Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Ayo Giat Berolahraga Agar Tubuh Sehat dan bugar.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Tingkatkan Literasi Digital.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Gapai Impian dan Cita-Cita dengan Tubuh yang Bugar.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Rajin Olahraga bisa meningkatkan kualitas hidup.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Budayakan Olahraga di sekitar anda.

Jaga kesehatanmu, karena ia yang akan mewadahi umur panjangmu." - Ali bin Abi Talibt
Showing posts with label Pertumbuhan. Show all posts
Showing posts with label Pertumbuhan. Show all posts

Teori Pertumbuhan dan perkembangan Peserta Didik

 

  1.                             Teori Pertumbuhan dan perkembangan Peserta Didik


  2. Santrock (2011) memberikan pendapat yang lebih mendasar, yaitu bahwa perkembangan adalah pola perubahan yang dimulai sejak pembuahan dan berlanjut sepanjang rentang hidup. 

Disini Santrock mendefinisikan perkembangan tidak hanya dalam konteks evolusi, tetapi juga involusi
Pada awal kehidupan manusia yang berperan adalah evolusi, dari bayi tumbuh menjadi kakan-kanak kemudian dewasa. 
Sedangkan involusi lebih berperan pada akhir kehidupan, yaitu perubahan-perubahan yang bersifat mundur,ditandai dengan kemunduran fungsi alat-alat tubuh seperti pada system penglihatan, pendengaran dan system gerak.
Ada dua istilah yang sering muncul dalam perkembangan peserta didik sebagai individu ini, yaitu istilah pertumbuhan (growth) dan perkembangan (development). 
Istilah pertumbuhan menyatakan perubahan-perubahan yang bersifat fisik (kuantitatif) seperti berat dan tinggi badan, sedangkan perkembangan dititikberatkan pada aspek-aspek yang bersifat psikis (kualitatif). 
Berikut perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan memiliki beberapa aspek perbedaan seperti di terlihat pada tabel 1.
Tabel 1.
Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan

Perkembangan

Pertumbuhan merujuk kepada

perubahan khususnya aspek fisik

Perkembangan berkaitan dengan

organisma sebagai keseluruhan

Pertumbuhan merujuk kepada perubahan dalam ukuran yang menghasilkan pertumbuhan sel atau

peningkatan hubungan antar sel

Perkembangan merujuk pada kematangan struktur dan Fungsi

Pertumbuhan merujuk kepada

perubahan kuantitatif

Perkembangan merujuk perubahan kuantitatif 

dan kualitatif

Pertumbuhan tidak berlangsung

seumur hidup

Perkembangan merupakan

proses yang berkelanjutan

Pertumbuhan mungkin membawa

atau tidak membawa perkembangan

Perkembangan mungkin terjadi

tanpa pertumbuhan


Dengan demikian secara umum dapat dikatakan bahwa istilah pertumbuhan (growth) menyangkut peningkatan ukuran tubuh, sebagai hasil penyempurnaan bagian-bagian tubuh. 
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang normal. 
Sedangkan perkembangan (development) berkaitan dengan peningkatan kapasitas fungsi dan kemampuan kerja organ-organ tubuh. Dalam proses perkembangan dikenal istilah kematangan (maturation) yaitu peningkatan atau kemajuan yang bersifat kualitatif dalam hal perkembangan biologis.
Setelah terjadinya kematangan, akan diikuti denga penuaan (aging) yang merupakan proses penurunan kualitas organik yang diakibatkan karena bertambah usia. 
Perkembangan bersifat psikologi dan merupakan suatu proses yang dinamis, yang dalam proses tersebut sifat individu dan sifat lingkungan menentukan tingkah laku apa yang akan menjadi actual dan terwujud.
Pertumbuhan Peserta Didik
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang normal.
Hasil pertumbuhan antara lain bertambahnya ukuran kuantitatif badan anak, seperti berat, panjang, dan kekuatannya. Begitu pula pertumbuhan akan mencakup perubahan yang semakin sempurna pada sistem jaringan saraf dan perubahan-perubahan struktur jasmani lainnya. Dengan demikian, pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses perubahan dan pematangan fisik. 
Perubahan yang terjadi pada pertumbuhan bersifat kuantitatif karena berkaitan dengan ukuran, dan volume. 
Masganti (2012) mengemukakan pertumbuhan dan perkembangan fisik seseorang sesuai dengan periode usia pertumbuhan yaitu:
Table 2.
Perbedaan umum pertumbuhan dan perkembangan anak laki dan perempuan

Anak Laki-laki

Anak Perempuan

Membutuhkan perhatian lebih banyak

Lebih Mandiri

Perkembangan fisik lebih lambat

Secara fisik lebih matang

Syaraf antara belahan otak kanan dan kiri dari anak laki terhubung lebih lama

dan berkembang lebih lambat.

Syaraf antara belahan otak 

kanan dan kiri dari 

anak perempuan terhubung

lebih awal dan berkembang 

lebih kuat.

Perkembangan otak anak laki-laki juga lebih lambat di daerah yang bernama frontal lobes (otak depan) sehingga anak laki-laki lebih “liar” dari anak perempuan

Perkembangan otak 

anak perempuan 

juga lebih cepat 

di daerah yang 

bernama frontal 

lobes(otakdepan) sehingga anak 

perempuan lebih 

cepat menerima 

aturan dibandingkan 

anak

laki-laki.

Lebih menyukai   permaina   dinamis

Lebih tenang

Lebih menyukai permainan 

tenang

Lebih agresif

Lebih tenang

Kurang peka terhadap rasa sakit

Lebih peka terhadap rasa

Kemampuan fisik berkaitan dengan keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otak. 
Pada masa remaja terjadi perubahan fisik secara dramatis atau sering disebut dengan (growth spurt) yaitu percepatan pertumbuhan, dimana terjadi perubahan dan percepatan pertumbuhan diseluruh bagian dan dimensi fisik (Zigler & Stevenson, 1993), baik pertambahan berat dan tinggi badan, perubahan dalam proporsi dan bentuk tubuh, maupun pencapaian kematangan seksual (Papalia, Old & Feldman, 2008).
Pada dasarnya, perubahan fisik selama masa remaja dapat dibedakan dalam dua kategori, yaitu: perubahan yang besifat internal dan perubahan yang bersifat eksternalfisik selama masa remaja dapat dibedakan dalam dua kategori, yaitu: perubahan yang besifat internal dan perubahan yang bersifat eksternal.
Perubahan Internal
Perubahan ini merupakan perubahan yang terjadi dalam organ dalam tubuh remaja dan tidak tampak dari luar dan sangat mempengaruhi kepribadian remaja. 
Adapun perubahan tersebut, di antaranya adalah: 
(1) Sistem Pencernaan, 
(2) Sistem Peredaran Darah, 
(3) Sistem Pernafasan 
(4) Sistem Endokrin, 
(5) Jaringan Tubuh 
Perubahan Eksternal
Perubahan eksternal merupakan perubahan-perubahan pada tubuh remaja dimana perubahan tersebut dapat diamati. 
Adapun perubahan tersebut, di antaranya adalah:
(1) Tinggi Badan 
(2) Berat Badan, 
(3) Proporsi Tubuh, 
(4) Organ Seks, 
(5) Ciri-ciri Seks Sekunder
Baca Juga :
Faktor Kebugaran Jasmani
Pemeliharaan Kebugaran Jasmani
Manfaat Aktivitas Fisik Jangka Panjang
Pertumbuhan dan perkembangan fisik yang penting pada masa anak-anak awal ialah:

Perubahan tinggi badan. Tinggi badan anak rata-rata bertambah 3 (tiga) inci tiap tahun. Pada usia enam tahun tinggi badan anak anak rata-rata 46,6 inci. Kondisi memungkinkan anak untuk dapat berjalan dan berlari lebih cepat, memanjat, melompat, meloncat, dan berjalan di atas papan titian.

Perubahan berat badan. Berat badan anak rata-rata bertambah tiga sampai lima pon. Pada usia enam tahun berat badan laki-laki 49 pon dan berat badan anak perempuan 48,5 pon. Kondisi ini memungkinkan anak dapat mengangkat, melempar, dan menangkap benda.

Perbandingan tubuh. Anak usia dua sampai enam tahun cenderung berbentuk kerucut, dengan perut rata (tidak buncit), dada yang lebih bidang dan rata, bahu lebih luas dan persegi, lengan dan kaki lebih panjang dan lebih lurus, tangan dan kaki tumbuh lebih besar.

Postur tubuh. Perbedaan postur anak terlihat sejak masa anak-anak, ada yang yang gemuk (endomorfik), kuat berotot (mesomorfik), dan ada yang kurus (ektomorfik )Tulang dan otot. 

Otot anak berusia enam tahun menjadi lebih besar, lebih berat, dan lebih kuat, sehingga anak tampak lebih kurus meskpun berat badannya bertambah. Pertambahan berat tulang dan otot memungkinkan dapat belajar menarik garis, menulis, menggambar dan melukis dengan jari.Lemak. 

Anak yang gemuk (endomorfik) memiliki jaringan lemak yang lebih banyak, anak kuat berotot (mesomorfik) memiliki jaringan otot yang lebih banyak, dan anak kurus (ektomorfik) memiliki jaringan otot yang lebih kecil dan jaringan lemak yang lebih sedikit.

Pertumbuhan gigi. Anak-anak usia enam tahun mulai mengalami pergantian gigi susu.Pertumbuhan dan perkembangan fisik pada anak perempuan meliputi: 

(a) Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan menjadi panjang), 
(b) Pertumbuhan payudara, 
(c) Pembesaran pinggul, 
(d) Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di kemaluan. 
(e) Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimum setiap tahunnya. 
(f) Bulu kemaluan menjadi keriting. 
(g) Menstruasi atau haid. 
(h) Tumbuh bulu ketiak. 

Pertumbuhan dan perkembangan fisik pada anak laki-laki meliputi: 
(a) Pertumbuhan tulang-tulang. 
(b) Testis (buah pelir) membesar. 
(c) Tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus dan berwarna gelap. 
(d) Awal perubahan suara. 
(e) Ejakulasi (keluarnya air mani). 
(f) Bulu kemaluan menjadi keriting. 
(g) Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimum setiap tahunnya. - Tumbuh rambut-rambut halus di wajah (kumis, jenggot). 
(h) Tumbuh bulu ketiak. 
(i) Akhir perubahan suara. 
(j) Rambut-rambut di wajah bertambah tebal dan gelap. 
(k) Tumbuh bulu di dada.

Secara umum perbedaan pertumbuhan dan perkembangan fisik anak laki-laki dan perempuan adalah sebagai berikut:.

Tahapan ketrampilan gerak dasar




Pentahapan keterampilan gerak dasar itu berlangsung dalam sebuah kesinambungan. 


Berikut adalah beberapa tahapan perkembangan keterampilan gerak pada anak, yaitu:


1.  Tahap Awal
Tahap awal ini berlangsung sekitar usia 2 hingga 3 tahun. Pada tahap ini anak telah mencoba untuk melempar, menendang, menangkap, melompat. Namun, komponen utama dan pelaksanaan gerak yang lebih terarah dan terkoordinasi, masih belum mampu mererka lakukan. 

Demikian pula halnya dengan penguasaan irama. Koordinasinya juga masih kaku, dan bahkan belum tampak.


2.  Tahap Elementer
Tahap ini berlangsung pada usia 3 hingga 4 tahun. Tahap ini disebut juga tahap dasar dalam pengembangan gerak, dan merupakan fase mempelajari gerak yang berkaitan dengan fase kematangan.
Tahap elementer ini merupakan tahap peralihan antara tahap awal dan tahap matang. 

Pada tahap ini anak sudah memperlihatkan koordinasi dan irama gerak yang semakin meningkat. Namun demikian, gerakannya masih kaku dan kurang mulus.


3.  Tahap Matang
Keterampilan gerak dasar yang matang ditandai dengan perpaduan antara semua unsur dari sebuah pola dasar gerak sehingga menjadi semakin terkoordinasi, tepat dan efisien.


Tahap matang ini berlangsung pada usia 6 atau 7 tahun, sekitar usia pada kelas 1 dan 2 Sekolah Dasar.


4.  Tahap Transisi
Tahap transisi adalah tahap peralihan dari mampu menguasai keterampilan gerak dasar yang sudah matang, ke tahap penguasaan keterampilan gerak dasar dalam olahraga. 

Dikatakan gerak dasar olahraga, sebab keterampilannya belum begitu kompleks.


Tahap ini terjadi pada usia sekitar 7 sampai 9 tahun. Pada tahap ini beberapa cabang olahraga sudah mulai diperkenalkan kepada anak-anak, walaupun mungkin dalam bentuk modifikasi permainan, baik alat, sarana, atau bahkan peraturan permainannnya.


5.  Tahap Penerapan
Pada tahap ini, anak-anak sudah mulai memilih cabang olahraga secara khusus, sesuai dengan kesenangannya.


Pemilihan kekhususan itu, tentu saja dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kondisi geografis, perkembangan sosial dan emosional anak, bentuk tubuh,  maupun pengalaman sebelumnya.


6.  Tahap Pemanfaatan Keterampilan di Sepanjang Hayat
Pada tahap ini diharapkan seseorang dapat secara teratur untuk melakukan aktivitas jasmani, sesuai dengan pilhan dan kegemarannya.


Baca Juga :

Soal UP PPG

Konsep Pembelajaran

Model Pembelajaran

Gerak dasar dalam latihan kebugaran



3 gerak dasar dalam latihan kebugaran yang dapat dilakukan, yakni: 



1. Bergerak (move)
Yaitu rangkaian gerak dinamis yang dilakukan secara berulang-ulang dalam jangka waktu tertentu, seperti: jogging, senam aerobic, bersepeda, berenang, dan lain-lain; 


2. Mengangkat (lift)
Rangkaian gerak melawan beban, seperti mengangkat, mendorong, menarik beban baik berat tubuh sendiri maupun beban dari suatu benda, seperti: dambel, barbell, bola medicine dan lain-lain, yang model latihannya seperti weight training, kalestenik (push-up, backup, sit-up dan lain-lain).


3. Meregang (stretch)
Rangkaian gerak mengulur otot dan meregang persendian. Jenis latihan ini sangat berguna untuk meningkatkan kelenturan persendian dan kelenturan otot. 


Baca Juga:

Peningkatan dan pemeliharaan kebugaran jasmani

Faktor Kebugaran Jasmani


Cara menghitung dan mengatur kebutuhan kalori harian tubuh

Pola Makan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan tubuh. Oleh karena itu, diperlukan cara untuk menghitung asupan kalori ke dalam tubuh agar efektif digunakan sebagai energi penggerak tubuh. 


Penghitungan kebutuhan kalori dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:



a. Hitunglah Angka Metabolisme Basal (AMB) dengan rumus:
AMB = 0,9 kkal x berat badan (dalam kg) x 24 jam


b. Hitunglah kebutuhan energi harian, yaitu dengan mengalikan AMB dengan variabel dari aktivitas fisik yang dilakukan. 


Aktivitas dan variabel yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Ringan= 1,55
2) Sedang= 1,70
3) Berat = 2,00



c. Contoh menghitung kalori


Sebagai peserta didik dengan aktivitas ringan (yang sebagian besar waktunya dihabiskan dengan belajar dan main komputer), berat badan A adalah 60 kg.


Berapa kebutuhan energi harian dari A?


AMB = 0,9 kkal x 60 kg x 24 jam = 1296
Kebutuhan energi harian (kategori ringan) = 1,55 x 1296 = 2008,8 kkal




Baca Juga :

Pola aktifitas harian

Kebiasaan buruk bagi kesehatan

Aspek Pysikologi olahraga


Penyakit kronis akibat kurang olahraga



Penyakit kronis yang bisa muncul disebabkan kurang aktivitas fisik/olahraga:

1) Tekanan Darah Tinggi
Ada keterkaitan yang jelas antara asupan garam, dan tekanan darah tinggi, yang selanjutnya bisa mengarah kepada penyakit jantung.


Diet yang tinggi natrium dalam garam cenderung meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular lainnya. 

Tekanan darah tinggi meningkatkan risiko terkena serangan jantung, stroke, serta kondisi medis lainnya.

Aktivitas fisik/olahraga teratur membantu membuat jantung lebih kuat sehingga mampu memompa darah lebih efisien ke seluruh tubuh. 

Ketika jantung tidak dibiasakan bekerja keras memompa darah maka kekuatan arteri dan tekanan darah lebih rendah. Penyakit lainnya yang bisa timbul adalah stroke dan ginjal.


2) Sindrom Metabolik

Kurangnya olahraga dan kelebihan berat badan selanjutnya akan meningkatkan risiko penyakit yang umum ditimbulkan oleh obesitas, seperti sindrom metabolik dan diabetes. 

Sindrom metabolik adalah kondisi yang menggambarkan gabungan dari satu atau lebih dari faktor yang tak sehat, seperti lemak yang mengumpul di sekitar pinggang, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol darah yang tidak sehat, serta gula darah yang tinggi.

Aktivitas fisik bermanfaat untuk membakar kelebihan kalori, mengurangi gula darah, dan mengurangi risiko tubuh untuk mengembangkan sindrom metabolik.


Baca Juga :

Gerakan Dalam Latihan Kebugaran Jasmani

Cara Menghitung Kalori Tubuh dan Mengatur Kalori Tubuh



3) Masalah kesehatan tulang dan otot


Aktivitas fisik atau olahraga yang dilaksanakan secara teratur juga bermanfaat memperkuat tulang dan otot, mengurangi risiko cedera.
Otot yang kuat membantu kita untuk melakukan tugas-tugas sehari-hari dengan baik, dan meningkatkan daya tahan tubuh kita. 


Kekuatan fisik yang diperoleh dari olahraga juga membantu tubuh mencegah cedera akibat jatuh dengan meningkatkan keseimbangan dan stabilitas. Tulang yang kuat sedikit rentan terhadap fraktur. 


Mengembangkan pola latihan yang kuat selama hidup untuk tetap aktif, akan mencegah patah tulang pinggul pada usia tua nanti.

 Kurang olahraga bisa membuat tulang menjadi semakin lemah yang berdampak pada osteoporosis. Penyakit ini menyebabkan tulang mudah patah.



4) Beresiko terkena kanker ganas


Olahraga mengurangi resiko kanker usus besar dengan cara mempercepat makanan melalui sistem pencernaan, yang akan mengurangi waktu organ pencernaan terpapar racun dalam limbah atau kotoran. 


Olahraga berat akan mengurangi paparan terhadap sirkulasi esterogen dalam jaringan payudara, sehingga akan menurunkan risiko bisa terkena penyakit kanker ganas jenis ini. 


Para peneliti mengaitkan beberapa jenis kanker, seperti kanker payudara, kanker pankreas dan kanker usus besar, dan diabetes, efektif bisa dikurangi dengan melakukan olahraga secara teratur.



5) Sakit jantung

Olahraga membantu menurunkan kadar Low-Density Lipoprotein (LDL) atau “kolesterol jahat” dan meningkatkan kadar kolesterol High-Density Lipoproteins (HDL) atau “kolesterol baik”, yang membantu melindungi kita dari penyakit jantung. 

Kadar LDL yang tinggi juga berisiko terhadap berbagai penyakit kardiovaskuler.



6) Obesitas


Menurut WHO, kurang olahraga memiliki risiko dua kali terkena obesitas. Penyakit yang berhubungan dengan obesitas diantaranya penyakit jantung, hipertensi, diabetes, dan gangguan tidur.



7) Diabetes Tipe 2


Dua faktor risiko yang bisa mengembangkan diabetes adalah kelebihan berat badan dan kurangnya aktivitas fisik. 


Komplikasi diabetes antara lain penyakit ginjal, jantung, masalah mata, dan kerusakan saraf.


Diabetes melitus tipe 2 atau sering juga disebut dengan Non Insuline Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) merupakan penyakit diabetes yang disebabkan oleh karena terjadinya resistensi tubuh terhadap efek insulin yang diproduksi oleh sel beta pankreas. 


Keadaan ini akan menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi naik tidak terkendali. Kegemukan dan riwayat keluarga diduga merupakan faktor resiko terjadinya penyakit ini. 


Diabetes tipe 2 pada mulanya di atasi dengan meningkatkan aktivitas fisik teratur/olahraga dan modifikasi diet



8) Depresi


Olahraga atau aktivitas yang mengeluarkan keringat dapat meredakan depresi. Olahraga dapat menyeimbangkan hormon antara endoktrin dan sistem saraf.


Baca Juga:

Kebiasaan Buru Bagi Kesehatan

Klasifikasi Keterampilan Gerak

Metode Pembelajaran


Porsi aktivitas fisik yang benar


Aktivitas fisik/Olahraga yang Benar

Menurut para pakar olahraga, olahraga tak ubahnya seperti pakaian.


“Olahraga sifatnya tailor-made, artinya disesuaikan perorang dan tujuannya.


Apakah tujuannya berolahraga sebagai karier seperti atlet atau sekadar menjaga kebugaran?


Ada 3 cara mudah untuk mengetahui apakah olahraga yang kita lakukan cocok atau tidak:


1) Pertama, cek denyut nadi setiap pagi ketika bangun tidur.
Denyut nadi normal adalah 60 kali per menit. 

Jika setelah melakukan olahraga, Anda menemukan jumlah denyut pagi hari bertambah, berarti ada yang salah dengan jenis atau intensitas olahraga yang dilakukan.


2) Kedua, apa yang kita rasakan ketika bangun pagi ?
Jika badan sakit dan malah jadi malas beraktivitas, berarti ada yang salah.


3) Ketiga, lakukan pemeriksaan tekanan darah dan suhu tubuh dengan rutin Lalu, bandingkan hasilnya sebelum dan sesudah berolahraga. Jika hasilnya berbeda, berarti ada yang salah dalam berolahraga.



Porsi (takaran) aktivitas fisik/Olahraga

Para pakar olahraga, menyarankan bagi orang dewasa yang sehat untuk mendapatkan 2,5 jam latihan aerobik umum setiap minggu, kemudian juga mendapatkan latihan penguatan otot untuk yang dua hari atau lebih.


Pedoman ini bahkan memungkinkan untuk dibagi menjadi segmen 10 menit, disela hari-hari sibuk Anda. 


Misalnya, Anda berjalan kaki selama 10 menit, tiga kali dalam sehari dan lima hari dalam seminggu, untuk mengurangi risiko mengembangkan penyakit yang sedang maupun berat.



Baca Juga :

Kebiasaan buruk bagi kesehatan 


Penyakit Akibat Kurang Olahraga


Gerak dasar latihan kebugaran

Manfaat aktivitas fisik jangka panjang

Manfaat jangka panjang dari partisipasi aktif aktivitas fisik secara teratur diantaranya :


1) Mengontrol Berat Badan

Aktivitas secara teratur dapat membantu mencegah kelebihan berat badan atau membantu mempertahankan penurunan berat badan. Aktivitas fisik dapat membakar kalori. Semakin tinggi intensitas aktivitas, semakin banyak kalori yang dibakar.


Jika tidak punya waktu untuk berolahraga secara teratur, lakukan aktivitas kecil dalam hidup kita sehari-hari, misalnya menggunakan tangga bukan lift atau menambah kesibukan fisik di rumah, hal ini sudah cukup untuk menambah aktifitas fisik kita. 


Akan tetapi, tetap saja akan lebih baik jika kita meluangkan sedikit waktu untuk berjalan-jalan, bersepeda, atau berlari dalam skala ringan.


Cara terbaik untuk menurunkan berat badan adalah melakukan olahraga atau aktif secara fisik. 


Studi menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin mungkin tidak cukup untuk menurunkan berat badan, tetapi kegiatan fisik sangat aktif mampu membakar energi hingga sekitar 2500 kkal/minggu. Dan ini akan sangat efektif untuk mengontrol berat badan dalam jangka panjang.



2) Meningkatkan Semangat, Memperbaiki suasana hati/Mengurangi Stress

Berjalan kaki selama 30 menit dapat membantu mengurangi stress dan emosional. Aktivitas fisik merangsang berbagai bahan kimia otak yang dapat membuat lebih bahagia dan lebih santai, dan lebih baik dalam penampilan serta dapat meningkatkan rasa percaya diri kita.


Bayangkan bahwa kita perlu satu “suntikan” untuk suasana hati yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari. 


Berolahraga di tempat senam atau berjalan cepat selama 30 menit dapat membantu memperbaiki suasana hati kita. Aktivitas fisik merangsang produksi berbagai bahan kimia dalam otak yang berhubungan dengan perasaan bahagia dan relaksasi. 


Perlahan-lahan hal ini memberi perasaan yang lebih baik dan juga memperbaiki penampilan kita, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan rasa percaya diri.



3) Meningkatkan energi

Aktivitas fisik yang teratur dapat meningkatkan kekuatan otot dan meningkatkan daya tahan tubuh. Latihan dan aktivitas fisik memberikan oksigen dan nutrisi ke jaringan dan membantu sistem kardiovaskular untuk bekerja lebih efisien. 


Ketika jantung dan paru-paru bekerja lebih efisien, akan memiliki lebih banyak energi untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari.



4) Memperbaiki kualitas tidur

Aktivitas fisik secara teratur akan membantu kita untuk tidur lebih mudah dan/ atau lebih cepat. Hanya saja, usahakan untuk tidak berolahraga pada waktu yang terlalu larut malam, karena ketegangan yang kita rasakan segera setelah itu dapat menyebabkan hasil yang berlawanan.


5) Memperlancar sistim reproduksi

Aktivitas fisik yang teratur membuat tubuh lebih bugar dan lebih siap melakukan aktivitas fisik serta mengurangi stress. Diantara penyebab utama disfungsi sistim reproduksi adalah keletihan, stress dan gangguan kesehatan yang mungkin dapat dicegah dengan berolahraga secara teratur.


Pria yang berolahraga secara teratur cenderung tidak memiliki masalah dengan disfungsi sistim reproduksi dari pada pria yang tidak berolahraga. Selain efek positif secara fisik/ragawi, berolahraga secara teratur memiliki efek positif secara psikis/mental terhadap kesehatan yaitu kesadaran menerapkan pola hidup sehat.



6) Menyenangkan

Aktivitas fisik dapat menjadi cara yang menyenangkan untuk menghabiskan waktu. Ini memberi kesempatan untuk bersantai, menikmati alam atau hanya melakukan kegiatan yang membuat bahagia.


Aktivitas fisik juga dapat membantu terhubung dengan keluarga atau teman dalam pengaturan sosial yang menyenangkan.Manfaatkan setiap kesempatan di rumah untuk mengingatkan tentang pentingnya melakukan aktivitas fisik secara teratur. 


Bersama anggota keluarga sering melakukan aktivitas fisik secara bersama, misalnya jalan pagi bersama, membersihkan rumah secara bersama-sama, dll.


7) Mengurangi risiko terkena penyakit kronis.

Aktivitas fisik secara teratur mampu meningkatkan kadar kolesterol HDL (yang disebut sebagai “kolesterol baik”), dan menurunkan tingkat trigliserida yang berbahaya bagi tubuh. 


Selanjutnya, aktivitas fisik secara teratur mampu meningkatkan aliran darah dalam pembuluh darah. 


Sehingga dapat mengurangi kekhawatiran kita akan stroke, sindrom metabolik, diabetes tipe 2, depresi, berbagai jenis kanker dan arthritis.



8) Meningkatkan kebugaran.


Aktivitas fisik secara teratur memperkuat otot dan meningkatkan pasokan oksigen dan nutrisi ke jaringan, sehingga sistem kardiovaskular bekerja lebih efisien. 

Ketika jantung dan paru-paru bekerja 100% dari potensi mereka, maka kelelahan yang akan terasa umumnya akan berkurang
secara signifikan kebugaran kita dapatkan.



9) Menyehatkan jantung dan pembuluh darah

Aktifitas fisik secara teratur/berolahraga memompa darah lebih cepat (untuk sementara) sehingga membantu menguatkan otot jantung dan pembuluh darah, serta melancarkan aliran darah. 

Berolahraga juga dapat mengurangi kelebihan lemak tubuh, kolesterol, dan trigliserida dalam tubuh yang berpotensi mengganggu kesehatan jantung dan pembuluh darah.



10) Meningkatkan ketahanan fisik

Orang yang biasa melakukan aktifitas fisik secara teratur/berolahraga mempunyai daya tahan fisik yang lebih lama untuk bekerja.



11) Mencegah gangguan Mmetabolisma

Gangguan metabolisma seringkali disebabkan ketidakseimbangan biokimia tubuh seperti glukosa, kolesterol, trigliserida, asam urat, sodium, dsb. Padahal dalam kadar normal, zat-zat tersebut diperlukan untuk membantu metabolisma. 


Olahraga secara teratur dapat membantu memperbaiki keseimbangan biokimia tubuh.



12) Membuat awet muda

Aktifitas fisik secara teratur/berolahraga membantu melancarkan aliran darah yang membawa oksigen dan membuang racun (detoksifikasi) pada seluruh tubuh sehingga membuat kulit segar dan halus.



13) Meningkatkan imunitas (kekebalan) tubuh

Aktifitas fisik secara teratur/olahraga teratur dapat membantu meningkatkan ketahanan tubuh terhadap penyakit batuk, influenza, dan penyakit lainnya yang berhubungan dengan saluran pernapasan.



14) Penurunan risiko penyakit kardiovaskular

Penelitian yang dilakukan selama beberapa tahun pada laki-laki setengah baya dan wanita menunjukkan manfaat olahraga dalam menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. 


Penyakit kardiovaskular telah dilaporkan telah menurun sekitar 20% sampai 35% pada pria dan wanita yang melaporkan melakukan peningkatan tingkat aktivitas fisik saat orang-orang dengan tingkat yang sangat rendah aktivitas fisik menunjukkan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular sampai sebatas 95%. Ini adalah pencegahan primer penyakit jantung. 


Pencegahan sekunder juga dilaporkan untuk pasien dengan penyakit jantung. Aktivitas fisik minimal dengan mengeluarkan energi sekitar 1600 kkal sampai 2.200 kkal menunjukkan penghentian perkembangan penyakit jantung koroner dan pengurangan plak pada pasien penyakit jantung.



15) Menurunkan resiko diabetes

Studi menunjukkan bahwa risiko terkena diabetes tipe 2 berkurang dengan peningkatan aktivitas fisik. Risiko diabetes tipe 2 sangat tinggi pada mereka yang kelebihan berat badan akibat perubahan gaya hidup.


Dokter menyarankan aktivitas fisik yang dilakukan dengan cukup intens hingga berkeringat dapat mengurangi risiko pengembangan diabetes tipe 2. 


Penurunan berat badan yang dilakukan dengan jalan perubahan pola makan/diet sehat yang digabungkan dengan aktivitas fisik yang intens dapat menurunkan risiko diabetes pada pasien kelebihan berat badan. 


Lakukan aktivitas fisik secara intens minimal 150 menit per minggu dianjurkan bagi orang berlebihan berat badan. 


Untuk pencegahan sekunder bagi orang-orang yang sudah didiagnosis menderita diabetes, disarankan setidaknya melakukan aktivitas olahraga berjalan 2 jam per minggu. 


Hal ini telah dilaporkan evektif dalam mengurangi resiko kematian akibat diabetes hingga sebesar 39% – 54% dalam banyak kasus.

Studi menunjukkan bahwa olahraga latihan aerobik evektif dapat mengurangi resiko diabetes.



16) Mengurangi risiko kanker

Aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur telah disampaikan evektif mengurangi resiko kanker tertentu, seperti kanker usus besar dan kanker payudara. 


Pria atau perempuan yang aktif secara fisik telah menunjukkan penurunan risiko sekitar 30% sampai 40% pada kanker usus besar, dan 20% sampai 30% pengurangan kasus kanker payudara pada wanita. 


Ada bukti bahwa kambuhnya kanker dan kematian juga akan melambat dengan adanya aktivitas fisik secara teratur. 


Studi pada pasien pada pengobatan kanker menunjukkan tingkat kelangsungan hidup yang meningkat hingga 73% pada pasien dengan aktivitas fisik yang cukup.



17) Mengurangi risiko Osteoporosis dan Memperkuat Tulang

Osteoporosis adalah gangguan tulang degeneratif yang sering dikatakan dialami oleh pria atau wanita paruh baya. Namun Osteoporosis lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pada dengan pria. 


Penelitian tentang hubungan antara osteoporosis dan olahraga /aktifitas fisik mengungkapkan bahwa, khususnya latihan ketahanan menunjukkan peningkatan kepadatan mineral tulang. 


Oleh karena itu dapat mengurangi risiko osteoporosis terutama pada pria atau wanita paruh baya dan perempuan usia lanjut.


Aktivitas fisik juga telah dilaporkan mengurangi risiko patah tulang yang sering mempengaruhi usia. 


Orang yang aktif secara fisik memiliki risiko lebih rendah patah tulang, dibandingkan dengan orang secara fisik tidak aktif. 

Aktifitas fisik secara teratur/olahraga dapat meningkatkan penyerapankalsium oleh tulang.



18) Peningkatan kesehatan psikologis

Kesehatan psikologis atau mental seseorang juga tak kalah penting dibanding dengan kesehatan fisik. 


Olahraga teratur juga telah dilaporkan efektif untuk mengurangi stres, kecemasan dan depresi. 


Hubungan antara aktivitas fisik dan mental tidak ada hubungannya dengan standar sosial atau ekonomi, tua atau muda atau jenis kelamin. Pola ini diamati terutama pada wanita dan pria 40 tahun keatas yang aktif secara fisik.



19) Meningkatkan kesehatan otak

Terlepas dari kesehatan mental di atas, kesehatan otak juga berperan
penting untuk kesehatan secara keseluruhan. 


Studi telah menunjukkan bahwa kesehatan otak dapat ditingkatkan dengan aktivitas fisik, dan hasil dari aktivitas fisik dapat diwujudkan pada tahap kehidupan yang mempengaruhi kesehatan otak. 


Sedang untuk aktivitas fisik yang dilakukan sejak usia dini, memiliki manfaat seperti perbaikan pembelajaran dan kinerja mental, stimulasi neurogenesis, peningkatan resistensi interferensi otak dan perbaikan dalam proses plastisitas otak.


Baca Juga :

Buku PJOK Kurikulum Merdeka

Aspek Psikologi Olahraga

Klasifikasi Keterampilan Gerak



"Waktu dan kesehatan adalah dua aset berharga yang tidak dikenali dan dihargai sampai keduanya hilang." - Denis Waitley

Buku PJOK Kurikulum Merdeka

Referensi Bulanan

Trending Post