Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Ayo Giat Berolahraga Agar Tubuh Sehat dan bugar.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Tingkatkan Literasi Digital.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Gapai Impian dan Cita-Cita dengan Tubuh yang Bugar.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Rajin Olahraga bisa meningkatkan kualitas hidup.

Kesehatan adalah mahkota yang dikenakan oleh orang sehat yang hanya terlihat oleh orang sakit

Teknik Penilaian ( ASESMEN )

 


Instrumen asesmen dapat dikembangkan berdasarkan teknik penilaian yang digunakan oleh guru. 

Berikut adalah beberapa contoh teknik asesmen yang dapat diadaptasi untuk Melakukan asesmen formatif ataupun somatif:


1. Observasi

Penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan melalui pengamatan perilaku secara berkala. Observasi dapat difokuskan untuk semua murid maupun perindividu, observasi juga dapat dilakukan dalam tugas atau aktivitas rutin/harian.


2.     Kinerja

penilaian yang menuntut murid untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuannya ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Asesmen kinerja dapat berupa praktik,menghasilkan produk,melakukan project atau membuat portofolio.


3.     Project

Kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan dan pelaporan, yang harus  diselesaikan dalam periode/ waktu tertentu.


4.     Tes tertulis

Tes dengan soal dan jawaban yang disajikan secara tertulis, untuk mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan murid. tes tertulis dapat berbentuk Essay, pilihan ganda, uraian atau bentuk-bentuk tes tertulis lainnya.


5.     Tes lisan

Pemberian soal/ pertanyaan yang menuntun murid untuk menjawab secara lisan dan dapat diberikan secara klasikal ( dilakukan untuk seluruh kelas/ kelompok besar) ketika pembelajaran.


6.     Penugasan

Pemberian tugas kepada murid untuk mengukur pengetahuan, serta memfasilitasi murid memperoleh atau meningkatkan pengetahuan.


7.     Portofolio

Kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan dan karya murid dalam bidang tertentu yang mencerminkan perkembangannya secara menyeluruh( holistik) dalam kurun waktu tertentu.



Baca Juga :

Metode Pembelajaran

Asesmen Sumatif

Asesmen Formatif

Prinsip Penilaian (ASESMEN)


Asesmen Sumatif

 


Definisi asesment  sumatif

 

Penilaian atau asesmen sumatif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran atau capaian pembelajaran (CP)  murid sebagai dasar penentuan kenaikan kelas atau kelulusan dari satuan pendidikan.

 

Penilaian pencapaian hasil belajar murid dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar murid dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.

 

Sementara itu, pada pendidikan anak usia dini (PAUD)  assessment sumatif digunakan untuk  mengetahui capaian perkembangan murid dan bukan sebagai hasil evaluasi untuk penentuan kenaikan kelas atau kelulusan.

 

Assessment berbentuk laporan hasil belajar yang berisikan laporan pencapaian pembelajaran dan dapat ditambahkan dengan informasi pertumbuhan dan perkembangan anak.



1.      Asesmen seperti dapat dilakukan setelah pembelajaran berakhir, misalnya pada akhir satu lingkup materi ( dapat terdiri atas satu atau lebih tujuan pembelajaran), pada akhir semester atau pada akhir fase. sementara khusus pada akhir semester, assessment sumatif bersifat pilihan.

 

 

2.    Assessment  bisa dilakukan pada akhir semester jika guru merasa masih memerlukan konfirmasi atau informasi tambahan untuk mengukur pencapaian hasil belajar murid. 

    

     Sebaliknya, jika guru merasa bahwa data hasil asemen jadi diperoleh selama satu semester telah mencukupi, maka tidak perlu lagi dilakukan assessment pada akhir semester. hal ini perlu ditekankan untuk asesment guru dapat menggunakan teknik dan instrumen yang beragam, tidak hanya berupa tes, namun dapat menggunakan observasi dan performa (   praktik, menghasilkan produk, melakukan Project, atau membuat portofolio ).

 


3.     Umpan balik dari assessment hasil akhir ini (  sumatif )  dapat digunakan untuk mengukur perkembangan murid, untuk membantu guru merancang aktivitas pada pembelajaran berikutnya.

 

Pada kurikulum merdeka, guru diharapkan untuk lebih Banyak mengutamakan asesment formatif untuk mendapatkan umpan balik dan mengetahui perkembangan murid. namun asesmen juga tetap digunakan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.


Baca Juga :

Prinsip Pembelajaran

Prinsip Asesmen (Penilaian)

Asesmen Formatif

 


Asesmen Formatif

 


Definisi asesment Formatif

 

Penilaian atau asesmen formatif bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran.

 

Sesuai dengan tujuannya, asesmen informatif dapat dilakukan di awal dan di sepanjang proses pembelajaran.

 

Melalui assessmen ini, guru dapat mengidentifikasi kebutuhan belajar murid, hambatan atau kesulitan yang mereka hadapi, serta untuk mendapatkan informasi perkembangan murid. 

 

Informasi tersebut kemudian dijadikan umpan balik baik bagi murid maupun guru.

 

Bagi murid, asesmen formatif berguna untuk berefleksi, dengan monitor kemajuan belajarnya, tantangan yang dialaminya, serta langkah-langkah yang perlu ia lakukan untuk meningkatkan terus capaiannya.

Hal ini merupakan proses belajar yang penting untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.

 

Bagi guru, asesmen informatif berguna untuk merefleksi strategi pembelajaran yang digunakannya, serta untuk meningkatkan efektivitasnya dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.

Asesmen ini juga memberikan informasi tentang kebutuhan  belajar muridnya agar asesmen bermanfaat bagi murid dan guru.

 

Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam merancang asesmen diantaranya sebagai berikut  : 


1. Asesmen formatif tidak beresiko tinggi (high stake). asesment formatif dirancang untuk tujuan pembelajaran dan tidak seharusnya digunakan untuk menentukan Nilai raport, keputusan kenaikan kelas, kelulusan, atau keputusan- keputusan penting lainnya.

 

2. Asesmen formatif dapat menggunakan Berbagai teknik atau instrumen. suatu asesmen dikategorikan sebagai asesmen informatif jika tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas proses belajar.

 

3. Asesmen formatif dilaksanakan bersama dengan proses pembelajaran yang sedang berlangsung sehingga asesmen formatif dan pembelajaran menjadi suatu kesatuan.

 

4. Asesment formatif dapat menggunakan metode Yang sederhana,sehingga umpan balik hasil asesmen tersebut dapat diperoleh dengan cepat.

 

5. Asesmen formatif yang dilakukan di awal pembelajaran akan memberikan informasi kepada guru tentang kesiapan belajar murid.   berdasarkan asesmen ini, guru perlu menyesuaikan/ memodifikasi rencana pelaksanaan pembelajarannya atau membuat diferensiasi pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan murid.

 

6. Instrumen yang digunakan dapat memberikan informasi tentang kekuatan, hal-hal yang masih perlu ditingkatkan oleh murid, serta mengungkapkan cara untuk meningkatkan kualitas tulisan, karya, atau performa yang diberi terbalik. dengan demikian hasil asesmen tidak sekedar sebuah angka.



Baca Juga :


Prinsip Asesmen (Penilaian)


Prinsip Pembelajaran


Asesmen (penilaian) Sumatif


Komponen Modul Ajar Kurikulum Merdeka

 


Komponen Modul Ajar

 

Penulisan modul ajar bertujuan untuk memandu pendidik untuk melaksanakan proses pembelajaran. Komponen dalam modul ajar ditentukan oleh pendidik berdasarkan kebutuhannya. 


Secara umum modul ajar memiliki komponen sebagai berikut:

 

1. Informasi Umum

• Identitas penulis modul

• Kompetensi awal

• Profil Pelajar Pancasila

• Sarana dan prasarana

• Target peserta didik

• Model pembelajaran yang digunakan


2. Komponen Inti

• Tujuan pembelajaran

• Asesmen

• Pemahaman bermakna

• Pertanyaan pemantik

• Kegiatan pembelajaran

• Refleksi peserta didik dan pendidik

 

3. Lampiran

• Lembar kerja peserta didik

• Pengayaan dan remedial

• Bahan bacaan pendidik dan peserta didik

• Glossarium

• Daftar pustaka

  

Apakah Pembelajaran Paragdima Baru

 


Memahami Pembelajaran Paragdima Baru

 

Pembelajaran paradigma baru memastikan praktik pembelajaran untuk berpusat pada peserta didik.

  

Dengan paradigma baru ini, pembelajaran merupakan satu siklus yang berawal dari pemetaan standar kompetensi, perencanaan proses pembelajaran, dan pelaksanaan asesmen untuk memperbaiki pembelajaran sehingga peserta didik dapat mencapai kompetensi yang diharapkan.

  

Pembelajaran paradigma baru memberikan keleluasaan bagi pendidik untuk merumuskan rancangan pembelajaran dan asesmen sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan  peserta didik.

 

Pada pembelajaran paradigma baru, Profil Pelajar Pancasila berperan menjadi penuntun arah yang memandu segala kebijakan dan pembaharuan dalam sistem pendidikan Indonesia, termasuk pembelajaran, dan asesmen.


Kerangka Pengembangan Pembelajaran Paragdima Baru




Baca juga :

Metode Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran

Memahami Capaian Pembelajaran


Memahami Capaian Pembelajaran ( CP )

 



Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari fase fondasi pada PAUD.

 

Jika dianalogikan dengan sebuah perjalanan berkendara, CP memberikan  tujuan umum dan ketersediaan waktu yang tersedia untuk mencapai tujuan tersebut (fase).

  

Untuk mencapai garis finish, pemerintah membuatnya ke dalam enam etape yang disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3 tahun.

  


Berikut ini adalah beberapa contoh pemanfaatan fase-fase Capaian Pembelajaran dalam perencanaan pembelajaran:

  

Pembelajaran yang fleksibel.

 

Ada kalanya proses belajar berjalan lebih lambat  pada suatu periode (misalnya, ketika pembelajaran di masa pandemi COVID-19) sehingga dibutuhkan waktu lebih panjang untuk mempelajari suatu konsep.

 

Ketika harus “menggeser” waktu untuk mengajarkan materi-materi pelajaran yang sudah dirancang, pendidik memiliki waktu lebih panjang untuk mengaturnya.

 

Pembelajaran yang sesuai dengan kesiapan peserta didik.

 

Fase belajar seorang peserta didik menunjukkan kompetensinya, sementara kelas menunjukkan kelompok (cohort) berdasarkan usianya.

 

Dengan demikian, ada kemungkinan peserta didik berada di kelas III SD, namun belajar materi pelajaran untuk Fase A (yang umumnya  untuk kelas I dan II) karena ia belum tuntas mempelajarinya.

 

Hal ini berkaitan dengan mekanisme kenaikan kelas yang disampaikan dalam Bab VII (Mekanisme Kenaikan Kelas dan Kelulusan).

 

Pengembangan rencana pembelajaran yang kolaboratif.

 

Satu fase biasanya lintas kelas, misalnya CP Fase D yang berlaku untuk Kelas VII, VIII, dan IX.


Saat merencanakan pembelajaran diawal tahun ajaran, guru kelas VIII perlu berkolaborasi dengan guru kelas VII untuk mendapatkan informasi tentang sampai mana proses belajar sudah ditempuh peserta didik di kelas VII.

 

Selanjutnya ia juga perlu berkolaborasi dengan guru kelas IX untuk menyampaikan bahwa rencana pembelajaran kelas VIII akan berakhir disuatu topik atau materi tertentu, sehingga guru kelas IX dapat merencanakan pembelajaran berdasarkan informasi tersebut.


Baca Juga :

Prinsip Asesmen Kurikulum Merdeka

Prinsip Pembelajaran Kurikulum Merdeka

Pendekatan Pembelajaran

Metode Pembelajaran


Prinsip Asesmen Kurikulum Merdeka

 


1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran,fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya;

  

Contoh Pelaksanaan Prinsip Asesmen

 

• Pendidik menguatkan asesmen di awal pembelajaran yang digunakan untuk merancang pembelajaran sesuai dengan kesiapan peserta didik.

 

• Pendidik merencanakan pembelajaran dengan merujuk pada tujuan yang hendak dicapai dan memberikan umpan balik agar peserta didik dapat menentukan langkah untuk perbaikan kedepannya.

 

• Pendidik memberikan umpan balik berupa kalimat dukungan untuk menstimulasi pola pikir bertumbuh. 

 

• Pendidik melibatkan peserta didik dalam melakukan asesmen, melalui penilaian diri, penilaian antar teman, refleksi diri, dan pemberian umpan balik antar teman.

  

• Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berefleksi tentang kemampuan mereka,serta bagaimana meningkatkan kemampuan tersebut berdasarkan hasil asesmen.

  

• Pendidik merancang asesmen untuk mendorong peserta didik terus meningkatkan kompetensinya melalui asesmen dengan tingkat kesulitan yang tepat dan umpan balik yang membangun

  

• Pada konteks PAUD, yang dipantau tidak hanya berbagai aspek perkembangan yang ada di CP, namun juga tumbuh kembang anak secara keseluruhan. 

 

 

2. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran;

  

Contoh Pelaksanaan Prinsip Asesmen 

 

• Pendidik memikirkan tujuan pembelajaran pada saat merencanakan asesmen dan memberikan kejelasan pada peserta didik mengenai tujuan asesmen di awal pembelajaran.

 

• Pendidik menggunakan teknik asesmen yang beragam sesuai dengan fungsi dan tujuan asesmen. Hasil dari asesmen formatif digunakan untuk umpan balik pembelajaran, sementara hasil dari asesmen sumatif digunakan untuk pelaporan hasil belajar.

 

  

3. Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai selanjutnya;

  

Contoh Pelaksanaan Prinsip Asesmen

 

• Pendidik menyediakan waktu dan durasi yang cukup agar asesmen menjadi sebuah proses pembelajaran dan bukan hanya untuk kepentingan menguji.

 

• Pendidik menentukan kriteria sukses dan menyampaikannya pada peserta didik, sehingga mereka memahami ekspektasi yang perlu dicapai.

 

• Pendidik berkolaborasi dalam merancang asesmen sehingga dapat menggunakan kriteria yang serupa dan sesuai  dengan tujuan asesmen.

 

• Pendidik menggunakan hasil asesmen untuk menentukan tindak lanjut pembelajaran. 

 

  

4. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut;

  

Contoh Pelaksanaan Prinsip Asesmen

 

• Pendidik menyusun laporan kemajuan belajar secara ringkas, mengutamakan informasi yang paling penting untuk dipahami oleh peserta didik dan orang tua.

 

• Pendidik memberikan umpan balik secara berkala kepada peserta didik dan mendiskusikan tindak lanjutnya bersama-sama beserta orangtua.

  

 

5. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik,tenaga kependidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

  

Contoh Pelaksanaan Prinsip Asesmen

 

• Pendidik menyediakan waktu bagi guru untuk membaca, menganalisis, dan melakukan refleksi hasil asesmen.

 

• Pendidik menggunakan hasil asesmen sebagai bahan diskusi untuk menentukan hal-hal yang sudah berjalan baik dan area yang perlu diperbaiki. Satuan pendidikan memiliki strategi agar hasil asesmen digunakan sebagai refleksi oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

 

• Pendidik memberikan umpan balik secara berkala kepada peserta didik dan mendiskusikan tindak lanjutnya bersamasama orang tua.



Baca Juga :

Prinsip Pembelajaran Kurikulum Merdeka

Pendekatan Pembelajaran

Metode Pembelajaran

Model Pembelajaran


"Waktu dan kesehatan adalah dua aset berharga yang tidak dikenali dan dihargai sampai keduanya hilang." - Denis Waitley

Buku PJOK Kurikulum Merdeka

Literasi

Trending Post