Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Ayo Giat Berolahraga Agar Tubuh Sehat dan bugar.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Tingkatkan Literasi Digital.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Gapai Impian dan Cita-Cita dengan Tubuh yang Bugar.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Rajin Olahraga bisa meningkatkan kualitas hidup.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Budayakan Olahraga di sekitar anda.

Jaga kesehatanmu, karena ia yang akan mewadahi umur panjangmu." - Ali bin Abi Talibt
Showing posts with label Atletik. Show all posts
Showing posts with label Atletik. Show all posts

Pengertian dan gaya Lempar Lembing



Lempar lembing secara sederhana bisa diartikan sebagai suatu aktivitas manusia melempar sebuah benda bernama lembing, yakni tongkat panjang berujung runcing, atau lebih familiar disebut sebagai tombak.



Namun pada konteks olah raga, lempar lembing dapat didefinisikan sebagai salah satu nomor atletik melempar di mana sang atlet mempertunjukkan kemampuannya untuk melempar sebuah lembing dengan gaya dan teknik tertentu dengan mengikuti segala peraturan dalam pertandingan tersebut untuk memperoleh jarak lempar terjauh.



Berikut ini merupakan beberapa materi dasar dalam pelajaran lempar lembing, khususnya yang diajarkan di sekolah.
Materi dasar ini mencakup beberapa hal seperti pengertian umum mengenai olah raga atletik lempar lembing, sejarah lempar lembing mulai dari sebelum menjadi olah raga yang diperlombakan hingga menjadi ajang perlombaan internasional.


Terdapat juga penjelasan mengenai gaya lempar lembing beserta teknik dasar dan teknik secara umum dari masing-masing gaya tersebut, materi tentang peralatan dan lapangan yang dibutuhkan dalam lempar lembing beserta ukurannya, dan peraturan lempar lembing.


Semua materi lempar lembing tersebut sekaligus akan dibahas dalam poin-poin pada artikel ini mulai dari poin pertama hingga terakhir.


Gaya lempar lembing
Ada tiga gaya memegang lembing yang bisa dikategorikan juga sebagai gaya lempar lembing, yakni:


1. Gaya Lempar Lembing Amerika

Gaya ini tentu saja berasal dari Amerika, secara lebih spesifik diperkenalkan oleh atlet lempar lembing asal Amerika. Namun kemudian gaya ini diadaptasi di seluruh dunia.


Pada gaya ini, posisi jari ketika memegang lembing adalah jari telunjuk dan jari jempol menggenggam pegangan lembing pada batas tali bagian belakang, tiga jari berikutnya menggenggam pegangan namun tidak terlalu kuat atau renggang yang berfungsi hanya sebagai penjaga keseimbangan lembing ketika dibawa berlari pada saat awalan.


2. Gaya Lempar Lembing Finlandia


Sebagaimana gaya Amerika, gaya Finlandiapun juga diperkenalkan oleh atlet lempar lembing asal Finlandia.


Hampir mirip dengan gaya Amerika, pada gaya Finlandia jari jempol dan jari tengah bertugas menggenggam pegangan lembing paling belakang, sementara jari telunjuk lurus menahan lembing dan jari-jari sisanya hanya menggenggam longgar pegangan lembing bagian depan.


Gaya ini cenderung lebih mudah dipraktikkan oleh pemula karena keseimbangan lembing dijaga oleh jari telunjuk dalam posisi lurus, dan jari manis dan kelingking dalam posisi menggenggam longgar.


3. Gaya Lempar Lembing Penjepit / Tang


Entah darimana asalanya gaya ini, namun gaya penjepit atau tang juga sering dipergunakan oleh atlet untuk memegang lembing.


Posisi tangan pada gaya ini adalah jari telunjuk dan jari tengah menjepit pegangan paling belakang lembing, sementara jari jempol, jari manis dan telunjuk menggenggam longgar lembing bagian pegangan sisanya.


Gaya ini juga bisa dikatakan stabil dan mudah dipraktikkan oleh pemula.



Baca Juga :

Klasifikasi Keterampilan Gerak

Metode Pembelajaran

Tema Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Selain gaya dalam memegang lembing, ada juga gaya dalam memulai awalan hingga melakukan lemparan. Gaya ini fokus pada langkah kaki dengan dua jenis, yakni:


1. Hop Step / Gaya Berjingkat


Teknik ini dimulai dengan melangkahkan kaki dengan cara berjingkat mulai dari kecepatan sedang menuju kecepatan tinggi.


Gaya ini berdampingan dengan gaya memegang lembing cara Finlandia dan tang dimana posisi lembing berada di atas bahu, baik dibawa sejajar bahu pada saat awalan atau berada pada posisi atas lurus ke depan.


Gaya ini dipergunakan untuk menciptakan gaya dorong pada seluruh bagian tubuh ke arah depan yang dipusatkan pada lengan pembawa lembing.


Pada saat melempar, karena saking kuatnya daya dorong yang diciptakan tubuh akan melompat dan jatuh kedepan setelah lembing terlempar.


Gaya ini, secara teori, biasanya akan menghasilkan lemparan ke arah tengah lapangan atau kurang lebih lurus dengan posisi pelempar.


2. Cross Step / Gaya Menyilang


Gaya cross step atau langkah menyilang ini akan tampak pada saat atlet sampai pada 2-3 langkah terakhir sebelum melempar.


Silangan kaki dihasilkan dari putaran badan sejak hendak melempar hingga mulai melempar. Karena badan berputar dari arah kanan ke kiri, demikian pula dengan posisi kaki sehingga tampak menyilang.


Gaya ini biasanya bersanding dengan gaya memegang lembing Amerika yang cenderung mengarahkan ujung tombak ke atas dengan sudut 45 derajad.


Awalan yang digunakan adalah lari biasa dengan kecepatan sedang menuju kecepatan tinggi.


Silangan kaki dan badan yang bersamaan dengan lengan yang melempar akan menghasilkan daya lempar yang kuat dengan arah yang lebih cenderung menyamping alias tidak terlalu ketengah.



Berbeda dengan gaya hop step, pada gaya cross step ini tubuh atlet tak akan jatuh ke depan seusai melemparkan lembing. Kalaupun tubuh jatuh, maka tubuh tersebut akan jatuh ke samping mengikuti arah putaran tubuh dan silangan kaki.


Lempar Cakram




Lempar Cakram Adalah salah satu nomor Atletik yang sudah dikenal sejak zaman prasejarah atau pada zaman Yunani Kuno.


Manusia telah menyadari perlunya ketahanan berjalan jauh, kecepatan lari, ketangkasan melompat dan melempar. 


Sehingga ada sementara orang yang menganggap atletik adalah cabang olahraga yang tertua.Hal ini dapat kita ketahui dari buku karangan Homerus yang berjudul “Odyssy” pada zaman purba.


Dalam buku Odyssy tersebut menceritakan bahwa gerak gerakan dasar dari atletik adalah jalan, lari, lompat dan lempar yang telah dikenal oleh bangsa primitif pada zaman prasejarah. 


Bahkan dapat dikatakan sejak adanya manusia, gerak-gerakan itu dikenal karena gerakan pada  Atletik adalah gerak dasar pada manusia.Gerakan jalan, lari, lompat dan lempar semata-mata untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. 


Didalam usaha ini mereka sangat tergantung dari efiiensi jasmaninya. Mereka yang kurang terampil, kurang tahan berjalan, kurang cepat lari, kurang tangkas melompat atau melempar akan mati karena kelaparan atau menjadi mangsa binatang buas bahkan mungkin menjadi korban bencana alam.


Bangsa Belanda menyebut atletik adalah induk dari semua cabang olahraga (“Atletik is a moerder der sporten” ). Dapat diketahui juga bahwa perlombaan atletik termasuk lempar cakram yang pernah dilakukan dalam cacatan sejarah baru terjadi pada zaman purba sekitar 1000 tahun sebelum masehi. 


Hal ini dapat diketahui dari buku pujangga Yunani yang ditulis oleh Homeros yang menceritakan pertualangan Odysseus. Bahwa pada suatu ketika Odysseus terdampar disebuah kepulauan yang kemudian ternyata bernama Phaeacia, rajanya bernama Alcinaus. 


Setelah Odysseus dibawa menghadap baginda maka diadakan penyambutan yang meriah. Dalam acara itu diadakan serangkaian perlombaan.pemuda-pemuda Phaeacia yang mempertujukan kemahirannya dalam lomba lari cepat, gulat, lompat, tinju, dan lempar cakram.


Setelah perlombaan itu selesai, raja Aleinaus minta agar Odysseus memberikan demotrasi lempar cakram. Semula Odysseus menolaknya dengan halus, tetapi baginda mendesaknya dengan alasan agar pemuda Phaeacia dapat menyaksikan bagaimana cara melempar cakram yang sempurna, maka permintaan raja terpaksa dipenuhi. 


Tanpa melepaskan pakaian perangnya yang terbuat dari logam itu, Odysseus bangkit minta ijin kepada baginda, kemudian masuk gelanggang mengambil cakram yang terberat dan dengan gaya termanis melempar cakram itu,cakram melucur dan jatuh jauh dari jarak yang dicapai atlet-atlet dari Phaeacia (Sunaryo Basuki, 1979 : 24).


Berdasarkan kutipan di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa bangsa Yunani purba telah mengenal atletik, disini terlihat adanya nomor lari, lompat, dan lempar cakram yang merupakan nomor atletik yang kita kenal hingga sekarang ini.



B.    Sejarah Lempar Cakram di Indonesia

Pada zaman Penjajahan Belanda Lempar cakram sudah dikenal Indonesia ,tetapi tidak dikenal secara luas.Kemudian pada zaman pendudukan Jepang mulai awal tahun 1942-1945 kegiatan keolahragawan mengalami perkembangan. 


Hal ini dapat dilihat dipagi hari semua pelajar dan pegawai diwajibkan melakukan senam. Selain itu diberikan pelajaran beladiri dan atletik termasuk lempar cakram. 


Tetapi semua aktivitas jasmani yang dilakukan oleh seluruh bangsa Indonesia itu hanya untuk kepentingan orang-orang Jepang sendiri, dalam usaha memenangkan perang (Drs. Aip Syrifuddin, 1998 : 3).


Kemudian setelah Indonesia merdeka perkembangan olahraga termasuk lempar cakram semakin meluas bahkan setiap orang diberikan kesempatan untuk melakukan latihan-latihan atletik termasuk lempar cakram (Drs. Sunaryo Basuki, 1979 : 37).



Berdasarkan penjelasan diatas, maka dalam kesempatan ini saya akan menguraikan hal-hal sebagai berikut :

Pengaruh panjang lengan terhadap prestasi lempar cakram

Panjangnya  lengan seseorang adalah salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam olahraga khususnya lempar cakram, karena akan memungkinkan dalam pencapaian prestasi yang maksimal. 


Hal ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa bentuk tubuh atau postur tubuh merupakan salah satu faktor penentu dalam pencapaian prestasi yang maksimal (Soeharno H. P. 1985 : 8).



Disamping panjang lengan, dapat juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kekuatan. 


Hal ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa kekuatan lengan adalah kemampuan kelompok otot-otot lengan untuk dapat mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitas (Drs. Soeharno H. P. 1985 : 224),


Standar yang digunakan untuk mengukur panjang lengan menggunakan meteran baja (Antropometer) yang diukur melalui pangkal persendian bahu yang paling atas sampai ujung jari tengah. 


Hal ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa lengan adalah anggota gerak bagian atas mulai dari gelang bahu sampai ujung jari (Soedarminta, 1994 : 108).


Oleh karena itu apabila ada seseoarang yang memiliki lengan panjang kecenderungan akan berpengaruh pada jauhnya lemparan jika didukung oleh kekuatan otot yang baik bila dibandingkan seseorang yang memiliki lengan pendek.



Pengertian lempar cakram

1.    Pengertian lempar cakram 


Lempar adalah olahraga dengan melempar (lembing, peluru, martil, cakram).(W. J. S. Poerwadarminta, 1976 : 584).


Sedangkan cakram sebuah benda kayu yang berbentuk piring berbingkai sabuk besi (Didi Sugandi, 1986 : 51).


Jadi lempar cakram adalah salah satu nomor lomba dalam atletik yang menggunakan sebuah benda kayu yang berbentuk piring bersabuk besi, atau bahan lain yang bundar pipih yang dilemparkan.


2.  Peraturan
1.Atlet yang akan melakukan lemparan harus dimulai dengan sikap berdiri seimbang dengan lingkaran lempar tanpa menginjak garis lingkaran.


2.Pelempar tidak boleh meninggalkan lingkaran lempar sebelum juri mengatakan sah posisi berdirinya melalui setengah lingkaran bagian dalam.


3. Pelempar tidak boleh menyentuh bagian atasujung sektor lemparan.


4.Lemparan akan diukur dengan lemparan yang ditarik dari bekas jatuhnya cakram yang terdekat ketepi dalam balok.


5.Bila peserta lebih dari 8 orang, maka peserta akan diberi hak melempar sebanyak 3 kali, kemudian akan ditentukan 8 pelempar terbaik untuk mengikuti babak berikutnya (final).


6. Bila peserta lomba 8 orang atau kurang, kesempatan melempar sebanyak 6 kali langsung final.



Gaya dalam Lempar Cakram

•    Gaya samping

Sikap permulaan berdiri miring/menyamping kearah sasaran, sesaat akan memulai berputar lengan kanan diayun jauh ke belakang, sumbu putaran pada kaki kiri (telapak kaki bagian depan atau ujung) selama berputar lengan kanan selalu di belakang, pada posisi melempar badan merendah lengan kanan di belakang pandangan ke arah sasaran, setelah cakram lepas dari tangan kaki kanan melangkah ke depan berpijak dibekas telapak kaki kiri yang saat itu telah berayun ke belakang.



•    Gaya belakang

Sikap pertama berdiri membelakangi arah lemparan sesaat akan berputar lengan kanan diayun jauh ke belakang pandangan mulai melirik ke kiri, saat mulai berputar ujung telapak kaki kiri sebagai sumbu dan tolakan kaki kiri itu pula badan meluncur ke arah lemparan, kaki kanan secepatnya diayun memutar ke kiri untuk berpijak, sesaat kaki kanan mendarat kaki kiri dengan cepat pula diayum ke kiri untuk berpijak dan terjadilah sikap lempar, setelah cakram lepas dari tangan kaki kanan segera diayun ke depan dan kaki kiri diayun ke belakang.



Lompat kangkang dan Lompat jongkok

1.Lompat kangkang
Tahapan lompat kangkang

Lompat kangkang adalah melakukan lompatan dengan melewati di atas peti dengan posisi kaki terbuka lebar ke kanan dan ke kiri. 

Untuk melakukan lompat kangkang diperlukan keberanian. Untuk melatih keberanian itu diperlukan cara yang sistematis dalam mempelajari tahap-tahap untuk sampai kepada teknik yang sebenarnya.


Tahapan latihan loncat kangkang untuk sampi ke teknik yang sebenarnya adalah:

a. Cara melakukan latihan awalan


1. Awalan dilakukan dengan lari secepat mungkin dengan badan condong ke depan

2. Perhitungkan langkahnya untuk menolak dengan dua kaki pada papan tolakan, kedua tangan mengarah ke tepi papan tolakan

3. pandangan mata diarahkan ke peti loncatan

4. lakukan latihan ini secara berulang-ulang sampai mendapatkan ketrampilan



b. Cara melakukan latihan tolakan

1. Berdiri dengan kaki rapat, badan lurus, dan kedua tangan memegang tepi peti

2. Lakukan tolakan dengan kedua kaki pada papan tolak hingga panggul ke atas dan kedua tungkai dibuka

3. Lakukan teknik dasar tersebut dengan menggunakan awalan beberapa langkah

4. Lakukan latihan secara berulang-ulang



c. Cara melakukan latihan melewati peti lompat

1. Ambil awalan beberpa langkah, lakukan tolakan, sementara kedua tangan bertumpu pada punggung teman yang membungkuk lalu dengan tungkai kangkang melewati punggung teman, latihan ini dimaksudkan agar peserta latihan merasakan bagaimana melewati rintangan.

2. Setelah latihan bersama teman anda lancar dan dapat dikuasai, lakukan latihan selanjutnya dengan meloncat melewati peti loncat.



d. Cara melakukan Latihan Mendarat

1. Berdirilah di atas peti

2. Meloncatlah dan lakukan pendaratan dengan menggunakan kedua ujung kaki, lutut mengeper, kedua lengan lurus ke atas.

3. Lakukan latihan berulang-ulang



e. Latihan Gerakan Loncat kangkang secara keseluruhan

1. Lakukan awalan dengan berlari secepat mungkin, badan condong ke depan

2. Kedua kaki menolak pada papan tolakan dengan sekuat-kuatnya disertai ayunan lengan ke bawah dan ke depan, badan lurus dan tungkai dibuka

3. Pada saat kedua tangan menyentuh peti loncat, segera tolakkan kedua tangan dengan sekuat-kuatnya. Badan lurus dengan kedua tangan direntangkan

4. Pendaratan dilakukan dengan ujung kaki, lutut mengeper dan kedua tangan lurus ke atas.

Itulah beberapa teknik dasar yang biasa digunakan dalam latihan loncat kangkang dalam senam ketangkasan. 

Sebaiknya latihan dilkukan dengan rutin. misalnya seminggu 3 -5 kali agar peserta lebih cepat bisa melakukan loncat kangkang dengan baik.






2. Lompat Jongkok


Tahapan Lompat jongkok


Lompat jongkok adalah jenis lompatan yang dilakukan menggunakan peti lompat dengan posisi badan jongkok pada saat melewati peti lompat. 


Bentuk latihan lompat jongkok ada dua macam, yaitu sebagai berikut.


1. Lompat jongkok dengan tumpuan pada pangkal kuda-kuda lompat.

2. Lompat jongkok dengan tumpuan pada bagian ujung kuda-kuda lompat.


Pada pembahasan ini akan dipelajari lompat jongkok dengan tumpuan pada pangkal kuda-kuda lompat. 

Pada dasarnya, setiap lommpatan mengandung unsur gerakan yang terjadi dari empat tahapan, yaitu awalan, tolakan kaki, melayang, dan mendarat.


Berikut penjelasan tentang tahap-tahap dalam lompatan jongkok.



1. Awalan

Untuk mempeersiapkan tolakan dan  gerak lanjutan dari lompatan pada kuda-kuda, terlebih dahulu harus melakukan lari sebagai awalan. 

Awalan lari yang dilakukan harus semakin meningkat mendekati papan tolak, sehingga mendapatkan dorongan ke depan dalam mempersiapkan tolakan ke atas depan. 

Tahap awalan sangat menentukan keberhasilan lompatan.


Dengan awalan yang sempurna dan tolakan kaki yang kuat, akan diperoleh jarak dan ketinggian lompatan yang diharapkan sehingga gaya dan bentuk lompatan dapat dilakukan dengan sempurna. 

Banyak hasil lompatan yang gagal disebabkan oleh awalan yang kurang sempurna.



Beberapa hal yang diperhatikan saat melakukan awalan, yaitu sebagai berikut.


- Beralih dengan ujung kaki dengan kepala tetap tegak, pandangan ke papan tolakan dan kuda- 
kuda atau peti lompat.


- Ayunkan tangan ke depan dengan sikap rileks dan irama kaki yang baik.


- Kecepatan lari semakin meningkat dan disesuaikan dengan bentuk lompat.


- Bagian akhir dari awalan lebih berkonsentrasi pada gerak menolak.


- Langkah terakhir dari awalan harus tepat pada papan tolak.



2. Tolakan

Pada tahapan menolak, gerak kuda kaki harus menolak dilakukan dengan kuat secara bersama-sama. 

Pada tahapan menolak hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut.

- Persiapan kaki tolak untuk menempatkan kedua kaki tepat pada papan tolak.

- Gerak tolakan kaki.

- Gerak pelepasan kaki ke tahap melayang.

- Gerak menolak dilakukan dengan cara berikut.

- Pada saat perkenalan, tempatkan kedua kaki bersamaan pada papan tolak.

- Posisikan kedua lengan diayun ke belakang badan.

- Tekuk kedua lutut.

- Luakukan gerak menolak ke atas depan hingga gerak awal melayang.




3. Melayang

Gerak melayang terjadi setelah kaki terlepas dari gerak menolak. Pada saat melayang, sikap badan dapat jongkook, menyudut, atau lurus. 

Adapun gerakannya dapat dilakukan dengan salto dan pantulan. 

Gerakan melayang dilakukan dengan dua tahap, yaitu layangan pertama dan layangan kedua.




4. Mendarat

Pendaratan dilakukan dari gerak akhir melayang hingga kedua kaki menyentuh lantai atau matriks pendaratan. 

Hal-hal yang harus diperhatikan saat melakukan pendaratan adalah sebagai berikut.

- Menjaga keseimbangan badan dengan melenturkan kaki dan sikap kaki terbuka,  tetapi  tidak terlalu lebar.


- Badan dalam keadaan rileks dan tidak kaku sehingga dapat menekuk lutut, pinggul, dan mengangkat kedua lengan.


- Mendarat dengan jarak minimal 2 meter dari kuda-kuda atau peti lompat.


- Mendarat harus dengan dua kaki menyentuh lantai atau matras terlebih dahulu.



Kesalahan-kesalahan dalam ketrampilan gerak lompat jongkok tumpuan ujung peti lompat, yaitu sebagai berikut.

- Awalan lari kurang cepat.

- Tolakan kedua kaki tidak bersamaan.

- Peti lompat tidak tercapai dengan baik.

- Tahanan tangan di peti.

- Lompat kurang kuat.

- Kedua tungkai tidak ditarik mendekati dada saat tangan menolak.

- Pendaratan kedua kakikurang bersamaan dan tidak berurutan.



"Waktu dan kesehatan adalah dua aset berharga yang tidak dikenali dan dihargai sampai keduanya hilang." - Denis Waitley

Buku PJOK Kurikulum Merdeka

Referensi Bulanan

Trending Post