Komponen-komponen kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan, yaitu:
Komponen kebugaran yang berhubungan dengan keterampilan, yaitu:
Faktor-faktor yang memengaruhi kebugaran fisik, antara lain:
Ayo Giat Berolahraga Agar Tubuh Sehat dan bugar.
Tingkatkan Literasi Digital.
Gapai Impian dan Cita-Cita dengan Tubuh yang Bugar.
Rajin Olahraga bisa meningkatkan kualitas hidup.
Budayakan Hidup Sehat.
Komponen-komponen kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan, yaitu:
Komponen kebugaran yang berhubungan dengan keterampilan, yaitu:
Faktor-faktor yang memengaruhi kebugaran fisik, antara lain:
Tes Kebugaran jasmani (TKJI ) adalah suatu tolak ukur untuk mengukur tingkat kesegaran jasmani yang berbentuk rangkaian butir - butir tes yang menjadi satu tolak ukur dalam mengetahui tingkat kesegaran jasmani anak yang digolongkan sesuai dengan umur anak tersebut .
Tes Kebugaran jasmani terbagi 4 golongan instrumen tes yang di bedakan berdasarkan kelompok umur :
1. TKJI Usia 6 s/d 9
2. TKJI Usia 10 s/d 12
3. TKJI Usia 13 s/d 15
4. TKJI Usia 16 s/d 19
A. Rangkaian Tes
Tes kesegaran jasmani Indonesia terdiri dari
1. Untuk putra terdiri dari :
B. Kegunaan Tes
Tes kesegaran jasmani Indonesia digunakan untuk mengukur dan menentukan tingkat kesegaran jasmani remaja (sesuai kelompok usia masing-masing).
C. Alat dan Fasilitas
TKJI merupakan satu rangkaian tes, oleh karena itu semua butir tes harus dilaksanakan secara berurutan, terus- menerus dan tidak terputus dengan memperhatikan kecepatan perpindahan butir tes ke butir tes berikutnya dalam 3 menit.
Perlu dipahami bahwa butir tes dalam TKJI bersifat baku dan tidak boleh dibolak-balik , dengan urutan pelaksanaan tes sebagai berikut :
a. Dalam kondisi sehat dan siap untuk melaksanakan tes
b. Diharapkan sudah makan maksimal 2 jam sebelum tes
c. Memakai sepatu dan pakaian olahraga
d. Melakukan pemanasan (warming up)
e. Memahami tata cara pelaksanaan tes
f. Jika tidak dapat melaksanakan salah satu / lebih dari tes maka tidak
mendapatkan nilai / gagal.
a.Mengarahkan peserta untuk melakukan pemanasan (warming up)
b.Memberikan nomor dada yang jelas dan mudah dilihat
c.Memberikan pengarahan kepada peserta tentang petunjuk pelaksanaaan
tes dan mengijinkan mereka untuk mencoba gerakan-gerakan tersebut.
d.Memperhatikan kecepatan perpindahan pelaksanaan butir tes ke butir tes
berikutnya dengan tempo sesingkat mungkin dan tidak menunda waktu
e.Tidak memberikan nilai pada peserta yang tidak dapat melakukan satu
butir tes atau lebih
f. Mencatat hasil tes dapat menggunakan formulir tes perorangan atau per
butir tes
2) Program literasi yang baik bersifat berimbang Sekolah yang menerapkan program literasi berimbang menyadari bahwa
tiap peserta didik memiliki kebutuhan yang berbeda satu sama lain. Dengan demikian, diperlukan berbagai strategi membaca dan jenis teks yang bervariasi
pula.
3) Program
literasi berlangsung di semua area kurikulum Pembiasaan dan pembelajaran
literasi di sekolah adalah tanggung jawab semua guru di semua mata pelajaran.
Pembelajaran di mata pelajaran apapun membutuhkan bahasa, terutama membaca dan menulis. Dengan demikian, pengembangan profesional guru dalam hal literasi perlu diberikan kepada guru semua mata pelajaran.
4) Tidak ada istilah terlalu banyak untuk membaca dan menulis yang bermakna Kegiatan membaca dan menulis di kelas perlu dilakukan kapan pun kondisi di kelas memungkinkan.
Untuk itu, perlu ditekankan bentuk kegiatan yang bermakna dan kontekstual. Misalnya, ‘menulis surat untuk wali kota’ atau ‘membaca untuk ibu’ adalah contoh-contoh kegiatan yang bermakna dan memberikan kesan kuat kepada peserta didik.
5) Diskusi dan strategi bahasa lisan sangat penting Kelas berbasis literasi yang kuat akan melakukan berbagai kegiatan lisan berupa diskusi tentang buku selama pembelajaran di kelas.
Kegiatan diskusi ini juga harus membuka kemungkinan untuk perbedaan pendapat agar kemampuan berpikir kritis dapat diasah.
Peserta didik perlu belajar untuk menyampaikan perasaan dan pendapatnya, saling mendengarkan, dan menghormati perbedaan pandangan satu sama lain.
6) Keberagaman perlu dirayakan di kelas dan sekolah Penting bagi pendidik untuk tidak hanya menerima perbedaan, namun juga merayakannya melalui agenda literasi di sekolah.
Buku-buku yang disediakan untuk bahan bacaan peserta didik perlu merefleksikan kekayaan budaya Indonesia agar peserta didik dapat terpajan pada pengalaman multikultural sebanyak mungkin.
Ada beberapa peran-peran psikologi olahraga, diantaranya:
A. Peran Psikologi Olahraga
terhadap Prestasi Olahraga
Peran psikologi olahraga yaitu berkontribusi untuk mengingkatkan
prestasi. Terdapat tiga peranan utama psikologi olahraga dalam meningkatakan
prestasi olahraga :
Penjelasan Karakteristik dan
Tingkah Laku
Menjelaskan karakteristik dan tingkah laku para atlet kaitannya
dengan gejala psikologis. Karakter ini yang membedakan daya tangkap dan respon
masing masing individu.
Bentuk perilaku manusia juga bisa dinilai. Berdasarkan perilaku tertentu, seorang individu sedang mengalami situasi tertentu. Sikap dan perilaku individu dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pikiran, perasaan, pengalaman, pengetahuan, pengaruh internal dan eksternal, dan lain sebagainya.
Penajaman Prediksi Terhadap Situasi Tertentu
Kemungkinan atau prediksi akan suatu situasi bisa dibuat dengan
memperhatikan permasalahan psikologis.
Prediksi yang tepat ini biasa digunakan untuk menentukan bahwa atlet tersebut lebih cocok di bidang olahraga apa sesuai dengan karakter dan kemampuannya.
Kontrol Tingkah Laku yang Efektif
Mengontrol tingkah laku dalam olahraga, perilaku negatif yang berdampak buruk, hal yang kurang menguntungkan, sehingga perkembangan positif sajalah yang didapat.
Contohnya yaitu apabila seorang atlet merasa lelah maka
harus diberi dukungan lebih besar, jika tlet memiliki bakat lebih maka harus
diberikan kesempatan untuk lebih mengembangkan
nya lagi.
Hal hal tersebut diatas tidak lepas dari peranan pelatih yang merupakan mentor yang melihat perkembangan atlet setiap harinya.
Pelatih harus memperhatikan unsur psikis, sosial, dan emosi setiap atletnya agar perkembangan yang terjadi sesuai yang diharapkan.
B. Peran Psikologi Olahraga terhadap Kesehatan
Sehat merupakan kondisi baik secara rohaniah maupun jasmaniah. Kondisi mental erat kaitannya dengan respon fisiologis.
Bahkan melalui beberapa penelitian stres juga mampu mempengaruhi kesehatan seseorang dari mulai mampu meningkatkan nadi, pernafasan, tekanan darah, kadar lemak dalam darah, meningkatkan gula darah, dan lain sebagainya.
Maka dari itu manajemen stres berkaitan dengan psikologis olahraga ini pun juga memiliki peranan penting dalam hal kesehatan.
Olahraga merupakan aktivits gerak yang sangat disarankan dilakukan semua orang minimal 30 menit per hari untuk menjaga tubuh tetap bugar. Namun nyatanya banyak yang malas untuk melakiukan kegiatan baik ini.
Psikologis olahraga merupakan perubahan pemikiran atau mental terhadap perilaku seseorang. Pengendalian mental diri bisa mempengaruhi pola tingkah laku seseorang.
Pemikiran positif, niat, optimistik dalam melakukan kegiatan olahraga tentu akan berdamppak baik untuk kesehatan tubuh. Maka orang yang sehat merupakan orang dengan pikiran yang positif dan mampu melakukan perubahan perilaku dari negatif ke positif.
Orang dengan mental atau pemikiran positif terhadap aktivitas olahraga ini maka akan mencapai kesehatan tubuh yang diinginkan. Berbalik apabila pikiran seseorang sudah negatif dari awal maka tubuh yang sehat tidak akan bisa didapatkan.
Psikologi olahraga memiliki banyak manfaat.
Berikut ini adalah manfaat psikologi olahraga bagi para atlet olahraga:
1. Mengendalikan stres
Pertandingan olahraga seringkali memberikan stres atau tekanan pada para atlet.
Selain keinginan mereka untuk menang tinggi, mereka tidak mau mengecewakan negara dan semua pendukungnya sehingga meningkatkan stres.
Stres ditandai dengan peningkatan denyut nadi, pernafasan, dan terlihat restless secara fisik.
Stres pada atlet ini bisa mengganggu penampilannya saat bersaing nanti, sehingga butuh psikologi sebagai teknik penurunan tingkat stres pada para atlet saat bertanding.
2. Meningkatkan pikiran positif
Seorang atlet harus optimis sebelum bertanding dan selalu optimis untuk pertandingan pertandingannya selanjutnya.
Apabila atlet pesimis dari awal, sudah pasti kemenangan tidak akan pernah diraih. Optimis berarti memiliki pokiran positif atas kemungkinan kemenangan yang akan diraihnya sehingga dia bisa menampilkan pertandingan yang baik.
3.
Menentukan tujuan
Psikologis membantu para atlet untuk menemukan tujuan dari
aktivitas yang mereka lakukan. Tujuan yang merupakan hasil yang ingin dicapai
akan suatu aktivitas olahraga atau pertandingan.
Misalnya tujuannya adalah untuk mendapatkan medali atau membanggakan nama negara di kancah Internasional.
Psikologi membantu para atlet untuk lebih memahami diri mereka
sendiri dari intelegensi, kemampuan, batas diri, untuk mendukung latihan atau
olahraga yang maksimal dan tujuan yang maksimal.
5.
Mental yang lebih tegar
Psikologi juga mengajarkan dan membentuk karakter yang lebiih
tegar.
Persaingan antar atlet untuk bisa berlomba di kancah yang lebih tinggi
cukup berat belum lagi jika mendapat kekalahan yang membuat orang yang
mendukung mereka kecewa.
Kekuatan untuk bangkit kembali dari semua hal buruk atau yang tidak diinginkan sangat diperlukan.
Oleh karena itu, seorang atlet harus tegar.
Psikologi mengajarkan bagaimana memberikan respon positif terhadap apapun yang terjadi dan memotovasi diri sendiri untu bangkit lebih kuat dan tangguh.