik merencanakan pembelajaran dengan merujuk pada tujuan yang hendak dicapai dan memberikan umpan balik agar peserta didik dapat menentukan langkah untuk perbaikan kedepannya.

 

• Pendidik memberikan umpan balik berupa kalimat dukungan untuk menstimulasi pola pikir bertumbuh. 

 

• Pendidik melibatkan peserta didik dalam melakukan asesmen, melalui penilaian diri, penilaian antar teman, refleksi diri, dan pemberian umpan balik antar teman.

  

• Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berefleksi tentang kemampuan mereka,serta bagaimana meningkatkan kemampuan tersebut berdasarkan hasil asesmen.

  

• Pendidik merancang asesmen untuk mendorong peserta didik terus meningkatkan kompetensinya melalui asesmen dengan tingkat kesulitan yang tepat dan umpan balik yang membangun

  

• Pada konteks PAUD, yang dipantau tidak hanya berbagai aspek perkembangan yang ada di CP, namun juga tumbuh kembang anak secara keseluruhan. 

 

 

2. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran;

  

Contoh Pelaksanaan Prinsip Asesmen 

 

• Pendidik memikirkan tujuan pembelajaran pada saat merencanakan asesmen dan memberikan kejelasan pada peserta didik mengenai tujuan asesmen di awal pembelajaran.

 

• Pendidik menggunakan teknik asesmen yang beragam sesuai dengan fungsi dan tujuan asesmen. Hasil dari asesmen formatif digunakan untuk umpan balik pembelajaran, sementara hasil dari asesmen sumatif digunakan untuk pelaporan hasil belajar.

 

  

3. Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai selanjutnya;

  

Contoh Pelaksanaan Prinsip Asesmen

 

• Pendidik menyediakan waktu dan durasi yang cukup agar asesmen menjadi sebuah proses pembelajaran dan bukan hanya untuk kepentingan menguji.

 

• Pendidik menentukan kriteria sukses dan menyampaikannya pada peserta didik, sehingga mereka memahami ekspektasi yang perlu dicapai.

 

• Pendidik berkolaborasi dalam merancang asesmen sehingga dapat menggunakan kriteria yang serupa dan sesuai  dengan tujuan asesmen.

 

• Pendidik menggunakan hasil asesmen untuk menentukan tindak lanjut pembelajaran. 

 

  

4. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut;

  

Contoh Pelaksanaan Prinsip Asesmen

 

• Pendidik menyusun laporan kemajuan belajar secara ringkas, mengutamakan informasi yang paling penting untuk dipahami oleh peserta didik dan orang tua.

 

• Pendidik memberikan umpan balik secara berkala kepada peserta didik dan mendiskusikan tindak lanjutnya bersama-sama beserta orangtua.

  

 

5. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik,tenaga kependidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

  

Contoh Pelaksanaan Prinsip Asesmen

 

• Pendidik menyediakan waktu bagi guru untuk membaca, menganalisis, dan melakukan refleksi hasil asesmen.

 

• Pendidik menggunakan hasil asesmen sebagai bahan diskusi untuk menentukan hal-hal yang sudah berjalan baik dan area yang perlu diperbaiki. Satuan pendidikan memiliki strategi agar hasil asesmen digunakan sebagai refleksi oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

 

• Pendidik memberikan umpan balik secara berkala kepada peserta didik dan mendiskusikan tindak lanjutnya bersamasama orang tua.



Baca Juga :

Prinsip Pembelajaran Kurikulum Merdeka

Pendekatan Pembelajaran

Metode Pembelajaran

Model Pembelajaran


Prinsip Pembelajaran Kurikulum Merdeka



A.  Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan;

 

 

Contoh pelaksanaan prinsip pembelajaran 

• Pada awal tahun ajaran, pendidik berusaha mencari tahu kesiapan belajar peserta didik dan pencapaian sebelumnya. 

Misalnya, melalui dialog dengan peserta didik, sesi diskusi kelompok kecil, tanya jawab, pengisian survei/angket, dan/ atau metode lainnya yang sesuai.

   

• Pendidik merancang atau memilih alur tujuan pembelajaran sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik, atau pada tahap awal. Pendidik dapat menggunakan atau mengadaptasi contoh tujuan pembelajaran, alur tujuan pembelajaran dan modul ajar yang disediakan oleh Kemendikbudristek.

  

• Pendidik merancang pembelajaran yang menyenangkan agar peserta didik mengalami proses belajar sebagai pengalaman yang menimbulkan emosi positif.

 

Komponen Kebugaran Jasmani



Kebugaran Jasmani tidak hanya menggambarkan kesehatan. Tetapi lebih merupakan cara mengukur individu melakukan kegiatannya sehari-hari. 


Tiga hal penting dalam kebugaran jasmani, yaitu


1) Fisik, berhubungan dengan otot, tulang, dan bagian lemak. 


2)Fungsi Organ, berhubungan dengan efisiensi sistem jantung,   pembuluh darah, dan paru-paru (pernafasan). 


3)Respon Otot, berhubungan dengan kecepatan, kelenturan,   kelemahan, dan kekuatan.


"Waktu dan kesehatan adalah dua aset berharga yang tidak dikenali dan dihargai sampai keduanya hilang." - Denis Waitley

Buku PJOK Kurikulum Merdeka

Referensi Bulanan

Trending Post