Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Ayo Giat Berolahraga Agar Tubuh Sehat dan bugar.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Tingkatkan Literasi Digital.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Gapai Impian dan Cita-Cita dengan Tubuh yang Bugar.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Rajin Olahraga bisa meningkatkan kualitas hidup.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Budayakan Olahraga di sekitar anda.

Jaga kesehatanmu, karena ia yang akan mewadahi umur panjangmu." - Ali bin Abi Talibt
Showing posts with label Kurikulum. Show all posts
Showing posts with label Kurikulum. Show all posts

Pendekatan Pembelajaran


1. Pendekatan Berbasis Genre (Genre Based Approach)

Pendekatan ini merupakan pendekatan pembelajaran yang membantu siswa lebih kompeten berbahasa, mampu berkomunikasi melalui penguasaan keterampilan berbahasa di antaranya dengan kegiatan menyimak,  berbicara, membaca, dan menulis.  


Berikut uraian kegiatan pembelajaran berbasis Genre/Teks (Roses dan Martin, 2012). 


a. Membangun Konteks.  

Tahap ini merupakan langkah-langkah awal yang dilakukan guru bersama siswa untuk mengarahkan pemikiran ke dalam pokok persoalan yang akan dibahas pada setiap pelajaran. 

Contoh pembelajaran pada tahap membangun konteks untuk mata pelajaran Bahasa Inggris, yaitu guru menyiapkan contoh-contoh teks report terkait teknologi yang akan dibahas.

Misalnya Electric Torch, Fan Ceiling, USB Flash Drive atau yang lainnya. 


Contoh teks dapat berupa teks otentik, teks modifikasi, teks adaptasi, teks buatan guru sendiri, atau teks yang diberikan oleh para ahli pendekatan genre-based yang relevan. 


b. Menelaah Model/Dekonstruksi teks. 

Tahap ini berisi tentang pembahasan teks yang diberikan sebagai model pembelajaran. Pembahasan diarahkan pada semua aspek kebahasaan yang membentuk teks itu secara keseluruhan. 


Pada tahap ini dikembangkan kemampuan berpikir kritis siswa melalui kegiatan membahas serta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya tidak tertera dalam teks.


Seperti siapa penulisnya, kepada siapa pesan dalam teks ditujukan, di mana teks tersebut dapat ditemukan, dalam konteks apa teks itu dipakai, apakah setiap teks atau setiap pernyataan yang ada dalam teks relevan dengan kehidupan siswa.
 
Apakah setiap pernyataan yang ada dalam teks akan diterima oleh semua pembaca, apakah yang dikatakan dalam teks relevan dengan pengalaman siswa atau relevan dengan teks yang pernah dibaca sebelumnya oleh siswa terkait topik yang sama. 
 

c. Latihan Terbimbing (Joint construction)

Pada tahapan ini, siswa berlatih menggunakan semua hal yang telah dipahaminya pada tahap sebelumnya. Siswa melewati tahap brainstorming, drafting, revising, editing, proofreading, dan publishing.


d. Unjuk Kerja Mandiri (Independent construction)

Pada tahapan ini, siswa diberi kesempatan untuk menulis secara mandiri, dengan bimbingan guru yang minimal, hanya kalau diperlukan. 


Setelah menulis teks secara mandiri, siswa juga dapat melakukan refleksi terkait apa yang telah ditulis atau yang dilakukan, atau apa yang telah dipelajari selama pembelajaran, dan saat membandingkan teks yang mereka tulis dengan teks yang ditulis oleh temannya.


Siswa juga dapat menceritakan kembali apa yang telah ditulisnya di depan kelas.

  

2. Pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL) 

CTL merupakan suatu proses pengajaran yang bertujuan untuk membantu siswa memahami materi pelajaran yang sedang mereka pelajari dengan menghubungkan pokok materi pelajaran dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Johnson, 2002: 24).  

3. Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (Realistic Mathematic Education/RME),

Pendekatan ini merupakan teori pembelajaran matematika yang dikembangkan di negeri Belanda oleh Freudhenthal pada tahun 1973, dengan dua pandangan pentingnya yaitu mathematics must be connected to reality and mathematics as human activity. 


Karakteristik RME adalah menggunakan konteks “dunia nyata”,model-model, produksi, dan kontruksi siswa, interaktif dan keterkaitan (Treffers,1991).


Baca Juga :

Klasifikasi Keterampilan Gerak

Metode Pembelajaran

Prinsip Perkembangan Peserta Didik




Pendekatan Berbasis Keilmuan dan Bentuk Hasil Belajar

 


Mengamati (Observing)

  • Mengamati dilakukan antara lain dengan membaca,mendengar, atau mengamati fenomena (melibatkanpemanfaatan panca indera)  
  • Tumbuhnya ketelitian, kedisiplinan (berkaitan denganpemanfaatan waktu), dan kesabaran siswa dalam melihat suatu konteks.  

Menanya (Questioning) 
  • Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diskusi atau kerja kelompok untuk membangunpengetahuan faktual,konseptual, prosedural tentang suatu hukum maupun teori hingga berfikir metakognitif 
  • Berkembangnya kreatifitas, rasa ingin tahu, dan kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membangun critical minds. 

Mengumpulkan informasi/mencoba (Experimenting)
  • Mengumpulkan informasi dilakukan melalui membaca, mengamati aktivitas, kejadian atau objek tertentu, memperoleh informasi, mengolah data, dan menyajikan hasilnya dalam bentuk tulisan, lisan, atau gambar.  

  • Meningkatkan keingintahuan siswa dalam mengembangkan kreativitas dan keterampilan berkomunikasi, mengembangkan sikap  jujur, teliti, toleransi, kemampuan singkat dan jelas, serta mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. 

Mengasosiasi (Associating) 

  • Mengasosiasi dilakukan melalui berbagai aktivitas, antara lain; menganalisis data, mengelompokkan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi denganinformasi lainnya dan menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut, kemampuan menerapkan prosedur dan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. 
  • Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat  aturan, kerja keras.

Mengomunikasikan (Communicating)

  • Mengomunikasikan dilakukan dalam bentuk kegiatanpublikasi (menyampaikan hasil konseptualisasi) tentang pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik. 

  • Tumbuhnya sikap  jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. 


Metode Pembelajaran

 

Selain pendekatan dan model pembelajaran, dalam pembelajaran juga memerlukan metode pembelajaran. 


Metode pembelajaran diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. 


Metode pembelajaran antara lain metode diskusi, metode eksperimen, metode demonstrasi, dan metode simulasi.


Masing-masing dijelaskan sebagai berikut :


a. Metode Diskusi 


Diskusi merupakan suatu kecakapan atau pembahasan terarah tentang suatu topik, masalah atau isu yang menarik perhatian semua siswa.


Pembahasan dapat diarahkan pada klarifikasi (penjelasan) suatu isu atau masalah, menghimpun ide dan pendapat, merancang kegiatan, atau memecahkan masalah. Kegiatan diskusi dapat dilaksanakan dalam kelompok atau klasikal. 


Metode ini dapat mendorong siswa lebih kreatif dalam memberi gagasan/ide, melatih membiasakan bertukar pikiran dalam mengatasi masalah, dan melatih peserta didik untuk mengemukakan pendapat secara verbal.  


b. Metode Eksperimen

Suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajarinya. 


Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami  sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang objek yang dipelajarinya. 


c. Metode Demonstrasi 

Demonstrasi merupakan suatu presentasi yang dipersiapkan untuk memperlihatkan suatu perilaku atau prosedur. Presentasi disertai dengan penjelasan lisan, alat, ilustrasi dan pertanyaaan.


Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan demonstrasi, mendorong siswa melakukan aktivitas demonstrasi dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajarinya.


Metode ini dapat mengurangi terjadinya verbalisme, pembelajaran lebih menarik, dan siswa memiliki kesempatan membandingkan teori dengan kenyataan. 


Tujuan demonstrasi antara lain untuk mengajarkan bagaimana cara membuat sesuatu atau menggunakan alat/prosedur tertentu dengan benar, serta membangkitkan minat siswa untuk mencoba. 


d. Metode Simulasi

Simulasi merupakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan peralatan atau suasana tiruan yang bertujuan agar siswa dapat meningkatkan penguasaannya terhadap konsep serta keterampilan dalam bidang yang dipelajarinya, serta mampu belajar melalui situasi tiruan dengan sistem umpan balik dan penyempurnaan yang berkelanjutan.


Dengan demikian, maka siswa mampu mengembangkan kreativitas, memupuk keberanian dan percaya diri, memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilannya.


Baca Juga:

Buku PJOK Kurikulum Merdeka

Prinsip Projek Profil Pelajar Pancasila

Tema Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Contoh Tema Penerapan P5 sekolah

 Sembilan Tema untuk dilaksanakan di sekolah


SMK wajib memilih tema Kebekerjaan dan tema Budaya Kerja setiap tahun. 

Sekolah menentukan tema dan mengembangkannya untuk setiap kelas/angkatan. 


1. Gaya Hidup Berkelanjutan

Memahami dampak dari aktivitas manusia, baik jangka pendek maupun panjang, terhadap kelangsungan kehidupan di dunia maupun lingkungan sekitarnya. 


• Peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir sistem untuk memahami keterkaitan  aktivitas manusia dengan dampak-dampak global yang menjadi akibatnya, termasuk perubahan iklim. 


• Peserta didik dapat dan membangun kesadaran untuk bersikap dan berperilaku ramah lingkungan serta mencari jalan keluar untuk masalah lingkungan serta mempromosikan gaya hidup serta perilaku yang lebih berkelanjutan dalam keseharian. 


• Peserta didik juga mempelajari potensi krisis keberlanjutan yang terjadi di lingkungan sekitarnya (bencana alam akibat perubahan iklim, krisis ngan, krisis air bersih dan lain sebagainya), serta mengembangkan kesiapan untuk menghadapi dan memitigasinya. 


Contoh muatan lokal: 

• Jakarta : situasi banjir

• Kalimantan : hutan sebagai paru-paru duni


2. Kearifan Lokal 

Membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri melalui eksplorasi tentang budaya dan kearifan lokal masyarakat sekitar atau daerah tersebut, serta perkembangannya. 


• Peserta didik mempelajari bagaimana dan mengapa masyarakat lokal/ daerah berkembang seperti yang ada, bagaimana perkembangan tersebut dipengaruhi oleh situasi/konteks yang lebih besar (nasional dan internasional), serta memahami apa yang berubah dari waktu ke waktu apa yang tetap sama. 


• Peserta didik juga mempelajari konsep dan nilai-nilai dibalik kesenian dan tradisi lokal, serta merefleksikan nilai-nilai apa yang dapat diambil dan diterapkan dalam kehidupan mereka. 


• Peserta didik juga belajar untuk mempromosikan salah satu hal yang menarik tentang budaya dan nilai-nilai luhur yang dipelajarinya. 


Contoh muatan lokal: 

Jawa Barat : Sistem masyarakat di Kampung Naga




3. Bhinneka Tunggal Ika

Mengenal belajar membangun dialog penuh hormat tentang keberagaman kelompok agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat sekitar dan di Indonesia serta nilainilai ajaran yang dianutnya.


• peserta didik mempelajari perspektif berbagai agama dan kepercayaan tentang fenomena global misalnya masalah lingkungan, kemiskinan, dsb. 


• peserta didik secara kritis dan reflektif menelaah berbagai stereotip negatif yang biasanya dilekatkan pada suatu kelompok agama, dan dampaknya terhadap terjadinya konflik dan kekerasan. 


• Melalui projek ini, peserta didik mengenal dan mempromosikan budaya perdamaian dan anti kekerasan di lingkungan sekitar dan mengeksplorasi pemecahannya.


Contoh muatan lokal: 

Menangkap isu-isu atau masalah keberagaman



4. Bangunlah Jiwa dan Raganya 

Membangun kesadaran dan keterampilan untuk memelihara kesehatan fisik dan mental, baik untuk dirinya maupun orang sekitarnya. 


• Peserta didik melakukan penelitian dan mendiskusikan masalah-masalah terkait kesejahteraan diri (wellbeingmereka serta mengkaji fenomena perundungan (bullying) yang terjadi di sekitar mereka, baik dalam lingkungan fisik maupun dunia maya, serta berupaya mencari jalan keluarnya. 


• Peserta didik juga menelaah masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, termasuk isu narkoba, pornografi, dan kesehatan reproduksi. peserta didik merancang kegiatan dan komitmen untuk senantiasa menjaga kesejahteraan dirinya dan orang lain, serta berusaha untuk mengkampanyekan isu terkait. 


Contoh muatan lokal: 

Mencari solusi untuk masalah cyber bullying yang marak dikalangan remaja lokal. 


5. Suara Demokrasi 

Dalam “negara kecil” bernama sekolah, sistem demokrasi dan pemerintahan yang diterapkan di Indonesia dicoba untuk dipraktikkan, seperti proses pemilihan umum, perumusan kebijakan, dan sejenisnya. 


• Peserta didik merefleksikan makna demokrasi dan memahami implementasi demokrasi serta tantangannya dalam konteks yang berbeda, termasuk dalam organisasi sekolah dan/atau dalam dunia kerja. 


• Menggunakan kemampuan berpikir sistem, peserta didik menjelaskan keterkaitan antara peran individu terhadap kelangsungan demokrasi Pancasila. 


Contoh muatan lokal: 

Sistem musyawarah yang dilakukan masyarakat adat tertentuuntuk memilih kepala desa. 



6. Berekayasa dan Berteknologiuntuk Membangun NKRI

 Berkolaborasi dalam melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif,sekaligus kemampuan berempati untuk berekayasa membangun produk berteknologi yang memudahkan kegiatan dirinya dan juga sekitarnya. 


• Peserta didik mengasah berbagai keterampilan berpikir (berpikir sistem, berpikir komputasional, atau design thinking) dalammewujudkan produk berteknologi.


• Peserta didik dapat mempelajari dan mempraktikkan proses rekayasa (engineering process) secara sederhana, mulai dari menentukan spesifikasi sampai dengan uji coba, untuk membangun model atau prototipe produk bidang rekayasa (engineering). 


• peserta didik juga dapat mengasah keterampilan coding untuk menciptakan karya digital, dan berkreasi di bidang robotika. 

Harapannya, para peserta didik dapat membangun budaya smart society dengan menyelesaikan persoalan-persoalan di masyarakat sekitarnya melalui inovasi dan penerapan teknologi, mensinergikan aspek sosial dan aspek teknologi. 


Contoh muatan lokal: 

Membuat desain inovatif sederhana yang menerapkan teknologi yang dapat menjawab permasalahan yang ada di sekitar sekolah. 


Baca juga:

Memahami Projek Profil Pelajar Pancasila

Tiori Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta didik

Prinsip Perkembangan Peserta didik



7. Kewirausahaan 

Mengidentifikasi potensi ekonomi dan peluang usaha ditingkat lokal dan masalah yang ada dalam pengembangan potensi dan pengembangan usaha tersebut, serta kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial dan kesejahteraan masyarakat.


 • Peserta didik merancang strategi untuk meningkatkan potensi ekonomi lokal dan menangkap peluang usaha alam kerangka pembangunan berkelanjutan. 


• Melalui kegiatan dalam projek ini seperti terlibat dalam kegiatan ekonomi rumah tangga, berkreasi untuk menghasilkan karya bernilai jual, dan kegiatan lainnya, yang kemudian diikuti dengan proses analisis dan refleksi hasil kegiatan mereka. 


• Melalui kegiatan ini, kreatifitas dan budaya kewirausahaan akan ditumbuhkembangkan. peserta didik juga membuka wawasan tentang peluang masa depan, peka terhadap kebutuhan masyarakat, menjadi problem solver yang terampil, serta siap untuk menjadi tenaga kerja profesional penuh integritas. 


Contoh muatan lokal: 

Membuat produk dengan konten lokal yang memiliki daya jual. 



8. Kebekerjaan (Tema wajib)

Membangun pemahaman terhadap ketenagakerjaan, peluang kerja, serta kesiapan kerja untuk meningkatkan kapabilitas yang sesuai dengan keahliannya, mengacu pada kebutuhan dunia kerja terkini.


 • Peserta didik melakukan kajian dan mendiskusikan masalah-masalah terkait peluang kerja serta persyaratan kerja sesuai lingkup keahliannya. 


• Peserta didik menelaah masalah-masalah yang berkaitan dengan dunia kerja terkait dengan profesi kejuruannya, termasuk isu kesempatan kerja, profesi yang paling dibutuhkan di masa depan, dan isu terkini lainnya. 


• Peserta didik merancang kegiatan dan komitmen untuk senantiasa menjaga kompetensi diri agar selalu siap menjawab tantangan dunia kerja terkini. 


Contoh muatan lokal: 

• Mencari solusi untuk masalah kesempatan kerja di masa pandemi. 

• Meningkatkan kompetensi dengan mengikuti kegiatan teaching factory.

• Membekali diri dengan kecakapan abad 21 yang diperlukan untuk memasuki dunia kerja. 



9. Budaya Kerja (Tema wajib)

Tema ini akan membangun kesadaran sikap dan perilaku untuk membiasakan diri sebagai budaya kerja positif sesuai dengan standar yang dibutuhkan di dunia kerja. 


• Peserta didik melakukan kajian dan mendiskusikan masalah-masalah terkait dengan etos kerja dan tata tertib yang berlaku di dunia kerja atau industri terkait. 


• Peserta didik menempa diri melalui berbagai kegiatan untuk menyiapkan fisik dan mental agar memiliki etos kerja dan budaya kerja yang sesuai dengan dunia kerja. 


• Peserta didik memiliki kesadaran sikap, perilaku, etika, dan nilai-nilai yang berlaku pada sebuah organisasi (transfer of value) 


Contoh muatan lokal: 

• Mencari solusi untuk menjawab isu terkini tentang etos kerja, etika kerja, dan tata tertib dunia kerja yang berlaku. 

• Mengembangkan diri melalui kegiatan pengembangan sikap kerja, fisik, mental dan kerja sama tim 

• Membiasakan diri untuk menjaga lingkungan kerja agar selalu dalam kondisi ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin serta sesuai tuntutan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup. 



Tema-tema dalam projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja


Kemendikbudristek menentukan tema untuk setiap projek yang diimplementasi di satuan pendidikan yang dapat berubah setiap tahunnya. 

Untuk tahun ajaran 2021/2022, ada tujuh tema yang dikembangkan berdasarkan isu prioritas yang dinyatakan dalam Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035, Sustainable Development Goals dan dokumen lain yang relevan. 

Tujuh tema tersebut adalah: 

1. Gaya Hidup Berkelanjutan

2. Kearifan Lokal

3. Bhinneka Tunggal Ika

4. Bangunlah Jiwa dan Raganya

5. Suara Demokrasi

6. Berekayasa dan Berteknologi untuk Membanguan NKRI 

7. Kewirausahaan 

8. Kebekerjaan 

 

Note:

• Tema 1 sd. 7 merupakan Tema Pilihan. 

• Tema 8 Kebekerjaan  dan tema 9 Budaya Kerja merupakan tema wajib di SMK 


Baca juga :

Projek Penguatan Pelajar Pancasila

Prinsip Perkembangan Peserta didik

Pergaulan Sehat Untuk Remaja




Prinsip-prinsip Kunci Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya. 


Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis projek (project based learning), yang berbeda dengan pembelajaran berbasis projek dalam program intrakurikuler di dalam kelas. 


Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar dalam situasi tidak formal, struktur belajar yang fleksibel, kegiatan belajar yang lebih interaktif, dan juga terlibat langsung dengan lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila. 


Projek adalah serangkaian kegiatan untuk mencapai sebuah tujuan tertentu dengan cara menelaah suatu tema  menantang. 


Projek didesain agar peserta didik dapat melakukan investigasi, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Peserta didik bekerja dalam periode waktu yang telah dijadwalkan untuk menghasilkan produk dan/atau aksi.  



Prinsip-prinsip Kunci Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja


1. Holistik 

Holistik bermakna memandang sesuatu secara utuh dan menyeluruh, tidak parsial atau terpisah- pisah. Dalam konteks perancangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja, kerangka berpikir holistik mendorong kita untuk menelaah sebuah tema secara utuh dan melihat keterhubungan dari berbagai hal untuk memahami sebuah isu secara mendalam. 


Oleh karenanya, setiap tema projek yang dijalankan bukan merupakan sebuah wadah tematik yang menghimpun beragam mata pelajaran, namun lebih kepada wadah untuk meleburkan beragam perspektif dan konten pengetahuan secara terpadu. 


Di samping itu, cara pandang holistik juga mendorong kita untuk dapat melihat koneksi yang bermakna antar komponen dalam pelaksanaan projek, seperti peserta didik, guru, sekolah, masyarakat, dan realitas kehidupan sehari-hari. 



2. Kontekstual 

Prinsip kontekstual berkaitan dengan upaya mendasarkan kegiatan pembelajaran pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam keseharian. 


Prinsip ini mendorong guru dan peserta didik untuk dapat menjadikan lingkungan sekitar dan realitas kehidupan sehari-hari sebagai bahan utama pembelajaran. 


Oleh karenanya, sekolah sebagai penyelenggara kegiatan projek harus membuka ruang dan kesempatan bagi peserta didik untuk dapat mengeksplorasi berbagai hal di luar lingkup sekolah. 


Tema-tema projek yang disajikan sebisa mungkin dapat menyentuh persoalan lokal yang terjadi di daerah masing-masing. 


Dengan mendasarkan projek pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam keseharian, diharapkan peserta didik dapat mengalami pembelajaran yang bermakna untuk secara aktif meningkatkan pemahaman dan kemampuannya. 



Baca Juga :

Memahami Profil Pancasila

Tiori Pertumbuhan

Prinsip Perkembangan Peserta didik



3. Berpusat pada Peserta Didik 

Prinsip berpusat pada peserta didik berkaitan dengan skema pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk menjadi subjek pembelajaran yang aktif mengelola proses belajarnya secara mandiri. 


Guru diharapkan dapat mengurangi peran sebagai aktor utama kegiatan belajar mengajar yang menjelaskan banyak materi dan memberikan banyak instruksi. 


Sebaliknya, guru sebaiknya menjadi fasilitator pembelajaran yang memberikan banyak kesempatan bagi peserta didik untuk mengeksplorasi berbagai hal atas dorongannya sendiri. 


Harapannya, setiap kegiatan pembelajaran dapat mengasah kemampuan peserta didik dalam memunculkan inisiatif serta meningkatkan daya untuk menentukan pilihan dan memecahkan masalah yang dihadapinya. 



4. Eksploratif 

Prinsip eksploratif berkaitan dengan semangat untuk membuka ruang yang lebar bagi proses inkuiri dan pengembangan diri. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja tidak berada dalam struktur intrakurikuler yang terkait dengan berbagai skema formal pengaturan mata pelajaran. 


Oleh karenanya projek ini memiliki area eksplorasi yang luas dari segi jangkauan materi pelajaran, alokasi waktu, dan penyesuaian dengan tujuan pembelajaran. Namun demikian, diharapkan pada perencanaan dan pelaksanaannya, guru tetap dapat merancang kegiatan projek secara sistematis dan terstruktur agar dapat memudahkan pelaksanaannya. 


Prinsip eksploratif juga diharapkan dapat mendorong peran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja untuk menggenapkan dan menguatkan kemampuan yang sudah peserta didik dapatkan dalam pelajaran intrakurikuler. 


Memahami Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja

Projek Penguatan Profil  Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja


Apa itu Profil Pelajar Pancasila? 

"Mengapa Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja diperlukan?”

Profil Pelajar Pancasila dirancang untuk menjawab satu pertanyaan besar, yaitu “Pelajar dengan profil (kompetensi) seperti apa yang ingin dihasilkan oleh sistem pendidikan Indonesia?”


Sekilas Mengenai Profil Pelajar Pancasila

“Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila”


Pernyataan ini berkaitan dengan dua hal, yaitu kompetensi untuk menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan untuk menjadi manusia unggul dan produktif di abad ke-21.


Dalam hal ini, peserta didik Indonesia diharapkan dapat berpartisipasi dalam pembangunan global yang berkelanjutan serta tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan.


Naskah ini menyampaikan hasil rumusan yang menjawab pertanyaan besar tersebut dengan memperhatikan faktor internal yang berkaitan dengan jati diri, ideologi, dan cita-cita bangsa Indonesia; dan juga faktor eksternal yang merupakan konteks kehidupan serta tantangan bangsa Indonesia diabad ke-21 yang menghadapi masa revolusi industri 4.0.



BacaJuga :

Tiori Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik

Prinsip Perkembangan Peserta Didik

Pergaulan Sehat Remaja



Profil Pelajar Pancasila memiliki enam kompetensi yang dirumuskan sebagai dimensi kunci.


Keenamnya saling berkaitan dan menguatkan sehingga upaya mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang utuh membutuhkan berkembangnya keenam dimensi tersebut secara bersamaan, tidak parsial. Keenam dimensi tersebut adalah :


1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. 

2. Berkebinekaan global.

3. Bergotong-royong.
 
4. Mandiri. 

5. Bernalar kritis.

6. Kreatif. 


Dimensi-dimensi tersebut menunjukkan bahwa Profil Pelajar Pancasila tidak hanya fokus pada kemampuan kognitif, tetapi juga sikap dan perilaku sesuai jati diri sebagai bangsa Indonesia sekaligus warga dunia.

 

Contoh Bahan Ajar PJOK

BAHAN AJAR

Nama Sekolah       :

Mata Pelajaran     : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK)


Kelas / Semester    : XI/ Semester Genap


Materi Pokok        : Senam Lantai ( Roll depan )


Alokasi Waktu      : 2X 45 menit


  1. KOMPETENSI INTI (KI)

KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.



KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah




KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan



  1. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

Kompetensi Dasar (KD)

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)



3.6 Menganalisis berbagai keterampilan rangkaian gerak yang lebih kompleks dalam aktivitas spesifik senam lantai


3.6.1 Memahami gerak roll depan pada aktifitas senam lantai



3.6.2 Menganalisis kesalahan yang dilakukan pada gerak Roll depan pada aktifitas senam lantai



3.6.3Memahami cara memperbaik kesalahan yang dilakukan pada gerak Roll depan



4.6    Mempraktikkan hasil analisis berbagai keterampilan rangkaian gerak yang lebih kompleks dalam aktivitas spesifik senam lantai





4.6.1Mempraktikkan hasil analisis gerak roll depan dalam aktivitas spesifik senam lantai

  1. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:


  • Memahami gerak roll kedepan pada aktifitas senam lantai

  • Menganalisis kesalahan yang dilakukan pada gerak Roll depan

  • Memahami cara memperbaik kesalahan yang dilakukan pada gerak roll kedepan

  • Mempraktikkan hasil analisis gerak roll depan  dalam aktivitas spesifik senam lantai



  1.  MATERI  SENAM LANTAI (Guling Depan)




1.1.Ruang lingkup materi

Senam - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas[1]

Senam merupakan terjemahan dari bahasa inggris gymnastic,yang berasal dari Yunani gymnos yang artinya telanjang,senam dapat diartikan sebagai latihan jasmani yang dilakukan dengan sengaja, disusun secara sistematis, dan dilakukan dengan sadar dan tujuan tertentu.


Pertandingan senam dilakukan di Indonesia untuk pertama kali pada tahun 1963 menjelang dilangsungkannya GANEFO 

(Games of The New Emerging Force). 



Secara nasional, olahrga senam di pertandingkan di Indonesia sejak pekan Olahraga Nasional (PON) ke VII di Surabaya.



Dalam buku Senam Artistik yang ditulis Drs. Agus Mahendra, MA, FIG mengelompokan senam menjadi :


a. Senam artistik ( artistic gymnastics );


b. Senam ritmik sportif (sportive rhythmic gymnastics );


c. Senam akrobatik ( acrobatic gymnastics );


d. Senam aerobic sport ( sport aerobics );


e. Senam trampolin (trampolining );


f. Senam umum ( general gymnastics ).





Di SMK kelas XI ini anda akan mempelajari rangkaian gerak senam lantai guling depan serta tentang manfaat terhadap kebugaran dan kesehatan tubuh serta sikap serta nilai spiritual yang dikembangkan melalui keterampilan senam lantai.



Keterampilan senam lantai harus Anda pelajari dengan mengedepankan sikap kehidupan beragama (berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan), mencerminkan sikap dan perilaku sportif dalam bermain,bertanggung jawab dalam penggunaan sarana dan prasarana pembelajaran.




serta menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar.Juga menghargai perbedaan karakteristik individu dalam melakukan berbagai aktivitas fisik, 




Menunjukkan kemauan kerja sama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik, toleransi dan mau berbagi dengan teman dalam melakukan berbagai aktivitas fisik, disiplin selama melakukan berbagai aktivitas fisik, mau menerima kekalahan dan kemenangan.


1.2 Konsep Senam Lantai

Roll depan pada hakekatnya merupakan serangkaian gerakan yang dijlankan dengan menggulungkan tubuh ke arah depan. Oleh karena itulah arti olahraga dengan teknik roll depan ini bisa dibilang cukup mudah dilakukan dan juga mengasyikan. 




Akan tetapi yang per diingat bahwa untuk mendapatkan manfaat bagi daya tahan tubuh, semua gerakan-gerakan roll depan harus dilakukan dengan teknik atau cara-cara yang benar, sehingga menghindari terjadinya cedera dan tidak membahayakan keselamatan.



Pada dasarnya gerakan roll adalah serangkaian keterampilan paling dasar dan mendasar dalam melakukan berbagai senam lantai. Oleh karenanya ada banyak variasi skill. 




Akan tetapi yang pasti gerakan roll depan mirip dengan membalik dalam kenyataan bahwa mereka adalah rotasi tubuh yang lengkap, tetapi rotasi roll depan biasanya dilakukan di tanah sementara flip dilakukan di udara dengan pinggul melewati kepala dan tanpa tangan menyentuh tanah.


1.3 Aktivitas Pembelajaran Senam Lantai[2]

  Pembelajaran guling ke depan

Pengertian Roll Depan, Cara Melakukan, dan Manfaatnya )


Cara Melakukan Roll Depan

Memulai gerakan roll depan dapat dilakukan dengan menggunakan dua jenis awalan, yaitu awalan dengan posisi jongkok dan berdiri. Berikut penjelasannya.




  1. Awalan dengan Posisi Jongkok

Adapun teknik dalam melakukan roll depan dengan awalan jongkok, yaitu:

  1. Pertama-tama, tubuh dalam posisi jongkok.


  2. Telapak tangan diletakkan pada lantai dengan posisi lebih depan dari telapak kaki.


  3. Pantat diangkat dan kepala diarahkan di antara kedua telapak tangan (seperti posisi sujud).


  4. Dagu ditempelkan pada dada, kemudian dorong kepala hingga masuk melewati kedua telapak tangan. Cara mendorongnya yaitu pantat diangkat lebih tinggi lagi sekaligus condong ke arah depan. 


  5. Tulang punggung bagian atas/pangkal leher ditempelkan ke lantai, lalu dorong tubuh ke arah depan, maka tubuh akan mengguling ke depan.


  6. Berikan energi dorongan menggunakan otot perut, sehingga setelah tubuh terguling, tubuh akan berposisi seperti posisi awal.



  1. Awalan dengan Posisi Berdiri

Sedangkan cara melakukan roll depan dengan awalan berdiri, yaitu:

  1. Pertama-tama, tubuh dalam posisi berdiri, lalu bungkukkan badan dan tempelkan kedua tangan ke lantai.


  2. Kepala ditundukkan hingga dagu menempel di dada.

  3. Badan diturunkan hingga sedikit rendah, kedua siku tangan akan tertekuk sampai membentuk sudut 45 derajad.


  4. Lakukan tolakan dengan menggunakan pergelangan kaki, sebelum tulang punggung atau pangkal leher menyentuh lantai, kedua tangan akan bertindk sebagai penahan tubuh sementara dan perlahan-lahan menurunkan tubuh



  5. (jika sudah terbiasa dan tidak takut lagi, proses yang satu ini tidak perlu sebab tubuh akan langsung diluncurkan ke depan dengan tulang punggung/pangkal leher menjadi tumpuan atau jalur tubuh menggelinding ke depan).

  6. Ketika tubuh sudah menggelinding kedepan, kedua telapak kaki menapak lantai, tubuh harus segera didorong untuk bangkit berdiri sesuai dengan posisi awal.


        





Klik Link untuk akses vidio guling depan

Cara melakukan roll depan (forward roll / guling depan) sikap awal[3]

How to Help the Front Roll (front roll)

YouTubePJOK - Roll Depan Roll Belakang - YouTube


“ Peserta didik setelah membaca dan mentonton vidio guling depan,setelah itu peserta didik diharapkan mampu menemukan kendala/kesalahan saat pertama melakukan gerakan rool depan,lalu menganalisanya untuk perbaikan gerakan serta menemukan cara mudah untuk melakukan rangkaian gerak senam lantai roll depan”.


1.4.Rangkuman

Senam merupakan terjemahan dari kata bahasa Inggris gymnastic yang berasal dari bahasa Yunani gymnos. 



Senam dapat diartikan sebagai latihan jasmani yang dilakukan dengan sengaja, disusun secara sistematis, dan dilakukan dengan sadar dengan tujuan tertentu.


Pertandingan senam internasional dilakukan di Indonesia untuk pertama kali pada tahun 1963, menjelang diberlangsungkannya GANEFO (Games Of The New Emerging Forces).


Gerak guling depan. Dalam Pembelajaran senam lantai mampu membentuk sikap: 


  • menghargai tubuh,  
  • syukur kepada Sang Pencipta, 
  • berperilaku sportif, 
  • bertanggung jawab, 
  • menghargai perbedaan karakteristik,  
  • menunjukkan kemauan bekerja sama, 
  • toleransi dan mau berbagi dengan teman, 
  • disiplin, 
  • menerima kekalahan dan kemenangan, dan 
  • mampu menganalisis variasi dan kombinasi keterampilan gerak serta mempraktikkan variasi dan kombinasi gerak senam lantai dengan baik.


1.5. Soal

1. Anggota tubuh pertama yang menyentuh matras pada gerakan guling ke depan adalah...


A. Kepala

B. Dahi

C. Badan

D. Tengkuk

E. Lehe




2. Senam yang membutuhkan gerakan keseimbangan, kekuatan, dan kelenturan adalah...


A. Senam lantai

B. Senam irama

C. Senam pagi

D. Senam kesegaran

E. Senam militer




3. Posisi yang akan membantu ketika menolong gerakan guling depan adalah...


A. Di depan yang melakukan guling

B. Di belakang yang melakukan guling

C. Di samping yang melakukan guling

D. Di sebelah kanan Matras

E. Di sebelah kiri matras



4. Berikut ini cara memberikan bantuan guling depan kecuali...


A. Tangan kanan pembantu memegang tengkuk

B. Tangan kiri pembantu mendorong paha dan pinggul

C. Pembantu menopang dan mendorong pinggul

D. Pembantu berdiri pada salah satu lutut

E. Waktu badan berguling membantu mengangkat pundaknya



5. Posisi akhir saat melakukan roll depan adalah...

A. Kedua kaki lurus

B. Kaki kiri lurus

C. Kaki kanan lurus

D. Sikap jongkok

E. Semua jawaban salah


1.6 Penutup

Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat kami simpulkan bahwa kegiatan Praktik gerak senam lantai guling depan sangat bermanfaat untuk peserta didik.

Selain itu, kegiatan Praktik gerak senam latai guling depan  juga dapat menjadi sarana untuk mengasah keterampilan peserta didik, di mana mereka bisa belajar tentang senam lantai guling depan. 

Serta sebagai ajang untuk melatih peserta didik menjadi generasi muda yang bertanggung jawab dan profesional.


Saran

Untuk melengkapi materi ini saya  akan menyampaikan beberapa saran yang mungkin bisa membantu mengisi kekurangan-kekurangan yang ada. Antara lain sebagai berikut:

Para peserta didik  bisa menguasai terlebih dahulu teori sebelum melaksanakan praktik senam

Utamakan keselamatan kerja

Gunakan waktu praktik sebaik mungkin

Jangan pernah merasa puas dengan hasil yang telah dicapai.

1.7. referensi / daftar pustaka

Sirodjudin. 1997. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: PT GMP.

       Pengertian Roll Depan, Cara Melakukan, dan Manfaatnya


[1] "Senam - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas." https://id.wikipedia.org/wiki/Senam. Diakses pada 14 Agu. 2022.

[2] "Pengertian Roll Depan, Cara Melakukan, dan Manfaatnya." 9 Des. 2020, https://dosenpenjas.com/roll-depan/. Diakses pada 15 Agu. 2022.

[3] "How to Do Forward Rolls in Beginner Gymnastics - YouTube." 9 Jul. 2013, https://www.youtube.com/watch?v=_9HxqFzHAT4. Diakses pada 14 Agu. 2022.



"Waktu dan kesehatan adalah dua aset berharga yang tidak dikenali dan dihargai sampai keduanya hilang." - Denis Waitley

Buku PJOK Kurikulum Merdeka

Referensi Bulanan

Trending Post