Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Ayo Giat Berolahraga Agar Tubuh Sehat dan bugar.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Tingkatkan Literasi Digital.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Gapai Impian dan Cita-Cita dengan Tubuh yang Bugar.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Rajin Olahraga bisa meningkatkan kualitas hidup.

Kesehatan adalah mahkota yang dikenakan oleh orang sehat yang hanya terlihat oleh orang sakit

Cedera dalam olahraga ada 2 faktor (Internal dan Eksternal)




Faktor cedera dalam olahraga ada dua yaitu :


A. Faktor Individu

1. Kurang pemanasan atau Perenggangan salah satu cara menghindari cedera yaitu  Pemanasan.

Pemanasan yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan suhu tubuh agar tubuh siap untuk setiap beban dalam berolahraga ,sedangkan perenggangan bertujuan untuk melemaskan anggota  tubuh,sehingga otot/persendian luntur.



2. Faktor motorik individu
Hubungan kemampuan motorik seseorang sangat berpengaruh pada munculnya cedera pada seseorang


3. Faktor Usia
Rentang nya usia dapat mempengaruhi volume cedera saat berolahraga


4. Faktor tehnik latihan 
Dalam setiap kegiatan olahraga ada beberapa yang gerak dasarnya beda di setiap cabang olahraga


5. Pengalaman 
Gerakan tubuh yang benar saat berolahraga sangat membatu untuk menghindari cedera dalam olahraga.


6. Jadwal latihan (intensitas)
Jadwal latihan yang tidak cocok (padat berpotensi menyebabkan cedera


7. Stres otot
Tingkat stres otot yang tinggi sangat rentan terhadapan cedera


8. Keseimbangan Nutrisi
Asupan nutrisi juga berperan besar terjadi nya cedera




B. Faktor Eksternal

1. Fasilitas,alat (Sarana)
salah satu contoh lapangan yang tidak rata

2. Kondisi lingkungan

3. Penonton yang anarkis

4. Wasit



Baca juga :

Pengertian Pendidikan jasmani

Tujuan pendidikan jasmani

Manfaat pendidikan jasmani




Prinsip-prinsip Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah



Menurut Beers (2009), praktik-praktik yang baik dalam gerakan literasi sekolah menekankan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Perkembangan literasi berjalan sesuai tahap perkembangan yang bisa diprediksi.


2) Program literasi yang baik bersifat berimbang Sekolah  yang menerapkan  program literasi berimbang menyadari  bahwa tiap peserta didik memiliki kebutuhan yang berbeda satu sama lain. Dengan demikian, diperlukan berbagai strategi membaca dan jenis teks yang bervariasi pula.


3) Program literasi berlangsung di semua area kurikulum Pembiasaan dan pembelajaran literasi di sekolah adalah tanggung jawab semua guru di semua mata pelajaran.


Pembelajaran di mata pelajaran apapun membutuhkan bahasa, terutama membaca dan menulis. Dengan demikian, pengembangan profesional guru dalam hal literasi perlu diberikan kepada guru semua mata pelajaran.


4) Tidak ada istilah terlalu banyak untuk membaca dan menulis yang bermakna Kegiatan membaca dan menulis di kelas perlu dilakukan kapan pun kondisi di kelas memungkinkan.


Untuk itu, perlu ditekankan bentuk kegiatan yang bermakna dan  kontekstual. Misalnya, ‘menulis surat untuk wali kota’ atau ‘membaca untuk ibu’ adalah contoh-contoh kegiatan yang bermakna dan memberikan kesan kuat kepada  peserta didik.


5) Diskusi dan strategi bahasa lisan sangat penting Kelas berbasis literasi yang kuat akan melakukan berbagai kegiatan lisan berupa diskusi tentang buku selama  pembelajaran di kelas.


Kegiatan diskusi ini juga harus membuka kemungkinan untuk perbedaan pendapat agar kemampuan berpikir kritis dapat diasah. 


Peserta didik perlu belajar untuk menyampaikan perasaan dan pendapatnya, saling mendengarkan, dan menghormati perbedaan pandangan satu sama lain.


6) Keberagaman perlu dirayakan di kelas dan sekolah Penting bagi pendidik untuk tidak hanya menerima perbedaan, namun juga merayakannya melalui agenda  literasi  di sekolah. 


Buku-buku yang disediakan untuk bahan bacaan peserta didik perlu merefleksikan kekayaan budaya Indonesia agar peserta didik dapat terpajan pada pengalaman multikultural sebanyak mungkin.




Baca Juga :

Peran Psikologi Olahraga




Ada beberapa peran-peran psikologi olahraga, diantaranya:

A. Peran Psikologi Olahraga terhadap Prestasi Olahraga
Peran psikologi olahraga yaitu berkontribusi untuk mengingkatkan prestasi. Terdapat tiga peranan utama psikologi olahraga dalam meningkatakan prestasi olahraga :


Penjelasan Karakteristik dan Tingkah Laku
Menjelaskan karakteristik dan tingkah laku para atlet kaitannya dengan gejala psikologis. Karakter ini yang membedakan daya tangkap dan respon masing masing individu.


Bentuk perilaku manusia juga bisa dinilai. Berdasarkan perilaku tertentu, seorang individu sedang mengalami situasi tertentu. Sikap dan perilaku individu dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pikiran, perasaan, pengalaman, pengetahuan, pengaruh internal dan eksternal, dan lain sebagainya.


Penajaman Prediksi Terhadap Situasi Tertentu


Kemungkinan atau prediksi akan suatu situasi bisa dibuat dengan memperhatikan permasalahan psikologis. 


Prediksi yang tepat ini biasa digunakan untuk menentukan bahwa atlet tersebut lebih cocok di bidang olahraga apa sesuai dengan karakter dan kemampuannya.


Kontrol Tingkah Laku yang Efektif

Mengontrol tingkah laku dalam olahraga, perilaku negatif yang berdampak buruk, hal yang kurang menguntungkan, sehingga perkembangan positif sajalah yang didapat. 


Contohnya yaitu apabila seorang atlet merasa lelah maka harus diberi dukungan lebih besar, jika tlet memiliki bakat lebih maka harus diberikan kesempatan untuk lebih mengembangkan
nya lagi.


Hal hal tersebut diatas tidak lepas dari peranan pelatih yang merupakan mentor yang melihat perkembangan atlet setiap harinya. 


Pelatih harus memperhatikan unsur psikis, sosial, dan emosi setiap atletnya agar perkembangan yang terjadi sesuai yang diharapkan.


B. Peran Psikologi Olahraga terhadap Kesehatan

Sehat merupakan kondisi baik secara rohaniah maupun jasmaniah. Kondisi mental erat kaitannya dengan respon fisiologis. 


Bahkan melalui beberapa penelitian stres juga mampu  mempengaruhi kesehatan seseorang dari mulai mampu meningkatkan nadi, pernafasan, tekanan darah, kadar lemak dalam darah, meningkatkan gula darah, dan lain sebagainya.



Maka dari itu manajemen stres berkaitan dengan psikologis olahraga ini pun juga memiliki peranan penting dalam hal kesehatan. 


Olahraga merupakan aktivits gerak yang sangat disarankan dilakukan semua orang minimal 30 menit per hari untuk menjaga tubuh tetap bugar. Namun nyatanya banyak yang malas untuk melakiukan kegiatan baik ini.


Psikologis olahraga merupakan perubahan pemikiran atau mental terhadap perilaku seseorang. Pengendalian mental diri bisa mempengaruhi pola tingkah laku seseorang. 


Pemikiran positif, niat, optimistik dalam melakukan kegiatan olahraga tentu akan berdamppak baik untuk kesehatan tubuh. Maka orang yang sehat merupakan orang dengan pikiran yang positif dan mampu melakukan perubahan perilaku dari negatif ke positif.


Orang dengan mental atau pemikiran positif terhadap aktivitas olahraga ini maka akan mencapai kesehatan tubuh yang diinginkan. Berbalik apabila pikiran seseorang sudah negatif dari awal maka tubuh yang sehat tidak akan bisa didapatkan.


Seseorang yang memiliki berat badan besar atau obesitas, tanpa psikologi olahraga berat badannya tidak akan pernah turun dan kesehatan tubuhnya akan memburuk. 

Namun dengan psikologi kesehatan orang tersebut akan mulai mencari cara seperti diet sehat rendah kalori dan lemak, olahraga gerak, membatasi diri dari cemilan, dan sebagainya sebagai upaya pencapaian tujuan.



Manfaat Psikologi Olahraga




Psikologi olahraga memiliki banyak manfaat. 


Berikut ini adalah manfaat psikologi olahraga bagi para atlet olahraga:


1.   Mengendalikan stres

Pertandingan olahraga seringkali memberikan stres atau tekanan pada para atlet. 


Selain keinginan mereka untuk menang tinggi, mereka tidak mau mengecewakan negara dan semua pendukungnya sehingga meningkatkan stres.


Stres ditandai dengan peningkatan denyut nadi, pernafasan, dan terlihat restless secara fisik. 


Stres pada atlet ini bisa mengganggu penampilannya saat bersaing nanti, sehingga butuh psikologi sebagai teknik penurunan tingkat stres pada para atlet saat bertanding.



2.   Meningkatkan pikiran positif

Seorang atlet harus optimis sebelum bertanding dan selalu optimis untuk pertandingan pertandingannya selanjutnya. 


Apabila atlet pesimis dari awal, sudah pasti kemenangan tidak akan pernah diraih. Optimis berarti memiliki pokiran positif atas kemungkinan kemenangan yang akan diraihnya sehingga dia bisa menampilkan pertandingan yang baik.


3.   Menentukan tujuan
Psikologis membantu para atlet untuk menemukan tujuan dari aktivitas yang mereka lakukan. Tujuan yang merupakan hasil yang ingin dicapai akan suatu aktivitas olahraga atau pertandingan. 


Misalnya tujuannya adalah untuk mendapatkan medali atau membanggakan nama negara di kancah Internasional.



4.   Mampu memprediksi kemampuan diri

Psikologi membantu para atlet untuk lebih memahami diri mereka sendiri dari intelegensi, kemampuan, batas diri, untuk mendukung latihan atau olahraga yang maksimal dan tujuan yang maksimal.

 

5.   Mental yang lebih tegar
Psikologi juga mengajarkan dan membentuk karakter yang lebiih tegar. 

Persaingan antar atlet untuk bisa berlomba di kancah yang lebih tinggi cukup berat belum lagi jika mendapat kekalahan yang membuat orang yang mendukung mereka kecewa.


Kekuatan untuk bangkit kembali dari semua hal buruk atau yang tidak diinginkan sangat diperlukan. 


Oleh karena itu, seorang atlet harus tegar. 


Psikologi mengajarkan bagaimana memberikan respon positif terhadap apapun yang terjadi dan memotovasi diri sendiri untu bangkit lebih kuat dan tangguh.



Aspek Psikologi Olahraga


Psikologi olahraga dikaji melalui beberapa aspek berikut ini:

1.   Mind (Pikiran)
Pikiran ini dimaksudkan untuk membina pada pikiran positif serta diikuti dengan tindakan dan perkataan yang positif.


Pikiran positif berpengaruh pada peningkatan semangat, percaya diri dalam kompetisi, keinginan yang lebih gigih untuk mencapai kemenangan, motivasi diri, meningkatkan kerja sama dengan koleganya, memperkuat status mental terhadap apapun hasil yang akan didapatkan, ketangguhan mental dan ketrampilan psikologis lainnya. 


Sebagai contoh :

atlet dengan pikiran positif akan jauh dari perasaan “takut kalah, tidak bisa melawan, tidak bisa berjuang, pesimis, gerakan jadi tidak maksimal, dan lainnya”.


Hal ini berlaku juga untuk pelatih, tidak hanya atletnya saja. Pelatih harus mampu memahami karakteristik masing masing atletnya termasuk psikologis dan kemampuan fisinya. 


Pelatih tidak boleh memaksakan kehendaknya yang mungkin tidak sesuai dengan karakteristik atlet. Pelatih juga perlu menerapkan pemikiran positif dan tindakan positif ini. 


Seperti contoh : pelatih harus berkata kata positif yang bersifat mendukung bukan marah marah dan memaksakan kehendak.



2.   Body (Tubuh)
Atlet membutuhkan power atau tenaga yang kuat untuk bisa menjalani profesinya dengan baik dan berlaga dengan sempurna dalam kondisi fit. 


Faktor fisiologi pada atlet sangat dipentingkan seperti kelincahan, kekuatan, kecepatan, dan kemampuan motorik lainnya.

Ketahanan diri dan kakuatan sangatlah penting. Namun segi psikologis pada atlet ini juga mempengaruhi tubuh secara fisik. 

Psikologis berkaitan dengan kesiapan atlet untuk berlatih, berolahraga, bertanding, dan berjuang meraih prestasinya. 
Kekuatan psikologis merupakan dasar dari kekuatan fisiologis.



3.   Spirit (Semangat)
Semangat bisa didapatkan dari motivasi. Motivasi bisa didapatkkan dari diri sendiri maupun dari orang lain.

Motivasi digunakan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.


Dengan pendekatan psikologis, diharapkan atlet mampu memiliki motivasi kuat untuk bertanding dengan maksimal dan memperoleh kemenangan. Semangat dan motivasi ini juga diperlukan dukungan dari luar seperti orang tua, rekan, dan pelatih.


4.   Health (Kesehatan)
Kesehatan merupakan hal yang paling utama terkait dengan stamina dan kebugaran atlet saat melakukan latihan dan tanding. Definisi sehat yaitu secara jiwa dan fisik. 


Kesehatan fisik pada atlet berperan pada kekuatan dan performancenya saat bertanding, sedangkan kesehatan jiwa terkait dengan pikiran atlet apakah ada faktor pengganggu yang nantinya dapat berpengaruh terhadap performance pertandingan. 


Kesehatan psikis bisa terkait dengan lingkungan keluarga, sosial, pola pikir dan sebagainya sedangkan kesehatan fisik bisa didukung dengan pola hidup, pola aktivitas, dan sebagainya.


5.   Peace (Perdamaian)
Olahraga merupakan sarana edukasi, rekreasi, prestasi, tanpa adanya unsur unsur negatif yang merugikan. 


Kekalahan dalam setiap pertandingan merupakan hal yang wajar karena pertandingan dalam olahraga dilaksanakan untuk tujuan persahabatan dan perdamaian. 


Kekalahan ataupun kemenangan tidak menjadi alasan untuk menekan optimistik seseorang.



Baca Juga:

Pengertiannya Psikologi Olahraga



Psikologi berperan dalam banyak bidang,Psikologi mempelajari tentang kejiwaan manusia dan perilakunya sehari hari. 


Manusia erat sekali dengan hubungan antara jiwa dan perilaku untuk menjadi bagian dari masyarakat yang positif. 


Psikologi pun ditemukan sangat berguna dalam dunia olahraga.
Psikologi olahraga mempelajari kejiwaan pada aktivitas olahraga atau pada atlet atlet olahraga. 

Perkembangan atau capaian dari olahraga yaitu kesehatan atau perkembangan secara fisik akan berdampak pula pada kondisi psikis seseorang.

Hal tersebut juga bisa didapatkan bahwa kondisi psikis juga berpengaruh pada proses pencapaian kesehatan atau latihan fisik. 

Kedua hal tersebut saling berpengaruh timbal balik terhadap keberhasilan olahraga. Untuk mengetahui lebih jelas tentang psikologi olahraga, berikut ini penjelasannya.


Baca Juga :

Cara menghitung kalori

Penyakit akibat kurang olah raga

Porsi aktifitas fisik


Pengertian Psikologi Olahraga
Psikologi sendiri merupakan keilmuan yang mempelajari tentang kejiwaan atau proses mental. 

Sedangkan psikologi olahraga merupakan keilmuan yang mempelajari tentang kejiwaan dalam kaitannya dengan aktivitas olahraga. Para ahli membedakan psikologi olahraga dengan psikologi latihan.

Weinberg dan Gould memiliki pandangan bahwa psikologi olahraga dan psikologi latihan itu serupa, karena banyak persamaan. 

Weinberg dan Gloud menyatakan dasar tujuan dari psikologi olahraga dan psikologi latihan adalah mempelajari tentang bagaimana psikologis mampu mempengaruhi aktivitas fisik individu.

Selain itu mereka juga menyampaikan bahwa psikologi olahraga ini ditujukan untuk para atlet agar bisa berprestasi, untuk memberi dukungan para orang tua dan orang cacat untuk hidup lebih sehat, sebagai bagian dari sebuah terapi.  

Perbedaan antara psikologi olahraga dan psikologi latihan masih bulem bisa dijelaskan, meskipun mereka memiliki definisi yang berbeda namun dalam praktiknya hampir serupa.

Willis dan Campbell mengemukan bahwa psikologi olahraga berhubungan dengan respon psikofisiologis dimana respon somatik mempengaruhi kognisi, emosi, dan performance.


Aktivitas olahraga memiliki dampak pada emosi saat pelaksanaan aktivitas. Psikologi olahraga diarahkan untuk memberikan dukungan, semangat, yang bersifat kompetitif agar atlet olahraga mencapai prestasi tertentu saat berkompetisi.

Psikologi olahraga menurut beberapa ahli :
Bucher : Psikologi olahraga merupakan bidang psikologi yang diterapkan   dalam aktivitas olahraga yaitu berupa keterampilan, pelatihan, dan   pengembangan.

Williams dan Straub : Psikologi olahraga merupakan ilmu yang  mempelajari faktor psikologis yang memiliki pengaruh dalam olahraga.

Weinberg dan Gould : Psikologi olahraga merupakan bidang keilmuan yang  mempelajari tentang individu dan perilakunya dalam olahraga.


Kontos dan Feltz : Psikologi olahraga merupakan bidang keilmuan yang   membahas tentang psinsip psikologi dalam setting olahraga.


Singgih D. Gunarsa : Psikologi olahraga diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang psikologi pada atlet serta faktor yang berpengaruh  terhadap kepribadian atlet.


Pola Gerak Dasar






a.    Keterampilan Lokomotor (Locomotor skills)     
    Keterampilan lokomotor didefinisikan sebagai keterampilan berpindahnya individu dari satu empat ke tempat yang lain. Sebagian besar keterampilan lokomotor berkembang dari hasil dari tingkat kematangan tertentu, namun latihan dan pengalaman juga penting untuk mencapai kecakapan yang matang.


Keterampilan lokomotor misalnya berlari cepat, mencongklang, meluncur, dan melompat lebih sulit dilakukan karena merupakan kombinasi dari pola-pola gerak dasar yang lain. Keterampilan lokomotor membentuk dasar atau landasan koordinasi gerak kasar (gross skill) dan melibatkan gerak otot besar.  



 b.    Keterampilan Nonlokomotor (Non locomotor skills)
Keterampilan nonlokomotor disebut juga keterampilan stabilitas (stability skill), didefinisikan sebagai gerakan-gerakan yang dilakukan dengan gerakan yang memerlukan dasar-dasar penyangga yang minimal atau tidak memerlukan penyangga sama sekali atau gerak tidak berpindah tempat, misalnya gerakan berbelok-belok, menekuk, mengayun, bergoyang. 


Kemampuan melaksanakan keterampilan ini paralel dengan penguasaan keterampilan lokomotor.



             c.    Keterampilan Manipulaif (Manipulative skills)
Keterampilan manipulatif didefinisikan sebagai keterampilan yang melibatkan pengendalian atau kontrol terhadap objek tertentu, terutama dengan menggunakan tangan atau kaki. 
Ada dua klasifikasi keterampilan manipulatif, yaitu 
(1) keterampilan reseptif (receptive skil); dan 
(2) keterampilan propulsif (propulsive skill).
 


Keterampilan reseptif melibatkan gerakan menerima objek, misalnya menangkap, menjerat, sedangkan keterampilan propulsif bercirikan dengan suatu kegiatan yang membutuhkan gaya atau tenaga pada objek tertentu, misalnya melempar, memukul, menendang.





 Baca juga


Tujuan dan pentingnya pendidikan jasmani di sekolah


Servis bola voli


Makna pergaulan hidup sehat


Jenis narkotika dan psikotropika


"Waktu dan kesehatan adalah dua aset berharga yang tidak dikenali dan dihargai sampai keduanya hilang." - Denis Waitley

Buku PJOK Kurikulum Merdeka

Literasi

Trending Post