Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Ayo Giat Berolahraga Agar Tubuh Sehat dan bugar.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Tingkatkan Literasi Digital.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Gapai Impian dan Cita-Cita dengan Tubuh yang Bugar.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Rajin Olahraga bisa meningkatkan kualitas hidup.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Budayakan Olahraga di sekitar anda.

Jaga kesehatanmu, karena ia yang akan mewadahi umur panjangmu." - Ali bin Abi Talibt
Showing posts with label Kurikulum Merdeka. Show all posts
Showing posts with label Kurikulum Merdeka. Show all posts

Prinsip Pembelajaran Kurikulum Merdeka



A.  Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan;

 

 

Contoh pelaksanaan prinsip pembelajaran 

• Pada awal tahun ajaran, pendidik berusaha mencari tahu kesiapan belajar peserta didik dan pencapaian sebelumnya. 

Misalnya, melalui dialog dengan peserta didik, sesi diskusi kelompok kecil, tanya jawab, pengisian survei/angket, dan/ atau metode lainnya yang sesuai.

   

• Pendidik merancang atau memilih alur tujuan pembelajaran sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik, atau pada tahap awal. Pendidik dapat menggunakan atau mengadaptasi contoh tujuan pembelajaran, alur tujuan pembelajaran dan modul ajar yang disediakan oleh Kemendikbudristek.

  

• Pendidik merancang pembelajaran yang menyenangkan agar peserta didik mengalami proses belajar sebagai pengalaman yang menimbulkan emosi positif.

 

Modul Ajar PJOK Bola Voly ( Fase E )

 


Salam Medeka Belajar.!!

Modul ajar merupakan salah satu bentuk perangkat ajar yang digunakan guru untuk melaksanakan pembelajaran dalam upaya mencapai Profil Pelajar Pancasila dan Capaian Pembelajaran.


Modul Ajar merupakan penjabaran dari Alur Tujuan Pembelajaran ( ATP ) dan disusun sesuai dengan fase. 


Pada halaman ini tedapat contoh modul ajar PJOK FASE E bisa jadi contoh untuk membuat modul ajar sendiri sesuai pelajaran masing-masing.




Baca Juga :








Metode Pembelajaran

 

Selain pendekatan dan model pembelajaran, dalam pembelajaran juga memerlukan metode pembelajaran. 


Metode pembelajaran diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. 


Metode pembelajaran antara lain metode diskusi, metode eksperimen, metode demonstrasi, dan metode simulasi.


Masing-masing dijelaskan sebagai berikut :


a. Metode Diskusi 


Diskusi merupakan suatu kecakapan atau pembahasan terarah tentang suatu topik, masalah atau isu yang menarik perhatian semua siswa.


Pembahasan dapat diarahkan pada klarifikasi (penjelasan) suatu isu atau masalah, menghimpun ide dan pendapat, merancang kegiatan, atau memecahkan masalah. Kegiatan diskusi dapat dilaksanakan dalam kelompok atau klasikal. 


Metode ini dapat mendorong siswa lebih kreatif dalam memberi gagasan/ide, melatih membiasakan bertukar pikiran dalam mengatasi masalah, dan melatih peserta didik untuk mengemukakan pendapat secara verbal.  


b. Metode Eksperimen

Suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajarinya. 


Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami  sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang objek yang dipelajarinya. 


c. Metode Demonstrasi 

Demonstrasi merupakan suatu presentasi yang dipersiapkan untuk memperlihatkan suatu perilaku atau prosedur. Presentasi disertai dengan penjelasan lisan, alat, ilustrasi dan pertanyaaan.


Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan demonstrasi, mendorong siswa melakukan aktivitas demonstrasi dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajarinya.


Metode ini dapat mengurangi terjadinya verbalisme, pembelajaran lebih menarik, dan siswa memiliki kesempatan membandingkan teori dengan kenyataan. 


Tujuan demonstrasi antara lain untuk mengajarkan bagaimana cara membuat sesuatu atau menggunakan alat/prosedur tertentu dengan benar, serta membangkitkan minat siswa untuk mencoba. 


d. Metode Simulasi

Simulasi merupakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan peralatan atau suasana tiruan yang bertujuan agar siswa dapat meningkatkan penguasaannya terhadap konsep serta keterampilan dalam bidang yang dipelajarinya, serta mampu belajar melalui situasi tiruan dengan sistem umpan balik dan penyempurnaan yang berkelanjutan.


Dengan demikian, maka siswa mampu mengembangkan kreativitas, memupuk keberanian dan percaya diri, memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilannya.


Baca Juga:

Buku PJOK Kurikulum Merdeka

Prinsip Projek Profil Pelajar Pancasila

Tema Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Contoh Tema Penerapan P5 sekolah

 Sembilan Tema untuk dilaksanakan di sekolah


SMK wajib memilih tema Kebekerjaan dan tema Budaya Kerja setiap tahun. 

Sekolah menentukan tema dan mengembangkannya untuk setiap kelas/angkatan. 


1. Gaya Hidup Berkelanjutan

Memahami dampak dari aktivitas manusia, baik jangka pendek maupun panjang, terhadap kelangsungan kehidupan di dunia maupun lingkungan sekitarnya. 


• Peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir sistem untuk memahami keterkaitan  aktivitas manusia dengan dampak-dampak global yang menjadi akibatnya, termasuk perubahan iklim. 


• Peserta didik dapat dan membangun kesadaran untuk bersikap dan berperilaku ramah lingkungan serta mencari jalan keluar untuk masalah lingkungan serta mempromosikan gaya hidup serta perilaku yang lebih berkelanjutan dalam keseharian. 


• Peserta didik juga mempelajari potensi krisis keberlanjutan yang terjadi di lingkungan sekitarnya (bencana alam akibat perubahan iklim, krisis ngan, krisis air bersih dan lain sebagainya), serta mengembangkan kesiapan untuk menghadapi dan memitigasinya. 


Contoh muatan lokal: 

• Jakarta : situasi banjir

• Kalimantan : hutan sebagai paru-paru duni


2. Kearifan Lokal 

Membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri melalui eksplorasi tentang budaya dan kearifan lokal masyarakat sekitar atau daerah tersebut, serta perkembangannya. 


• Peserta didik mempelajari bagaimana dan mengapa masyarakat lokal/ daerah berkembang seperti yang ada, bagaimana perkembangan tersebut dipengaruhi oleh situasi/konteks yang lebih besar (nasional dan internasional), serta memahami apa yang berubah dari waktu ke waktu apa yang tetap sama. 


• Peserta didik juga mempelajari konsep dan nilai-nilai dibalik kesenian dan tradisi lokal, serta merefleksikan nilai-nilai apa yang dapat diambil dan diterapkan dalam kehidupan mereka. 


• Peserta didik juga belajar untuk mempromosikan salah satu hal yang menarik tentang budaya dan nilai-nilai luhur yang dipelajarinya. 


Contoh muatan lokal: 

Jawa Barat : Sistem masyarakat di Kampung Naga




3. Bhinneka Tunggal Ika

Mengenal belajar membangun dialog penuh hormat tentang keberagaman kelompok agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat sekitar dan di Indonesia serta nilainilai ajaran yang dianutnya.


• peserta didik mempelajari perspektif berbagai agama dan kepercayaan tentang fenomena global misalnya masalah lingkungan, kemiskinan, dsb. 


• peserta didik secara kritis dan reflektif menelaah berbagai stereotip negatif yang biasanya dilekatkan pada suatu kelompok agama, dan dampaknya terhadap terjadinya konflik dan kekerasan. 


• Melalui projek ini, peserta didik mengenal dan mempromosikan budaya perdamaian dan anti kekerasan di lingkungan sekitar dan mengeksplorasi pemecahannya.


Contoh muatan lokal: 

Menangkap isu-isu atau masalah keberagaman



4. Bangunlah Jiwa dan Raganya 

Membangun kesadaran dan keterampilan untuk memelihara kesehatan fisik dan mental, baik untuk dirinya maupun orang sekitarnya. 


• Peserta didik melakukan penelitian dan mendiskusikan masalah-masalah terkait kesejahteraan diri (wellbeingmereka serta mengkaji fenomena perundungan (bullying) yang terjadi di sekitar mereka, baik dalam lingkungan fisik maupun dunia maya, serta berupaya mencari jalan keluarnya. 


• Peserta didik juga menelaah masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, termasuk isu narkoba, pornografi, dan kesehatan reproduksi. peserta didik merancang kegiatan dan komitmen untuk senantiasa menjaga kesejahteraan dirinya dan orang lain, serta berusaha untuk mengkampanyekan isu terkait. 


Contoh muatan lokal: 

Mencari solusi untuk masalah cyber bullying yang marak dikalangan remaja lokal. 


5. Suara Demokrasi 

Dalam “negara kecil” bernama sekolah, sistem demokrasi dan pemerintahan yang diterapkan di Indonesia dicoba untuk dipraktikkan, seperti proses pemilihan umum, perumusan kebijakan, dan sejenisnya. 


• Peserta didik merefleksikan makna demokrasi dan memahami implementasi demokrasi serta tantangannya dalam konteks yang berbeda, termasuk dalam organisasi sekolah dan/atau dalam dunia kerja. 


• Menggunakan kemampuan berpikir sistem, peserta didik menjelaskan keterkaitan antara peran individu terhadap kelangsungan demokrasi Pancasila. 


Contoh muatan lokal: 

Sistem musyawarah yang dilakukan masyarakat adat tertentuuntuk memilih kepala desa. 



6. Berekayasa dan Berteknologiuntuk Membangun NKRI

 Berkolaborasi dalam melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif,sekaligus kemampuan berempati untuk berekayasa membangun produk berteknologi yang memudahkan kegiatan dirinya dan juga sekitarnya. 


• Peserta didik mengasah berbagai keterampilan berpikir (berpikir sistem, berpikir komputasional, atau design thinking) dalammewujudkan produk berteknologi.


• Peserta didik dapat mempelajari dan mempraktikkan proses rekayasa (engineering process) secara sederhana, mulai dari menentukan spesifikasi sampai dengan uji coba, untuk membangun model atau prototipe produk bidang rekayasa (engineering). 


• peserta didik juga dapat mengasah keterampilan coding untuk menciptakan karya digital, dan berkreasi di bidang robotika. 

Harapannya, para peserta didik dapat membangun budaya smart society dengan menyelesaikan persoalan-persoalan di masyarakat sekitarnya melalui inovasi dan penerapan teknologi, mensinergikan aspek sosial dan aspek teknologi. 


Contoh muatan lokal: 

Membuat desain inovatif sederhana yang menerapkan teknologi yang dapat menjawab permasalahan yang ada di sekitar sekolah. 


Baca juga:

Memahami Projek Profil Pelajar Pancasila

Tiori Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta didik

Prinsip Perkembangan Peserta didik



7. Kewirausahaan 

Mengidentifikasi potensi ekonomi dan peluang usaha ditingkat lokal dan masalah yang ada dalam pengembangan potensi dan pengembangan usaha tersebut, serta kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial dan kesejahteraan masyarakat.


 • Peserta didik merancang strategi untuk meningkatkan potensi ekonomi lokal dan menangkap peluang usaha alam kerangka pembangunan berkelanjutan. 


• Melalui kegiatan dalam projek ini seperti terlibat dalam kegiatan ekonomi rumah tangga, berkreasi untuk menghasilkan karya bernilai jual, dan kegiatan lainnya, yang kemudian diikuti dengan proses analisis dan refleksi hasil kegiatan mereka. 


• Melalui kegiatan ini, kreatifitas dan budaya kewirausahaan akan ditumbuhkembangkan. peserta didik juga membuka wawasan tentang peluang masa depan, peka terhadap kebutuhan masyarakat, menjadi problem solver yang terampil, serta siap untuk menjadi tenaga kerja profesional penuh integritas. 


Contoh muatan lokal: 

Membuat produk dengan konten lokal yang memiliki daya jual. 



8. Kebekerjaan (Tema wajib)

Membangun pemahaman terhadap ketenagakerjaan, peluang kerja, serta kesiapan kerja untuk meningkatkan kapabilitas yang sesuai dengan keahliannya, mengacu pada kebutuhan dunia kerja terkini.


 • Peserta didik melakukan kajian dan mendiskusikan masalah-masalah terkait peluang kerja serta persyaratan kerja sesuai lingkup keahliannya. 


• Peserta didik menelaah masalah-masalah yang berkaitan dengan dunia kerja terkait dengan profesi kejuruannya, termasuk isu kesempatan kerja, profesi yang paling dibutuhkan di masa depan, dan isu terkini lainnya. 


• Peserta didik merancang kegiatan dan komitmen untuk senantiasa menjaga kompetensi diri agar selalu siap menjawab tantangan dunia kerja terkini. 


Contoh muatan lokal: 

• Mencari solusi untuk masalah kesempatan kerja di masa pandemi. 

• Meningkatkan kompetensi dengan mengikuti kegiatan teaching factory.

• Membekali diri dengan kecakapan abad 21 yang diperlukan untuk memasuki dunia kerja. 



9. Budaya Kerja (Tema wajib)

Tema ini akan membangun kesadaran sikap dan perilaku untuk membiasakan diri sebagai budaya kerja positif sesuai dengan standar yang dibutuhkan di dunia kerja. 


• Peserta didik melakukan kajian dan mendiskusikan masalah-masalah terkait dengan etos kerja dan tata tertib yang berlaku di dunia kerja atau industri terkait. 


• Peserta didik menempa diri melalui berbagai kegiatan untuk menyiapkan fisik dan mental agar memiliki etos kerja dan budaya kerja yang sesuai dengan dunia kerja. 


• Peserta didik memiliki kesadaran sikap, perilaku, etika, dan nilai-nilai yang berlaku pada sebuah organisasi (transfer of value) 


Contoh muatan lokal: 

• Mencari solusi untuk menjawab isu terkini tentang etos kerja, etika kerja, dan tata tertib dunia kerja yang berlaku. 

• Mengembangkan diri melalui kegiatan pengembangan sikap kerja, fisik, mental dan kerja sama tim 

• Membiasakan diri untuk menjaga lingkungan kerja agar selalu dalam kondisi ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin serta sesuai tuntutan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup. 



Prinsip-prinsip Kunci Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya. 


Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis projek (project based learning), yang berbeda dengan pembelajaran berbasis projek dalam program intrakurikuler di dalam kelas. 


Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar dalam situasi tidak formal, struktur belajar yang fleksibel, kegiatan belajar yang lebih interaktif, dan juga terlibat langsung dengan lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila. 


Projek adalah serangkaian kegiatan untuk mencapai sebuah tujuan tertentu dengan cara menelaah suatu tema  menantang. 


Projek didesain agar peserta didik dapat melakukan investigasi, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Peserta didik bekerja dalam periode waktu yang telah dijadwalkan untuk menghasilkan produk dan/atau aksi.  



Prinsip-prinsip Kunci Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja


1. Holistik 

Holistik bermakna memandang sesuatu secara utuh dan menyeluruh, tidak parsial atau terpisah- pisah. Dalam konteks perancangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja, kerangka berpikir holistik mendorong kita untuk menelaah sebuah tema secara utuh dan melihat keterhubungan dari berbagai hal untuk memahami sebuah isu secara mendalam. 


Oleh karenanya, setiap tema projek yang dijalankan bukan merupakan sebuah wadah tematik yang menghimpun beragam mata pelajaran, namun lebih kepada wadah untuk meleburkan beragam perspektif dan konten pengetahuan secara terpadu. 


Di samping itu, cara pandang holistik juga mendorong kita untuk dapat melihat koneksi yang bermakna antar komponen dalam pelaksanaan projek, seperti peserta didik, guru, sekolah, masyarakat, dan realitas kehidupan sehari-hari. 



2. Kontekstual 

Prinsip kontekstual berkaitan dengan upaya mendasarkan kegiatan pembelajaran pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam keseharian. 


Prinsip ini mendorong guru dan peserta didik untuk dapat menjadikan lingkungan sekitar dan realitas kehidupan sehari-hari sebagai bahan utama pembelajaran. 


Oleh karenanya, sekolah sebagai penyelenggara kegiatan projek harus membuka ruang dan kesempatan bagi peserta didik untuk dapat mengeksplorasi berbagai hal di luar lingkup sekolah. 


Tema-tema projek yang disajikan sebisa mungkin dapat menyentuh persoalan lokal yang terjadi di daerah masing-masing. 


Dengan mendasarkan projek pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam keseharian, diharapkan peserta didik dapat mengalami pembelajaran yang bermakna untuk secara aktif meningkatkan pemahaman dan kemampuannya. 



Baca Juga :

Memahami Profil Pancasila

Tiori Pertumbuhan

Prinsip Perkembangan Peserta didik



3. Berpusat pada Peserta Didik 

Prinsip berpusat pada peserta didik berkaitan dengan skema pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk menjadi subjek pembelajaran yang aktif mengelola proses belajarnya secara mandiri. 


Guru diharapkan dapat mengurangi peran sebagai aktor utama kegiatan belajar mengajar yang menjelaskan banyak materi dan memberikan banyak instruksi. 


Sebaliknya, guru sebaiknya menjadi fasilitator pembelajaran yang memberikan banyak kesempatan bagi peserta didik untuk mengeksplorasi berbagai hal atas dorongannya sendiri. 


Harapannya, setiap kegiatan pembelajaran dapat mengasah kemampuan peserta didik dalam memunculkan inisiatif serta meningkatkan daya untuk menentukan pilihan dan memecahkan masalah yang dihadapinya. 



4. Eksploratif 

Prinsip eksploratif berkaitan dengan semangat untuk membuka ruang yang lebar bagi proses inkuiri dan pengembangan diri. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja tidak berada dalam struktur intrakurikuler yang terkait dengan berbagai skema formal pengaturan mata pelajaran. 


Oleh karenanya projek ini memiliki area eksplorasi yang luas dari segi jangkauan materi pelajaran, alokasi waktu, dan penyesuaian dengan tujuan pembelajaran. Namun demikian, diharapkan pada perencanaan dan pelaksanaannya, guru tetap dapat merancang kegiatan projek secara sistematis dan terstruktur agar dapat memudahkan pelaksanaannya. 


Prinsip eksploratif juga diharapkan dapat mendorong peran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja untuk menggenapkan dan menguatkan kemampuan yang sudah peserta didik dapatkan dalam pelajaran intrakurikuler. 


Memahami Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja

Projek Penguatan Profil  Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja


Apa itu Profil Pelajar Pancasila? 

"Mengapa Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja diperlukan?”

Profil Pelajar Pancasila dirancang untuk menjawab satu pertanyaan besar, yaitu “Pelajar dengan profil (kompetensi) seperti apa yang ingin dihasilkan oleh sistem pendidikan Indonesia?”


Sekilas Mengenai Profil Pelajar Pancasila

“Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila”


Pernyataan ini berkaitan dengan dua hal, yaitu kompetensi untuk menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan untuk menjadi manusia unggul dan produktif di abad ke-21.


Dalam hal ini, peserta didik Indonesia diharapkan dapat berpartisipasi dalam pembangunan global yang berkelanjutan serta tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan.


Naskah ini menyampaikan hasil rumusan yang menjawab pertanyaan besar tersebut dengan memperhatikan faktor internal yang berkaitan dengan jati diri, ideologi, dan cita-cita bangsa Indonesia; dan juga faktor eksternal yang merupakan konteks kehidupan serta tantangan bangsa Indonesia diabad ke-21 yang menghadapi masa revolusi industri 4.0.



BacaJuga :

Tiori Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik

Prinsip Perkembangan Peserta Didik

Pergaulan Sehat Remaja



Profil Pelajar Pancasila memiliki enam kompetensi yang dirumuskan sebagai dimensi kunci.


Keenamnya saling berkaitan dan menguatkan sehingga upaya mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang utuh membutuhkan berkembangnya keenam dimensi tersebut secara bersamaan, tidak parsial. Keenam dimensi tersebut adalah :


1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. 

2. Berkebinekaan global.

3. Bergotong-royong.
 
4. Mandiri. 

5. Bernalar kritis.

6. Kreatif. 


Dimensi-dimensi tersebut menunjukkan bahwa Profil Pelajar Pancasila tidak hanya fokus pada kemampuan kognitif, tetapi juga sikap dan perilaku sesuai jati diri sebagai bangsa Indonesia sekaligus warga dunia.

 

Pengertiannya Psikologi Olahraga



Psikologi berperan dalam banyak bidang,Psikologi mempelajari tentang kejiwaan manusia dan perilakunya sehari hari. 


Manusia erat sekali dengan hubungan antara jiwa dan perilaku untuk menjadi bagian dari masyarakat yang positif. 


Psikologi pun ditemukan sangat berguna dalam dunia olahraga.
Psikologi olahraga mempelajari kejiwaan pada aktivitas olahraga atau pada atlet atlet olahraga. 

Perkembangan atau capaian dari olahraga yaitu kesehatan atau perkembangan secara fisik akan berdampak pula pada kondisi psikis seseorang.

Hal tersebut juga bisa didapatkan bahwa kondisi psikis juga berpengaruh pada proses pencapaian kesehatan atau latihan fisik. 

Kedua hal tersebut saling berpengaruh timbal balik terhadap keberhasilan olahraga. Untuk mengetahui lebih jelas tentang psikologi olahraga, berikut ini penjelasannya.


Baca Juga :

Cara menghitung kalori

Penyakit akibat kurang olah raga

Porsi aktifitas fisik


Pengertian Psikologi Olahraga
Psikologi sendiri merupakan keilmuan yang mempelajari tentang kejiwaan atau proses mental. 

Sedangkan psikologi olahraga merupakan keilmuan yang mempelajari tentang kejiwaan dalam kaitannya dengan aktivitas olahraga. Para ahli membedakan psikologi olahraga dengan psikologi latihan.

Weinberg dan Gould memiliki pandangan bahwa psikologi olahraga dan psikologi latihan itu serupa, karena banyak persamaan. 

Weinberg dan Gloud menyatakan dasar tujuan dari psikologi olahraga dan psikologi latihan adalah mempelajari tentang bagaimana psikologis mampu mempengaruhi aktivitas fisik individu.

Selain itu mereka juga menyampaikan bahwa psikologi olahraga ini ditujukan untuk para atlet agar bisa berprestasi, untuk memberi dukungan para orang tua dan orang cacat untuk hidup lebih sehat, sebagai bagian dari sebuah terapi.  

Perbedaan antara psikologi olahraga dan psikologi latihan masih bulem bisa dijelaskan, meskipun mereka memiliki definisi yang berbeda namun dalam praktiknya hampir serupa.

Willis dan Campbell mengemukan bahwa psikologi olahraga berhubungan dengan respon psikofisiologis dimana respon somatik mempengaruhi kognisi, emosi, dan performance.


Aktivitas olahraga memiliki dampak pada emosi saat pelaksanaan aktivitas. Psikologi olahraga diarahkan untuk memberikan dukungan, semangat, yang bersifat kompetitif agar atlet olahraga mencapai prestasi tertentu saat berkompetisi.

Psikologi olahraga menurut beberapa ahli :
Bucher : Psikologi olahraga merupakan bidang psikologi yang diterapkan   dalam aktivitas olahraga yaitu berupa keterampilan, pelatihan, dan   pengembangan.

Williams dan Straub : Psikologi olahraga merupakan ilmu yang  mempelajari faktor psikologis yang memiliki pengaruh dalam olahraga.

Weinberg dan Gould : Psikologi olahraga merupakan bidang keilmuan yang  mempelajari tentang individu dan perilakunya dalam olahraga.


Kontos dan Feltz : Psikologi olahraga merupakan bidang keilmuan yang   membahas tentang psinsip psikologi dalam setting olahraga.


Singgih D. Gunarsa : Psikologi olahraga diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang psikologi pada atlet serta faktor yang berpengaruh  terhadap kepribadian atlet.


Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 tahun 2013 Tentang Kerangka dasar dan struktur kurikulum SMA/MA/SMK/MAK/ SMALB/Paket C untuk kelas X



Peraturan  Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 tahun 2013 Tentang  Kerangka dasar dan struktur kurikulum SMA / MA / SMK / MAK /  SMALB / Paket C untuk kelas X  adalah sebagai berikut :


KOMPETENSI INTI 
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 


2. Menghayati dan mengamalkan  perilaku jujur, disiplin,
    tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif  dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi    secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan  bangsa dalam pergaulan dunia.


3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan  rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan 
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena   dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai   dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 


4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan  pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan  metoda sesuai kaidah keilmuan



Baca juga :






"Waktu dan kesehatan adalah dua aset berharga yang tidak dikenali dan dihargai sampai keduanya hilang." - Denis Waitley

Buku PJOK Kurikulum Merdeka

Referensi Bulanan

Trending Post